Definisi dan klasifikasi Konstruksi alat tangkap bubu traps

dalam pembuatan bubu bermacam-macam, seperti benang, kawat, rotan, bambu maupun bahan lainnya Subani dan Barus 1989.

2.4.1 Definisi dan klasifikasi

Alat tangkap bubu tambun termasuk klasifikasi perangkap dan penghadang. Perangkap traps dan penghadang guiding barriers adalah semua alat penangkap ikan yang berupa jebakan yang bersifat pasif Subani dan Barus 1989. Menurut von Brandt 2005, traps adalah salah satu alat tangkap menetap yang umumnya berbentuk kurungan. Ikan dapat masuk dengan mudah tanpa ada pemaksaan, tetapi sulit keluar atau lolos, karena dihalangi dengan berbagai cara. Di tambahkan oleh Sainsburry 1982 bahwa pada dasarnya traps bersifat statis pada saat dioperasikan, sehingga efektivitasnya bergantung pada gerakan renang ikan. Pada prinsipnya ikan masuk ke dalam perangkap dimaksudkan sebagai tempat berlindung. Konstruksi alat dibuat sedemikian rupa, sehingga bila ikan telah masuk ke dalamnya tidak dapat melarikan diri Gunarso 1985. Bubu portable traps yaitu perangkap yang mempunyai satu atau dua pintu masuk. Alat tersebut dipasang di dasar atau di atas permukaan dasar perairan selama jangka waktu tertentu. Untuk menarik perhatian ikan, kadang-kadang di dalam atau di luar perangkap tersebut diberi umpan berupa ikan, kulit kambing atau kelapa Baskoro 2005. Bubu tambun adalah alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan karang. Alat tangkap ini termasuk klasifikasi bubu dasar karena dioperasikan di dasar perairan karang. Bahan pembuat bubu tambun sebagian besar terbuat dari anyaman serutan bambu Susanti 2005.

2.4.2 Konstruksi alat tangkap bubu traps

Secara garis besar bubu tambun tediri atas bagian-bagian badan body, mulut funnel atau ijeb dan pintu. Badan bubu sebagai rongga tempat ikan terkurung. Mulut bubu berbentuk seperti corong dan merupakan tempat ikan masuk tetapi tidak dapat keluar. Sementara pintu bubu merupakan tempat pengambilan hasil tangkapan Subani dan Barus 1989. Pada umumnya bubu terdiri atas beberapa bagian, yaitu sebagai berikut: 1 Rangka; Rangka bubu terbuat dari bahan yang kuat dan mampu mempertahankan bentuk rangka saat operasi penangkapan ikan dan proses penyimpanan bubu. Pada umumnya rangka bubu dibuat dari besi atau baja, namun di beberapa tempat rangka bubu dibuat dari papan atau kayu. Di barat laut Brazil, nelayan tradisional setempat menggunakan kayu mangrove sebagai rangka pada bubu rock lobster . Di Kanada dan Barat laut Amerika Serikat, bubu lobster tradisional dibuat dari kayu, tetapi kini plastik digunakan sebagai bahan pembuat bubu. Beberapa jenis bubu yang dibuat dari rangka yang fleksibel seperti rotan, bambu atau kawat besi dan baja. Pada beberapa jenis bubu rangkanya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dilipat untuk mengefektifkan ruang yang dibutuhkan untuk menyimpan bubu di atas kapal. 2 Badan Bubu; Badan pada bubu moderen biasanya terbuat dari kawat, nylon, baja, bahkan plastik. Pemilihan material badan bubu bergantung pada kebudayaan atau kebiasaan masyarakat setempat, kemampuan pembuat dan ketersediaan material, serta biaya dalam pembuatan. Selain itu, pemilihan material bergantung pula pada target hasil tangkapan dan kondisi daerah penangkapan. Di beberapa tempat masih dijumpai badan bubu yang terbuat dari anyaman rotan dan bambu. 3 Mulut bubu; Mulut bubu memiliki beberapa tipe yang berbeda-beda. Salah satunya adalah yang berbentuk lubang corong bagian dalam mengarah ke bawah dan ukuran dipersempit untuk menyulitkan ikan keluar dari bubu. Jumlah mulut bubu bervariasi ada yang hanya satu buah dan ada pula yang lebih dari satu. 4 Pintu bubu; dan Pintu bubu adalah bagian dari badan bubu yang digunakan sebagai jalan untuk memudahkan nelayan mengeluarkan hasil tangkapan. Pada beberapa jenis bubu lobster, posisi pintu bubu berada di bagian atas. 5 Tempat Umpan. Tempat umpan umumnya terletak di dalam bubu. Umpan terdiri dari dua macam, yaitu umpan yang dicacah menjadi potongan-potongan kecil dan umpan yang tidak dicacah. Umpan yang dicacah biasanya dibungkus menggunakan tempat umpan yang terbuat dari kawat atau plastik. Umpan yang tidak dicacah biasanya hanya diikatkan pada tempat umpan dengan menggunakan kawat atau tali. Keistimewaan bubu sebagai alat tangkap tradisional Monintja dan Martasuganda 1990 adalah : 1 Pembuatan alat mudah dan murah; 2 Pengoperasiannya mudah; 3 Kualitas hasil tangkapan segar; 4 Tidak merusak sumberdaya secara ekologis maupun teknis; dan 5 Dapat dioperasikan di tempat-tempat dimana alat tangkap lain tidak bisa dioperasikan. Monintja dan Martasuganda 1990 menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan ikan dasar, ikan karang dan udang terperangkap dalam bubu, yaitu : 1 Tertarik umpan; 2 Digunakan sebagai tempat berlindung; 3 Karena sifat thigmotaksis ikan itu sendiri; dan 4 Digunakan sebagai tempat beristirahat sewaktu ikan bermigrasi. Bahan yang digunakan oleh nelayan untuk membuat badan bubu sangat bergantung pada ketersediaan bahan pembuat di lokasi pemukiman nelayan. Di Indonesia bubu masih banyak yang terbuat dari bahan alami seperti bambu, kayu, maupun rotan. Hal ini terlihat pada bubu tambun yang bahan utamanya adalah bambu Nugraha 2008.

2.4.3 Kelengkapan alat dalam unit penangkapan ikan