Soil Stabilizer KESIMPULAN DAN SARAN 82

kompatibilizer berlebih, akan menurunkan sifat mekanis. Penambahan jumlah NR-g-PS yang sama film dari campuran NRPS pada mol ratio 8020 memiliki kuat tarik yang baik dibanding mol ratio yang lain A.Y. Coran, dkk; 1981 dan C. Nakason dkk, 2006, 2008. Epoksi karet alam ENR dicampur dengan epoksi resin dengan adanya curing agent dapat memperbaiki sifat mekanis pada penambahan ENR tidak lebih dari 5 phr, tetapi interaksi permukaan karet – epoksi resin dapat diperbaiki dengan adanya gugus epoksi berlebih, rigiditas gugus epoksi dan kristalinitas rendah mempengaruhi sifat mekanis A.Y. Coran, dkk; 1981. ENR dan PS dapat dicampur tanpa adanya kompatibilizer, ENR dibuat secara in-situ dan PS disintesis dalam fase emulsi. Seterusnya dicampur dalam fase lateks untuk membuat lembaranfilm TPE dengan metoda casting. Sifat termal dan sifat mekanisnya diselidiki S. Akhtar dkk, 1987. TPE juga dapat dibuat dari campuran antara limbah polietilena WPE, karet reclaim RR dan abu terbang FA hasil pembakaran batu bara, diperoleh TPE dengan kuat tarik, kuat impak dan sifat keras komposit lebih baik dengan adanya Si-69.

2.2. Soil Stabilizer

Soil stabilizer adalah bahan yang dapat digunakan untuk stabilisasi tanah, sehingga tanah memiliki daya dukung lebih baik. Soil stabilizer dapat berupa emulsi polimer yang dapat larut dalam air sehingga dapat diaplikasikan dengan mudah menggunakan peralatan yang sederhana. Bahan ini selain mudah penanganannya juga dapat mengering cepat dialam terbuka karena kontak dengan udara luar serta membentuk lapisan yang kenyal dan keras. Bahan ini dapat digunakan sebagai stabilizer, soil binder maupun sebagai pelapis permukaan tanah untuk perkerasan jalan, erosi tanah pada bahu jalan raya di daerah perbukitan dan untuk mengendalikan debu. Jika digunakan pada jalan dengan lalu lintas padat dan berat, perlu dilakukan penyemprotan ke permukaan jalan secara berkala untuk membantu mempertahankan kualitas permukaan dan menghilangkan debu gambar 2.1. Penggunaan pada jalan dengan jumlah lalu lintas sedang dan ringan perlu juga dilakukan perbaikan lapisan setiap dua atau tiga tahun sekali, karena bahan ini akan rusak karena kondisi lingkungan. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. a. Jalan tanpa treatment dengan soil stabilizer, berdebu. b. Jalan setelah ditreatment dengan soil stabilizer , bebas debu. Kinerja lateks polimer biasa kurang maksimal pada agregat yang mengandung tanah liat, oleh karena itu tidak ada penambahan bentonit. Sebenarnya bahan ini sangat mudah pemakaiannya karena bahan ini dapat dicampur dengan air dan digunakan untuk melapisi permukaan areal dengan cakupan minimal dua manfaat. Pengerjaannya mudah karena cepat mengering menjadi lapisan yang keras dan kenyal, yang akan menangkap partikel tanah dan agregat bebas, yang akan memberi manfaat stabilisasi permukaan tanah. Biasanya 60 dari produk yang disarankan dilarut dengan air dan disemprotkan ke agregat dan dicampur menggunakan rototiler, setelah itu dipadatkan gambar. Selanjutnya 40 sisanya dilarutkan dengan air dan disemprotkan diatas permukaan jalan untuk memberikan konsentrasi yang tinggi di permukaan. Jadi bahan ini dapat berfungsi sebagai pengikat binder agregat dan sebagai pelapis permukaan jalan. Jalan ini dapat bertahan sampai 5 tahun, bahkan kursi roda pun masih dapat berjalan dengan baik diatasnya Roger B.,2000. a b Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2. a. Pengerjaan pelapisan permukaan jalan dengan soil stabilizer. b. penyemprotan material jalan dengan soil stabilizer Gambar 2.3. Jalan dengan Lapisan Soil Stabilizer, dapat dilintasi kursi roda dengan baik. Beberapa perusahaan telah berhasil memproduksi dan memasarkan soil sealant dengan nama Soil Sement, bahkan produknya telah disertifikasikan. Engeneers EDGE Solutions by Design telah memproduksi soil sement untuk mengendalikan bahan-bahan khusus particulate matter ukuran 10 – 2,5 mikron, sertifikasi pertama pada tahun 2002. Soil sement efektif karena karbon indeksnya tinggi mengikat partikel tanah jalan dan meningkatkan kohesi diantara semua partikel. Seperti halnya permukaan yang dengan soil sement, polimer di jalan lebih keras dan tampak seperti beton. Sertifikasi ulang dilakukan a b Universitas Sumatera Utara pada 16 Agustus 2005 oleh California Air Resource Board CARB dan Program CalCert Environmental Technology Certification membuatnya efektif dalam mengurangi emisi partikulate matter PM dari jalan raya tanpa aspal. Soil sement juga dapat digunakan untuk mengendalikan emisi yang mengandung naturally occurring asbestos NOA. Penggunaan soil stabilizer polimer dapat untuk mencegah erosi tanah pada bahu jalan raya gambar 2.4.a bahkan telah digunakan untuk stabilisasi landasan pacu lapangan terbang gambar 2.4.b Wu Dong, 2008. Gambar 2.4. Penggunaan soil stabilizer sebagai a kontrol erosi tanah sekitar bahu jalan raya. b. untuk stabilisasi landasan pacu pesawat Senai Airport. Soil stabilizer polimer juga telah dilakukan uji untuk stabilisasi pada permukaan tanah liat yang disebut dengan STW. Pengaruh penambahan STW pada permukaan tanah liat dapat meningkatkan kuat tekan, kuat geser, stabilitas terhadap air dan ketahanan erosi secara signifikan. Hasil uji lapangan menunjukkan permukaan tanah liat yang telah diolah dengan STW tanaman lebih subur karena soil stabilizer polimer dapat menahan humus jika terjadi curah hujan, sementara permukaan tanah liat tanpa penambahan STW terlihat lebih tandus akibat terjadi erosi pada humus di permukaan tanah J. Liu et al; 2011. Hasil uji lapangan dapat terlihat seperti gambar berikut: a b Universitas Sumatera Utara Gambar 2.5. Soil stabilizer sebagai penahan humus tanah pada lereng bukit a Lahan yang telah distabilkan dengan STW, b Tanpa distabilkan dengan STW

2.3. Polystyrena