Keteguhan Rekat Kayu Lapis

volumenya pun semakin kecil sehingga kerapatan kayu lapis yang dihasilkan akan semakin tinggi. Hasil uji lanjut Duncan, faktor jenis perekat menunjukkan bahwa faktor perekat tidak berpengaruh nyata terhadap kerapatan kayu lapis. Kerapatan rata- rata kayu lapis dengan menggunakan perekat UF adalah 0,57 gcm³ perekat MF adalah 0,54 gcm³ serta 0,60 gcm³ untuk kayu lapis dengan menggunakan perekat PF. JAS 2003 tidak mensyaratkan nilai kerapatan pada kayu lapis. Pengujian kerapatan kayu lapis hanya untuk melihat keseragaman dari ketebalan vinir dan penyebaran perekat. Dilihat dari hasil pengujian kerapatan untuk kayu sengon dan sungkai nilainya cukup seragam.

4.3 Keteguhan Rekat Kayu Lapis

Keteguhan rekat merupakan tolak ukur yang utama dalam menganalisa kualitas perekatan. Keteguhan rekat merupakan nilai kekuatan yang mampu dicapai atau dipertahankan oleh kayu yang direkat. Hasil pengujian keteguhan rekat secara lengkap tercantum pada Lampiran 3, sedangkan untuk hasil rata-rata nilai keteguhan rekat untuk setiap kayu lapis tertera pada Gambar 6. Nilai rataan keseluruhan keteguhan rekat kayu lapis adalah 7,07 kgcm² hingga 23,20 kgcm². Keteguhan rekat yang paling tinggi tersebut adalah kayu lapis dari kayu sungkai dengan jenis perekat MF ulangan ke-2, sedangkan untuk nilai keteguhan rekat kayu lapis yang paling rendah adalah kayu lapis dari kayu sengon dengan perekat UF dengan ulangan ke-4. 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 20,00 Sengon Sungkai 9,20 13,10 10,06 14,96 12,16 18,54 K et eg u h an R ekat kg c m ² Jenis Kayu UF MF PF JAS 2003 Gambar 6 Histogram nilai keteguhan rekat Berdasarkan Gambar 6, keteguhan rekat rata-rata untuk kayu lapis sungkai yang direkat menggunakan perekat UF adalah 13,10 kgcm², untuk perekat MF adalah 14,96 kgcm² dan 16,65 kgcm² untuk kayu lapis sungkai yang direkat menggunakan perekat PF. Nilai rata-rata keteguhan rekat kayu lapis dari jenis kayu sengon yang direkat menggunakan perekat UF adalah 9,20 kgcm², perekat MF 10,06 kgcm² dan 10,32 kgcm² untuk kayu lapis sengon menggunakan perekat PF. Hasil analisis statistik keteguhan rekat kayu lapis terhadap dua faktor yaitu jenis kayu dan jenis perekat dapat dilihat pada Lampiran 9. Hasilnya menunjukkan bahwa faktor jenis perekat dan jenis kayu berpengaruh nyata terhadap keteguhan rekat. Hasil analisis statitik pada faktor jenis kayu menunjukkan bahwa keteguhan rekat kayu lapis jenis sungkai berbeda nyata dengan keteguhan rekat kayu lapis jenis sengon. Hal ini diduga karena berat jenis kayu penyusun kayu lapis dan kerapatan panil memiliki perbedaan yang signifikan antara dua jenis kayu tersebut. Berat jenis kayu sungkai sebesar 0,63, sengon 0,33. Keteguhan rekat kayu lapis sungkai sebesar 15,53 kgcm² dan untuk kayu lapis sengon keteguhan rekatnya sebesar 9,86 kgcm². Vick 1999 menyatakan bahwa kerapatan kayu berkorelasi positif terhadap kekuatan rekatnya. Pada kayu yang berkerapatan tinggi, mempunyai dinding sel yang lebih tebal dan volume rongga sel yang lebih kecil, sedangkan kayu yang berkerapatan rendah dinding selnya tipis sehingga volume rongga selnya lebih besar. Dinding sel yang lebih tebal memilki