Kayu Sungkai Peronema canescens Jack.

bangunan perumahan terutama di daerah pedesaan, untuk peti, papan partikel, papan serat, papan wol semen, pulp dan kertas, kelom dan barang kerajinan Pandit dan Kurniawan 2008. Menurut Nuralexa 2009 mengemukakan bahwa kayu sengon small diameter log mempunyai persentase kayu gubal sebesar 81,4 dan kayu teras sebesar 18,6. Persentase kayu juvenil sebanyak 100. Nilai sifat fisis kayu sengon small diameter log yang meliputi kadar air kayu berkisar antara 9,96- 11,61 dengan rata-rata sebesar 10,68, Berat jenis kayu sebesar 0,36 pada bagian luar dan 0,34 pada bagian dalam dan kerapatan sebesar 0,40 gcm³ pada bagian dalam.

2.3 Kayu Sungkai Peronema canescens Jack.

Nama botanis dari pohon sungkai adalah Peronema canescens Jack. dari famili Verbenaceae. Nama daerah dari pohon ini adalah sekai, sungkai, sungkih Sumatera; longkai, lurus, sungkai Kalimantan; jati sabrang, sungke Jawa. Pohon ini tersebar di daerah Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat dan di seluruh Kalimantan. Ciri umum dari pohon ini ialah tinggi 20-25 m, panjang batang bebas cabang sampai 15 m, diameter 60 cm atau lebih, batang lurus dan sedikit berlekuk dangkal, tidak berbanir, ranting penuh dengan bulu halus. Kulit luar berwarna kelabu atau sawo muda, beralur dangkal dan mengelupas kecil-kecil tipis. Sungkai tumbuh di dalam hutan hujan tropis dengan tipe curah hujan A sampai C pada tanah kering atau sedikit basah dengan ketinggian 600 m dari permukaan laut. Ciri umum dari kayu sungkai adalah warna kayu teras berwarna krem atau kuning muda, warna kayu gubal sukar dibedakan dengan kayu teras. Tekstur kayu kasar dan tidak merata. Arah seratnya lurus dan kadang-kadang bergelombang. Permukaan kayu agak kesat. Pada bidang radial nampak jelas garis-garis lurus yang disebabkan oleh lingkaran tumbuh. Ciri anatomi dari kayu ini adalah pori-pori kayu tersusun dalam tata lingkar dengan batas kayu awal dan kayu akhir yang nampak jelas. Bentuk pori bundar, soliter dan hanya sebagian kecil yang berpasangan. Bidang perforasi berbentuk sederhana. Diameter pori pada batas lingkaran tumbuh rata-rata 262 mikron dan di antara lingkaran tumbuh 170 mikron dan berjumlah 7,7 mm². Kayu sungkai mempunyai berat jenis rata-rata sebesar 0,63 0,52-0,73. Kayu ini termasuk kelas kuat II-III dan kelas awet III. Kayu ini sangat cocok digunakan untuk rangka atap karena ringan dan cukup kuat. Selain daripada itu digunakan juga untuk tiang rumah dan jembatan. Kayu ini mempunyai gambar yang menarik berupa garis-garis indah sehingga baik digunakan untuk vinir mewah. Perekatan vinir dengan urea formaldehida menghasilkan kayu lapis yang memenuhi persyaratan standar Jepang Martawijaya et al. 1981.

2.4 Kayu Lapis plywood