22 Tahun normal terjadi apabila peluang terlewati sebesar 50, tahun kering apabila peluang
terlewatinya 80 dan tahun basah apabila peluang terlewatinya 20 . Berdasarkan analisiss software RAINBOW dapat diketahui bahwa wilayah Jonggol akan mengalami tahun normal pada periode
ulangan 2 tahun, tahun kering pada periode ulangan 1.25 tahun, dan tahun basah pada periode ulangan 5 tahun.
Kebutuhan air irigasi pada tahun normal, kering, dan basah dapat diketahui dengan memasukan data curah hujan dari software RAINBOW Tabel 4 ke program CROPWAT 8.0. Hasil yang
diperoleh dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Kebutuhan air irigasi pada tahun normal, kering, dan basah
Musim Tanam MT
Tanaman Kebutuhan Air Irigasi mm
Tahun Normal
Tahun Kering
Tahun Basah
MT 1 Padi
143.8 442.8
86.7 MT 2
Padi 448.3
672.8 295.8
MT 3 Kacang Hijau
10.0 266.4
0.0 Sumber : Program CROPWAT 8.0
5.2 EFISIENSI IRIGASI
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemanfaatan air irigasi pada tanaman sehingga dapat mengurangi efisiensi irigasi, antara lain perkolasi, rembesan, dan penguapan. Biasanya, ketiga
faktor tersebut terjadi pada saat air irigasi didistribusikan. Perkolasi akan semakin tinggi jika jaringan irigasi hanya dilapisi oleh tanah, dibandingkan dilapisi oleh plastik. Penguapan akan semakin kecil
jika air disalurkan melalui jaringan pipa dibandingkan saluran terbuka. Perkolasi, rembesan, dan penguapan yang semakin besar, efisiensi irigasi pun akan semakin kecil.
Pada program CROPWAT 8.0 dapat diketahui bahwa perkolasi pada MT 1 sebesar 841.8 mm, MT 2 sebesar 565.2 mm, sedangkan pada MT 3 tidak mengalami perkolasi. Adanya penggenangan
pada tanaman padi, memungkinkan terjadinya perkolasi pada MT 1 dan MT 2. Hasil tersebut mempengaruhi efisiensi penggunaan air irigasi pada tanaman.
Air aktual actual water yang dimanfaatkan oleh tanaman pada MT 1 sebesar 452.5 mm, MT 2 sebesar 414.7 mm, dan MT 3 sebesar 302.5 mm. Tanaman tidak mengalami kekurangan hasil
produksi yang disebabkan oleh defisiensi air, ini ditunjukkan dengan yield reduction 0.0. Menurut Etcheverry et al. dalam Munir 1993, tingkat efisiensi distribusi air irigasi pada irigasi
pompa lebih tinggi daripada irigasi gravitasi, yaitu 95 untuk irigasi pompa dan 60-90 untuk irigasi gravitasi. Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan, efisiensi penyaluran dari sumber air ke saluran
sebesar 57, sedangkan efisiensi penyaluran di lapang yakni dari saluran ke petakan sawah sebesar 73. Efisiensi penyaluran ini sangat kecil untuk irigasi pompa yang menggunakan saluran tertutup.
Hal ini dikarenakan banyak terjadi kebocoran pada pipa dorong penyalur. Pipa dorong yang digunakan kebanyakan telah melewati umur ekonomisnya. Selain itu penyebab rendahnya efisisiensi
penyalur adalah pemasangan sambungan yang kurang tepat sehingga air dapat keluar dari pipa.
23
5.3 KINERJA TEKNIS JARINGAN IRIGASI
Kinerja jaringan irigasi menentukan pemanfaatan air irigasi yang sampai ke lahan pertanian. Semakin baik jaringan irigasi yang digunakan, maka air irigasi yang diberikan semakin optimal dan
kehilanagn air pun dapat diminimalkan. Jaringan irigasi yang digunakan kelompok Tani Mekartani II dibagi menjadi dua, yaitu saluran
tertutup pipa dan saluran terbuka dari tanah. Saluran pipa memiliki kinerja yang baik dikarenakan hampir tidak terjadi kehilangan air irigasi. Sedangkan saluran terbuka dapat menyebabkan kehilangan
air irigasi yang disebabkan oleh perkolasi, perembesan, maupun penguapan. Sumber air irigasi berasal dari Sungai Cikarang dengan jarak dari sungai ke saluran sepanjang
250 m. Distribusi air dari sungai ke saluran melalui pipa dengan diameter 4 inchi, kemudian dari saluran air mengalir secara gravitasi ke lahan pertanian. Dinding dan dasar saluran terbuat dari tanah
dan bagian atas saluran terbuka. Saluran pipa pada kelompok Tani Mekartani II kurang dimanfaatkan dengan baik sehingga
efisiensi irigasi yang dihasilkan kecil. Penyebabnya adalah banyak terjadi kebocoran pada pipa dan sambungan yang kurang tepat.
Gambar 9. Diagram pendistribusian air irigasi di lokasi penelitian
Gambar 10. Sungai Cikarawang
Saluran
24 Gambar 11. Mesin penggerak 8 pk
Gambar 12. Pompa 4 inchi
Gambar 13. Pipa dorong Gambar 14. Saluran
Gambar 14. Lahan pertanian
5.4 ANALISIS KELAYAKAN PENGGUNAAN POMPA SEBAGAI SISTEM