3.3.3.2Pengempaan Panas hot press
Pengempaan panas hot press dilakukan selama 5 menit dengan tekanan sebesar 10 kgcm
2
dan dengan suhu untuk perekat UF 110-115ºC, perekat MF 120-125ºC dan perekat PF 130-135ºC. Pengempaan panas ini mengunakan alat
mesin hott press.
3.3.3.3 Pengkondisian Kayu Lapis
Kayu lapis disimpan conditioning selama satu-dua minggu sebelum dibuat contoh uji.
3.3.4 Pengujian Kayu Lapis
Pengujian kayu lapis berdasarkan standar JAS Japanese Agricultural Standard for Plywood no. 232 tahun 2003.
3.3.4.1 Pembuatan Contoh Uji
Pengujian yang dilakukan meliputi uji kadar air, kerapatan, keteguhan rekat serta kerusakan kayu. Pengambilan contoh uji untuk setiap lembar kayu lapis masing-masing
lima buah untuk pengujian keteguhan rekat dan dua buah untuk pengukuran kerapatan dan kadar air kayu lapis. Contoh uji diambil dari beberapa bagian panel kayu lapis yang
dianggap dapat mewakili seluruh bagian panel kayu lapis tersebut. 30 cm
30 cm
Gambar 1 Pola Pemotongan contoh uji
A B
C
Keterangan: B,C
= Keteguhan rekat dan Kerusakan Kayu 2.5 cm x 8.14 cm
A = Kadar air dan Kerapatan
7,5 cm x 7,5 cm
3.3.4.2 Pengujian Kadar Air
Pengujian kadar air kayu lapis berdasarkan JAS No. 232 Tahun 2003 yaitu contoh uji sebanyak dua buah dengan ukuran 7,5 cm x 7,5 cm
. Contoh uji diambil dari beberapa bagian panel kayu lapis yang dianggap dapat mewakili seluruh bagian
panel kayu lapis tersebut
. Timbang berat awal sampel uji kemudian masukan kedalam oven dengan suhu 103±3°C sampai berat sampel uji konstan dan timbang
berat kering tanur sampel tersebut. Nilai kadar air dihitung dengan menggunakan rumus :
Kadar air = − ��
�� � 100
Keterangan : KA
= Kadar air BA
= Berat awal g BKT = Berat kering tanur g
3.3.4.3 Pengujian Kerapatan
Contoh uji berukuran 7,5 cm x 7,5 cm ditimbang dalam kondisi kering udara, lalu diukur panjang, lebar dan tebal untuk mendapatkan nilai volume
contoh uji kayu lapis. Kerapatan kayu lapis dihitung dengan rumus:
� = �
Keterangan:
� =
Kerapatan gcm³
m =
Massa contoh uji g
v =
Volume contoh uji cm³
3.3.4.4 Pengujian Keteguhan Rekat dan Kerusakan Kayu
Ukuran contoh uji keteguhan rekat menurut
standar JAS No. 232 Tahun 2003 yaitu lebar 2,5 cm dan panjang 8,14 cm. Takik uji dibuat dengan kedalaman 23
dari tebal vinir inti dengan panjang bidang geser 2,5 cm.
A. Pengujian Keteguhan Rekat untuk Tipe I Perlakuan pendahuluan sebelum pengujian dilakukan adalah sebagai
berikut: a. Contoh uji direbus pada air mendidih dengan suhu 100°C
selama 5 jam b. Contoh uji dikeringkan dalam oven 60°C selama 16-20 jam
c. Contoh uji kemudian direbus kembali pada air mendidih dengan suhu 100°C selama 5 jam
d. Contoh uji kemudian direndam dalam air dingin selama 16-20 jam
B. Pengujian Keteguhan Rekat untuk Tipe II Perlakuan pendahuluan sebelum pengujian dilakukan adalah sebagai
berikut: a. Contoh uji direndam dalam air pada suhu 60±3°C selama tiga
jam b. Contoh uji kemudian didinginkan dalam air dingin sampai
mencapai suhu kamar c. Pengujian dilakukan segera setelah dingin dalam keadaan
basah.
1. Untuk menghitung nilai keteguhan rekat diperoleh dengan rumus :
KR = KGT x Koefisien Keterangan :
KR = Nilai keteguhan rekat kgmm
2
KGT = Nilai keteguhan geser tarik kgmm
2
2. Nilai Keteguhan geser tarik diperoleh dengan dengan rumus : ��� = ��
Keterangan : KGT = Nilai keteguhan geser tarik kgmm
2
B = Beban tarik kg
p = Panjang bidang geser mm
l = Lebar bidang geser mm
2.5 cm
2.5 cm 2.5 cm 2.5 cm
4 cm
Gambar 2Contoh uji keteguhan rekat Nilai kerusakan kayu dihitung dengan rumus:
Kerusakan Kayu = Luas kerusakan cm
2
Luas Bidang geser cm
2
Berikut adalah diagram alir proses pembuatan sampai pengujian kayu lapis prosedur penelitian.
Persiapan Log
Pemotongan Log
Vinir Kering KA 6-8 Pengupasan Log
Pengeringan Vinir
Perekatan Vinir
Pengempaan Panas
Vinir
Conditioning Kayu Lapis UF, MF, PF
Pengujian JAS 2003
Pemotongan Vinir
- Kadar Air
- Kerapatan
- Keteguhan Rekat
- Kerusakan Kayu
Assembly Time 5 menit
T=UF 110 °C, MF 120 °C PF 130 °C: P = 10 kgcm
2
, t = 5 menit
2 minggu, suhu ruangan
Gambar 3 Diagram alir prosedur penelitian
Tabel 2 Rasio antara tebal lapisan core dengan lapisan face dan koefisiennya
No. Rasio antara tebal lapisan inti
dengan lapisan muka Koefisien
1 1,5 - 2,0
1,1
2
2,0 - 2,5 1,2
3
2,5 - 3,0 1,3
4 3,0 - 3,5
1,4
5 3,5 - 4,0
1,5
6
4,0 - 4,5 1,6
7
≥ 4,5 1,7
Sumber : Standar JAS Japanese Agricultural Standard for Plywood No.232 Tahun 2003
3.4 Analisis Data
Pengolahan data sifat fisis dan mekanis kayu lapis dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS v 16. Model rancangan percobaan
yang digunakan pada penelitian ini adalah faktorial RAL Rancangan Acak Lengkap. Analisis data sifat fisis dan mekanis kayu lapis menggunakan dua
faktor, yaitu faktor A jenis log yaitu log Sengon dan Sungkai dan faktor B jenis perekat yaitu UF, MF, dan PF yang masing-masing menggunakan 5 ulangan.
Model rancangan percobaan statistik yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
Dimana :
�
= Nilai pengamatan pada jenis kayu ke-i, jenis perekat ke-j, dan ulangan ke-k
= Rataan umum = Pengaruh utama jenis kayu ke-i sengon dan sungkai
= Pengaruh utama jenis perekat ke-j UF, MF, PF = Pengaruh interaksi antara jenis kayu ke-i dan jenis perekat ke-j
�
= Pengaruh acak yang menyebar normal θ, σ
ε 2
Perlakuan yang dinyatakan berpengaruh terhadap respon dalam analisis statistik, kemudian diuji lanjut dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test