Kerapatan Kayu Lapis HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengukuran kadar air rata-rata menunjukkan adanya peningkatan dari kadar air kayu awal atau kadar air vinir 6-8 menjadi 9,27 hingga 13,78 untuk kadar air kayu lapis. Hal ini terjadi karena perekat yang dilaburkan mengandung air, sehingga pada waktu pemberian panas disertai tekanan, sebagian air diuapkan dan sebagian terperangkap masuk dalam vinir kayu lapis. Kadar air kayu lapis dipengaruhi oleh kadar air kayu yang direkat, perekat dan air yang dihasilkan dari proses perekatan Ruhendi et al. 2000. Kadar air vinir sebelum direkatkan adalah 6-8. Kadar air vinir sangat berpengaruh pada proses perekatan. Kadar air vinir yang sangat rendah mengakibatkan pengeringan perekat yang terlalu diniawal sebelum perekat menyebar merata. Hal ini disebabkan oleh adanya penyerapan perekat oleh kayu secara cepat sehingga proses pengaliran dan penetrasi perekat ke dalam kayu akan terhambat. Apabila kadar air vinir terlalu tinggi akan menyebabkan pengenceran terhadap larutan perekat yang dilaburkan sehingga mobilitas perekat menjadi tinggi, dimana pada saat kayu dikempa perekat akan keluar dari garis perekatannya Ruhendi et al. 2000. Standar JAS 2003 mensyaratkan bahwa standar kadar air kayu lapis maksimal 14, maka nilai kadar air kayu lapis yang dihasilkan dari jenis kayu sengon dengan ketiga tipe perekat sudah memenuhi standar. kadar air kayu lapis untuk jenis kayu sungkai dengan ketiga tipe jenis perekat sudah memenuhi standar JAS 2003.

4.2 Kerapatan Kayu Lapis

Kerapatan merupakan hasil perbandingan antara massa kayu dengan volumenya pada saat kering udara Haygreen and Bowyer 2003. Hasil pengujian kerapatan kayu lapis secara lengkap disajikan pada Lampiran 2, sedangkan nilai rata-ratanya tertera pada Gambar 5. Hasil pengujian kerapatan papan kayu lapis yang dibuat berkisar antara 0,43 gcm³ hingga 0,68 gcm³. Berdasarkan Gambar 5, nilai kerapatan tertinggi terdapat pada kayu lapis sungkai dengan menggunakan perekat PF 0,63 gcm³, sedangkan untuk nilai rata-rata kerapatan terendah adalah kayu lapis sengon dengan menggunakan perekat MF 0,48 gcm³. Gambar 5 Histogram nilai kerapatan kayu lapis Kerapatan kayu lapis ditentukan oleh vinir, komponen perekat dan proses pembuatannya. Kualitas vinir baik dengan cacat rendah, ketebalan homogen dan kualitas perekat baik serta pelaburan yang relatif merata, akan diperoleh kerapatan kayu lapis yang relatif sama Tan 1992. Hasil analisis statistik kerapatan kayu lapis tertera pada Lampiran 8. Hasilnya menunjukkan bahwa faktor jenis kayu berpengaruh nyata terhadap kerapatan kayu lapis, sedangkan faktor jenis perekat tidak berpengaruh nyata terhadap kerapatan kayu lapis. Hasil analisis statistik menunjukkan kerapatan kayu lapis dari jenis kayu sengon berbeda nyata dengan kayu lapis dari jenis kayu sungkai. Hal tersebut diduga karena pengaruh dari kerapatan kayu penyusun kayu lapis tersebut. Kerapatan kayu sengon adalah 0,30-0,50 gcm³ sedangkan rataan nilai kerapatan yang dihasilkan kayu lapis sengon adalah 0,47 gcm³ hingga 0,62 gcm³ dengan nilai rata-rata sebesar 0,53 gcm³. Kayu sungkai dengan nilai kerapatan sekitar 0,36-0,56 gcm³ sedangkan kerapatan kayu lapis yang dihasilkan dari kayu sungkai adalah 0,54 gcm³ hingga 0,68 gcm³ dengan nilai rata-rata sebesar 0,61 gcm³. Kerapatan kayu lapis yang dihasilkan lebih tinggi daripada kerapatan kayu penyusunya. Hal itu diduga dalam pembuatan kayu lapis dilakukan pengempaan panas, sehingga akan terjadi pemadatan bahan baku vinir. Semakin lama pengempaan maka semakin kecil ketebalan kayu lapis yang dihasilkan dan 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 Sengon Sungkai 0,54 0,61 0,48 0,60 0,56 0,63 ke rap atan gc m ³ Jenis Kayu UF MF PF volumenya pun semakin kecil sehingga kerapatan kayu lapis yang dihasilkan akan semakin tinggi. Hasil uji lanjut Duncan, faktor jenis perekat menunjukkan bahwa faktor perekat tidak berpengaruh nyata terhadap kerapatan kayu lapis. Kerapatan rata- rata kayu lapis dengan menggunakan perekat UF adalah 0,57 gcm³ perekat MF adalah 0,54 gcm³ serta 0,60 gcm³ untuk kayu lapis dengan menggunakan perekat PF. JAS 2003 tidak mensyaratkan nilai kerapatan pada kayu lapis. Pengujian kerapatan kayu lapis hanya untuk melihat keseragaman dari ketebalan vinir dan penyebaran perekat. Dilihat dari hasil pengujian kerapatan untuk kayu sengon dan sungkai nilainya cukup seragam.

4.3 Keteguhan Rekat Kayu Lapis