2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN DAN TUJUAN PEMBERIAN IRIGASI
Menurut Hasan et al 1980 diacu dalam Wahyudi 1987, irigasi didefinisikan sebagai usaha memberikan air ke dalam tanah dengan maksud untuk mempertahankan kelembapan tanah guna
pertumbuhan tanaman. Tujuan pemberian irigasi antara lain adalah : 1.
Memenuhi kebutuhan air pada waktu dan jumlah yang tepat untuk pertumbuhan tanaman yang baik.
2. Untuk memberikan jaminan panen pada saat musim kemarau yang panjang.
3. Untuk mendinginkan tanah dan atmosfer, sehingga menimbulkan lingkungan yang baik untuk
pertumbuhan tanaman. 4.
Untuk mencuci atau mengurangi garam dalam tanah. 5.
Untuk mengurangi erosi tanah. 6.
Untuk melunakkan pembajakan dan gumpalan tanah. Penambahan air ke lahan pertanian dimaksudkan agar kebutuhan air tanaman dapat terpenuhi
secara seragam ke seluruh daerah perakaran tanaman.
2.2 DISTRIBUSI AIR DAN CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI
2.2.1 Distribusi Air
Menurut Kalsim 2003, secara umum metode distribusi air dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu :
a. Aliran kontinyu continuous flow
Disebut juga dengan “proportional flow”. Air mengalir kontinyu di seluruh sistem saluran dan terbagi secara proporsional untuk mengaliri seluruh areal usaha tani. Debit aliran disesuaikan dengan
perubahan keperluan air tanaman selama periode irigasi. Cara ini terutama diterapkan untuk daerah- daerah dimana air irigasi berlimpah atau di daerah-daerah yang terjadi banyak perambesan.
b. Aliran tetap fixed flow
Metode ini sama dengan aliran kontinyu akan tetapi debit dibuat tetap konstan selama periode irigasi.
c. Rotasi atau sistem mati-hidup on-off system
Setiap petakan usaha tani menerima air secara giliran pada waktu dan debit yang telah ditentukan sebelumnya. Rotasi juga dipakai dalam sistem saluran. Dengan kata lain suatu saluran apakah
mengalirkan air dengan kapasitas penuh atau tidak sama sekali. Cara ini diterapkan untuk daerah- daerah yang tidak mempunyai air irigasi yang berlimpah dimana air itu dapat ditahan dengan baik.
Kebanyakan irigasi pompa dan waduk yang menerapkan dengan cara ini. d.
“On demand” Pada prinsipnya petani bebas memanfaatkan air sebagaimana ia lihat dan rasakan. Akibatnya,
aliran akan kontinyu tetapi debit berfluktuasi di semua saluran. Untuk membatasi fluktuasi tersebut kebebasan petani seringkali dibatasi dengan suatu atau beberapa cara.
3
2.2.2 Macam Sistem Irigasi
Sistem irigasi dibedakan menjadi dua, yaitu sistem irigasi gravitasi dan sitem irigasi non gravitasi. Sistem gravitasi yaitu tergantung sepenuhnya terhadap gaya berat, sedangkan sistem non
gravitasi tidak tergantung pada gaya berat sehingga dibutuhkan energi dari luar untuk mengalirkan air atau biasa disebut dengan irigasi pompa. Berdasarkan sistem irigasi gravitasi, lahan pertanian dibagi
menjadi dua, yaitu lahan pertanian yang dapat diairi irrigable land, dan lahan pertanian yang tidak dapat diairi non irrigable land Jensen 1980 diacu dalam Wahyudi 1987.
Terdapat dua hal yang mengharuskan sistem irigasi menggunakan pompa, yaitu sumber air irigasi berasal dari airtanah atau sumber air irigasi berada lebih rendah dibandingkan dengan lahan
pertanian dan sumber air irigasi yang lokasinya jauh dari lahan pertanian. Sistem irigasi airtanah merupakan suatu sitem irigasi yang memanfaatkan airtanah dengan cara
mengangkat air melalui pemompaan untuk digunakan sebagai input bagi produksi pertanian.
Gambar 1. Sistem pemanfaatan irigasi airtanah Secara empiris pengelolaan usaha tani dan penggolongan irigasi airtanah baik yang berskala
besar maupun kecil tidak berada dalam satu manajemen. Namun, penyediaan irigasi airtanah tidak akan bermakna tanpa adanya usaha tani yang memanfaatkannya. Sehingga eksistensi irigasi airtanah
merupakan bagian integral dari sitem usaha tani Sumaryanto dan Pakpahan 1999 diacu dalam Munir 2003. Dengan pengembangan irigasi airtanah sebagai sumber air irigasi pada daerah pertanian
diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian, intensitas tanam dan pola tanam. Dengan demikian dapat meningkatkan pendapatan dalam rangka pengentasan kemiskinan, bahkan dalam
kondisi tertentu dapat menyediakan air minum bagi masyarakat dan ternak di sekitarnya Sumaryanto dan Pakpahan 1999 diacu dalam Munir 2003.
2.2.3 Cara Pemberian Air Irigasi