pengadilanlah yang akan memutuskan, apakah debitur wanprestasi atau tidak. Somasi adalah teguran dari si kreditur kepada debitur agar dapat memenuhi
prestasi sesuai dengan isi perjanjian yang telah disepakati antara keduanya.
30
E. Onrechtmatige Daad
Onrechtmatige daad diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi perbuatan melawan hukum. Perbuatan melawan hukum ini sudah menjadi
kebiasaan dalam praktik perkara perdata dan yang menjadi acuan dasar hukumnya yaitu Pasal 1365 KUH Perdata yang menyatakan bahwa “Tiap perbuatan
melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”.
Sebelum tahun 1919, Belanda mengartikan perbuatan melawan hukum sebatas melanggar peraturan-peraturan yang tertulis. Akan tetapi sejak kasus
Lindenbaum versus Cohen tahun 1919, perbuatan melawan hukum tidak hanya melanggar perbuatan peraturan yang sifatnya tertulis, namun diartikan secara luas,
yakni:
31
1. Perbuatan yang bertentangan dengan hak orang lain; 2. Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku;
3. Perbuatan yang bertentangan dengan kesusilaan; 4. Perbuatan yang bertentangan dengan kepatutan atau keharusan yang terdapat
dalam masyarakat terhadap diri atau barang orang lain.
30
Salim, Op.Cit, hal. 9.
31
Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum, Pendekatan Kontemporer, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hal. 1-9
Sesuai dengan ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata, suatu perbuatan dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum harus memenuhi unsur-unsur
sebagai berikut:
32
a. Perbuatan tersebut haruslah perbuatan yang melanggar hukum; b. Perbuatan tersebut membawa kerugian terhadap orang lain;
c. Adanya unsur kesalahan dalam perbuatan yang merugikan tersebut. Unsur kesalahan merupakan unsur mutlak berlakunya ketentuan Pasal
1365 KUH Perdata, jika unsur kesalahan tidak ditemukan, maka berlakulah ketentuan Pasal 1366 KUH Perdata yang menyatakan bahwa : Setiap orang
bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang hati-hatinya”.
Sedangkan dalam Rancangan Hukum Perikatan Nasional, rumusan perbuatan melawan hukum sebagai berikut:
33
1 Perbuatan melawan hukum adalah tiap pelanggaran hak orang lain dan perbuatan atau kelalaian yang bertentangan dengan kewajiban menurut
undang-undang atau dengan suatu kepatutan yang harus diindahkan dalam masyarakat menurut hukum tertulis kecuali ada dasar yang membenarkan.
2 Barang siapa melakukan perbuatan melawan hukum, yang dipertanggungjawabkan kepadanya, diwajibkan memberi ganti rugi kepada
pihak yang menderita akibat perbuatan itu. 3 Pelakunya dapat dipertanggungjawabkan atas suatu perbuatan melawan
32
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Op.Cit, hal. 42
33
Syamsul Arifin, Op.Cit, hal. 164-165
hukum, apabila hal itu adalah karena kesalahannya atau karena sesuatu sebab yang menurut undang-undang atau menurut pendapat yang berlaku dalam
masyarakat adalah merupakan tanggungjawabnya. Mengenai pertanggungjawaban di atas, Mahadi membedakannya menjadi
tanggung jawab individual dan tanggung jawab kualitatif. Pada tanggung jawab individual yang dipertanyakan adalah siapa yang bersalah. Sedangkan, yang
dipersoalakan pada tanggung jawab kualitatif adalah siapa yang bersalah dan siapa yang harus memikul resiko atas terjadinya perbuatan melawan hukum
tersebut.
34
Adapun dasar hukum yang dipakai dalam tanggung jawab kualitatif diatur dalam Pasal 1367, 1368 dan 1369 KUH Perdata.
34
Ibid, hal. 167
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG MESIN HEMODYALISA DI RUMAH