berbentuk sederhana. Diameter pori pada batas lingkaran tumbuh rata-rata 262 mikron dan di antara lingkaran tumbuh 170 mikron dan berjumlah 7,7 mm².
Kayu sungkai mempunyai berat jenis rata-rata sebesar 0,63 0,52-0,73. Kayu ini termasuk kelas kuat II-III dan kelas awet III. Kayu ini sangat cocok
digunakan untuk rangka atap karena ringan dan cukup kuat. Selain daripada itu digunakan juga untuk tiang rumah dan jembatan. Kayu ini mempunyai gambar
yang menarik berupa garis-garis indah sehingga baik digunakan untuk vinir mewah. Perekatan vinir dengan urea formaldehida menghasilkan kayu lapis yang
memenuhi persyaratan standar Jepang Martawijaya et al. 1981.
2.4 Kayu Lapis plywood
Kayu lapis adalah suatu produk yang diperoleh dengan cara menyusun bersilangan tegak lurus vinir yang diikat dengan perekat, minimal tiga lapis SNI
1992. Menurut Bowyer et al. 2003 kayu lapis merupakan sebuah produk panel dari lembaran vinir yang direkatkan bersama-sama sehingga arah seratnya tegak
lurus dari beberapa vinir kayu dan sejajar atau searah panel. Tsoumis 1991 mengemukakan bahwa, kayu lapis adalah produk panel yang terbuat dengan
merekatkan sejumlah lembaran vinir atau merekatkan lembaran vinir pada kayu gergajian, dimana kayu gergajian sebagai intinyacore. Arah serat pada lembaran
vinir untuk face dan core adalah saling tegak lurus. Keunggulan kayu lapis dibandingkan dengan kayu solid adalah
dimensinya lebih stabil, tidak pecahretak pada pinggirnya jika dipaku, keteguhan tarik tegak lurus serat lebih besar, ringan dibandingkan luas permukaanya, bidang
yang luas dapat ditutup dalam waktu yang singkat, kuat pegang sekrupnya relatif tinggi serta tekstur dan serat dapat disergamkan sehingga corak atau polanya bisa
simetris. Berdasarkan penggunaannya, kayu lapis dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu kayu lapis eksterior dan kayu lapis interior. Kayu lapis eksterior yaitu kayu lapis yang dibuat dengan menggunakan bahan perekat yang tahan terhadap
pengaruh cuaca luar. Kayu lapis interior adalah kayu lapis yang dibuat dengan menggunakan perekat yang tahan terhadap pengaruh kelembaban tetapi tidak
tahan terhadap pengaruh cuaca luar Tsoumis 1991.
2.5 Vinir
Kayu lapis terbuat dari vinir-vinir kayu yang direkatkan dengan perekat. Vinir merupakan lembaran kayu tipis dengan ketebalan antara 0,24 mm sampai
6,00 mm yang diperoleh dengan cara menyayat atau mengupas kayu bulat log. Vinir bisa membuat permukaan produk kayu menjadi lebih menarik dan dapat
meningkatkan kekuatan Baldwin 1994. Tsoumis 1991 mengemukakan bahwa ada tiga metode pengupasan vinir,
yaitu: 1. Rotary Cutting: kayu dikupas berlawanan dengan mata pisau. Pisau akan
memotong atau mengupas kayu setebal vinir yang dikehendaki. Mengerjakan dengan cara ini akan menghasilkan vinir yang lebar dan dapat digulung dengan
alat penggulung. Selanjutnya dipotong menurut standar ukuran. Vinir hasil pengupasan dengan mesin rotary biasanya dipergunakan dalam pembuatan kayu
lapis tipe ordinary. 2. Slicing: Pisau bergerak horizontal maju dan mundur dan ada juga yang
bergerak vertikal naik turun. Dengan cara ini akan didapatkan vinir yang lebih banyak dan pola corak yang baik pula. Vinir yang dihasilkan biasanya
dipergunakan untuk tipe kayu lapis mewah fancy plywood. 3. Sawing: Metode ini merupakan metode lama dan sekarang sudah jarang
digunakan. Vinir yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi tidak ada “loose” dan
“tight” serta digunakan untuk produk-produk khusus seperti alat musik.
2.6 Perekat dan Perekatan