kemampuan menahan beban yang lebih besar dibandingkan kayu dengan dinding sel tipis. Kekuatan garis perekat diduga dipengaruhi oleh jenis kayu, suhu dan lama pengempaan dan kadar air vinir waktu melakukan perekatan. Jenis kayu berhubungan dengan sifat perekatannya, yang mana dipengaruhi oleh zat ekstraktif dan anatomi dari kayu tersebut, suhu dan lama pengempaan berhubungan dengan lama kematangan perekat, dan kadar air berhubungan dengan kemudahan bahan perekat masuk ke permukaan vinir yang akan direkat. Hasil uji lanjut Duncan pada faktor jenis perekat menunjukkan bahwa keteguhan rekat kayu lapis menghasilkan nilai yang sama antara kayu lapis dengan tipe perekat PF 15,349 kgcm 2 dengan perekat MF 12,509 kgcm 2 , jenis perekat MF 12,509 kgcm 2 dengan UF 11,152 kgcm 2 dan berbeda nyata antara kayu lapis yang menggunakan perekat PF 15,349 kgcm 2 dengan UF 11,152 kgcm 2 , hasil analisis dapat dilihat pada Lampiran 9. Hal ini disebabkan masing-masing jenis perekat memiliki sifat dan kandungan bahan yang tidak sama. Pemakaian jenis perekat yang berbeda juga akan menghasilkan nilai keteguhan rekat yang berbeda pula. Perekat PF memiliki keteguhan rekat yang paling tinggi dibandingkan dengan perekat UF dan MF. Hal itu diduga karena PF memiliki kekuatan dan daya tahan perekatan yang tinggi. Perekat PF sangat tahan terhadap air dingin dan panas Tsoumis 1991. Pengujian perekat ini dalam keadaan basah, dimana perekat yang mengandung fenol mempunyai daya rekat paling kuat bila kayu lapis dalam kondisi basah. Hal ini terjadi karena fenol merupakan pelarut non-polar yang bersifat menolak air Fengel 1995 dalam Ruhendi 2000. Berat jenis suatu perekat mempengaruhi kemudahan perekat menembus pori-pori kayu sebagai sirekat. Semakin tinggi berat jenis suatu perekat akan semakin sulit bagi perekat tersebut untuk melakukan penetrasi masuk ke dalam pori-pori kayu, terutama pada kayu yang berkerapatan tinggi. Hal ini disebabakan rendahnya volume rongga sel pada kayu yang berkerapatan tinggi sehingga perekat mengalami kesulitan untuk masuk ke dalam rongga sel. Kekentalan perekat juga menentukan penyebaran dari suatu perekat. Perekat yang mempunyai kekentalan tinggi keadaannya lebih stabil dibandingkan dengan perekat dengan kekentalan rendah. Sehingga daya atraksinya daya adhesi perekat dan sirekat tinggi. Tetapi jika perekat terlalu encer maka jarak antara perekat dan sirekat menjadi jauh, sehingga daya atraksinya rendah. Kekentalan perekat yang tinggi akan menyebabkan kesulitan kontak antara perekat dan sirekat, sebaliknya semakin encer perekat, akan semakin mudah melakukan kontak dengan sirekat tetapi kekuatan rekatnya semakin berkurang. Untuk mendapatkan sifat perekatan yang tinggi maka kekentalan perekat harus diatur jangan sampai terlalu kental maupun terlalu encer Ruhendi 2000. Viskositas dari masing-masing perekat pada suhu 25°C adalah 0,8-1,6 poise untuk UF, MF dan untuk perekat PF sebesar 2,20 poise. Berdasarkan standar JAS 2003 yang mensyaratkan keteguhan rekat kayu lapis minimal 8,24 kgcm 2 , maka nilai keteguhan rekat untuk kedua jenis kayu lapis dengan tipe masing-masing perekat telah memenuhi standar.

4.4 Persentase Kerusakan Kayu Lapis