Sedimentasi. Flokulasi. Laleks Polystyrena Graft Maleat Anhidrida Dan Lateks Polyester Tak Jenuh Yukalac 157 BQTN-EX dengan Lateks Pekat Karet Alam Sebagai Perekat Material Jalan (Soil Stabilizer)

R = tetapan gas 8,314 x 10 7 erg mol -1 K -1 T = suhu mutlak K N = tetapan Avogadro 6,02 x 10 23 mol -1 Η = viskositas medium Poise r = jari-jari koloid cm. Yazid, 2005.

2.9.2. Ketidakstabilan Emulsi Breaking emulsion.

Emulsi merupakan sistem yang tidak stabil secara termodinamik karena adanya interksi yang tidak menguntungkan antara fase polar dengan fase nonoplar. Sistem ini memiliki kecendrungan untuk meminimalisir kontak permukaan antara dua fase yang berbeda dengan menggabungkan partikel kecil ke dalam partikel yang besar. Yang pada akhirnya, fase akan terpisah, menyebabkan emulsi menjadi ‘rusak’. Ketidakstabilan emulsi dapat disebabkan oleh mekanisme transpor massa molekul serta supramolekul.

1. Sedimentasi.

Creaming atau sediementasi merupakan salah satu prinsip mekanisme ketidakstabilan yang dilihat pada emulsi. Partikel emulsi mengumpal atau mengendap jika perbedaan densitas berada diantara fase terdispersi dan fase pendispersi. Gaya gesekan terjadi pada partikel tunggal dengan hasil ukuran yang diberikan dalam persamaan Stokes, yang mana menjelaskan kecepatan dari kenaikan dan penurunan gerakan dari partikel sebagai fungsi dari radius partikel. Persamaan kecepatan Stokes menggambarkan sejumlah informasi penting. Gaya gesek yang meningkat karena pergerakan dari partikel bergantung pada viskositas dari fase kontinyu. Peningkatan viskositas fase luar atau penuruan ukuran partikel dapat merubah stabilitas dari emulsi. Juga, penurunan ukuran partikel atau perbedaan densitas antara dua fase menyebabkan penuruan kecepatan Stokes. Kesimpulannya, faktor yang membatasi kegunaan dari persamaan Stokes untuk memprediksi proses penggumpalan atau pengendapan adalah fraksi volume dispersi yang tinggi, fenomena flokulasi, muatan listrik partikel, kristalisasi sebagian dari molekul fase dispersi, dan adanya lapisan penyerap Weiss, 2002. Universitas Sumatera Utara

2. Flokulasi.

Flokulasi merupakan proses dimana dua atau lebih partikel menjadi satu dan membentuk agregat tanpa kehilangan keutuhan masing-masing. Flokulasi bergantung pada frekuensi tabrakan partikel dan efisiensi dari tabrakan itu sendiri. Agar dua partikel berflokulasi, energi potensial dari pasangan partikel harus negatif pada jarak yang terpisah. Seberapa kuat partikel tersebut terikat satu sama lain bergantung pada kedalam dari potensial itu sendiri. Interaksi tetesan-tetesan dapat ditingkatkan jika suatu senyawa ditambahkan ke dalam fase pendispersi yang akan menyebabkan penjembatanan antara dua tetesan. Faktor lain yang meningkatkan ketertarikan antara dua tetesan adalah kehidrofobikan dari permukaan tetesan atau bergantung pada interaksi terjadi pada penambahan polimer ke dalam fase pendispersi. Interaksi yang tidak diinginkan dapat dikurangi jika sifat-sifat antar-muka, seperti ketipisan lapisan atau densitas lapisan antar-muka, dari emulsi tersebut berubah.

3. Penggabungan Tetesan Coalescense.