5 Tempat Umpan.
Tempat umpan umumnya terletak di dalam bubu. Umpan terdiri dari dua macam, yaitu umpan yang dicacah menjadi potongan-potongan kecil dan
umpan yang tidak dicacah. Umpan yang dicacah biasanya dibungkus menggunakan tempat umpan yang terbuat dari kawat atau plastik. Umpan
yang tidak dicacah biasanya hanya diikatkan pada tempat umpan dengan menggunakan kawat atau tali.
Keistimewaan bubu sebagai alat tangkap tradisional Monintja dan Martasuganda 1990 adalah :
1 Pembuatan alat mudah dan murah;
2 Pengoperasiannya mudah;
3 Kualitas hasil tangkapan segar;
4 Tidak merusak sumberdaya secara ekologis maupun teknis; dan
5 Dapat dioperasikan di tempat-tempat dimana alat tangkap lain tidak bisa
dioperasikan. Monintja dan Martasuganda 1990 menjelaskan beberapa faktor yang
menyebabkan ikan dasar, ikan karang dan udang terperangkap dalam bubu, yaitu : 1
Tertarik umpan; 2
Digunakan sebagai tempat berlindung; 3
Karena sifat thigmotaksis ikan itu sendiri; dan 4
Digunakan sebagai tempat beristirahat sewaktu ikan bermigrasi. Bahan yang digunakan oleh nelayan untuk membuat badan bubu sangat
bergantung pada ketersediaan bahan pembuat di lokasi pemukiman nelayan. Di Indonesia bubu masih banyak yang terbuat dari bahan alami seperti bambu, kayu,
maupun rotan. Hal ini terlihat pada bubu tambun yang bahan utamanya adalah bambu Nugraha 2008.
2.4.3 Kelengkapan alat dalam unit penangkapan ikan
2.4.3.1 Kapal
Berdasarkan Statistik Kelautan dan Perikanan Indonesia, kapal perikanan terdiri atas kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut
http:www.pipp.dkp.go.idpipp2kapalapi_index.html. kapal penangkap ikan dikelompokkan menjadi:
1 Perahu Tanpa Motor Non Powered boat;
Perahu tanpa motor adalah perahu yang digerakkan menggunakan tenaga penggerak dayung atau layar. Ada kalanya tipe perahu ini dibuat dari satu
batang pohon utuh yang dilubangi, namun ada juga yang ditambah dengan beberapa keping papan. Umumnya tipe perahu ini digunakan untuk
mengoperasikan jenis-jenis alat penangkap ikan yang berukuran relatif kecil, seperti colok, sejenis jaring insang berukuran kecil yang dioperasikan di
perairan sekitar pantai, pancing ulur, tomba, alat pengumpul dan sebagainya: 2
Perahu Motor Tempel Outboard motor; dan Perahu motor tempel adalah kapal atau perahu yang digerakkan menggunakan
tenaga penggerak mesin atau motor yang dipasang di perahu pada saat dioperasikan dan dilepaskan kembali pada saat selesai dioperasikan. Mesin
atau motor tersebut dinamakan “motor tempel” atau “outboard engine”. 3
Kapal Motor Inboard motor. Kapal motor dikelompokkan lagi berdasarkan bobotnya. Bobot kapal
dinyatakan dalam Gross Tonnage GT. Kapal motor berdasarkan bobot dikelompokkan menjadi kapal motor 5 GT, 5-10 GT hingga 200 GT.
Mesin kapal diletakkan di ruang mesin di dalam bangunan kapal. Tipe kapal motor umumnya digunakan untuk mengoperasikan berbagai jenis alat
penangkap ikan yang berukuran besar, misalnya pukat udang, pukat cincin, jaring insang skala besar, rawai tuna, huhate dan sebagainya.
Kapal pengangkut, sebagaimana namanya, kapal ikan hanya berfungsi sebagai alat pengangkut, baik mengangkut nelayan dari fishing base ke fishing
ground dan sebaliknya, maupun melakukan pengangkutan hasil tangkapan dan
perbekalan. Jenis alat penangkap ikan yang dalam pengoperasiannya memerlukan bantuan kapal pengangkut adalah bagan tancap, bagan rakit, jermal, sero dan
sebagainya Diniah 2008. Wudianto et al 1988 menyatakan bahwa untuk mengoperasikan bubu di
perairan dekat pantai dapat digunakan kapal motor berukuran 2 – 3 GT, sedang untuk perairan lepas pantai sebaiknya digunakan kapal berukuran lebih dari 40
GT. Kapal pada pengoperasian bubu tambun digunakan selain untuk membantu nelayan menuju lokasi pemasangan bubu juga untuk menyimpan hasil tangkapan.
2.4.3.2 Nelayan