Pemberian pupuk organik berpengaruh positif terhadap tanaman karena selain menyumbangkan hara makro, meskipun dalam jumlah rendah, juga dapat
memperbaiki sifat-sifat tanah baik sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Menurut Musnamar 2003 fungsi pupuk organik secara umum adalah sebagai berikut:
1 Meningkatkan kesuburan tanah, dengan adanya penambahan unsur hara,
humus dan bahan organik kedalam tanah menimbulkan efek residual, yaitu berpengaruh dalam jangka panjang.
2 Pemberian pupuk organik menyebabkan terjadinya perbaikan struktur
tanah sehingga sifat fisik dan kimia tanah ikut diperbaiki. Pemberian pada tanah berpasir menyebabkan daya ikat tanah meningkat. Sedangkan pada
tanah berlempung akan membuat daya ikat air menjadi tinggi, daya ikat tanah terhadap unsur hara meningkat, serta drainase dan tata udara tanah
dapat diperbaiki. Tata udara tanah yang baik dengan kandungan air cukup akan menyebabkan suhu tanah lebih stabil serta aliran air dan aliran udara
tanah menjadi lebih baik. 3
Memperbaiki sifat biologi tanah dan mekanisme jasad renik. Pemberian pupuk organik akan meningkatkan populasi musuh alami mikroba tanah
sehingga menekan aktivitas saprofitik dari patogen tanaman.
2.4. Karakteristik Hara N, P dan K dalam Tanah
Unsur N dalam tanah berasal dari bahan organik tanah, pengikatan N udara oleh mikroorganisme, pupuk dan air hujan. Unsur N di dalam tanah terdapat
dalam berbagai bentuk yaitu: protein bahan organik, senyawa-senyawa amino, amonium NH
4 +
dan nitrat NO
3 -
. Perubahan-perubahan bentuk N dalam tanah dari bahan organik melalui beberapa proses yaitu aminisasi, amonifikasi, dan
nitrifikasi. Hilangnya N dari tanah diantaranya adalah karena digunakan oleh tanaman atau mikroorganisme, N dalam bentuk NH
4 +
dapat diikat oleh mineral liat jenis illit sehinga tidak dapat digunakan oleh tanaman, N dalam bentuk NO
3 -
mudah dicuci oleh air hujan leaching dan proses denitrifikasi Hardjowigeno, 2007.
Unsur P di dalam tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan, dan mineral-mineral di dalam tanah. Jenis P di dalam tanah berupa P-organik dan P-
anorganik. P-anorganik umumya dalam bentuk senyawa dengan Ca atau senyawa- senyawa dengan Fe dan Al Hardjowigeno, 2007. Mobilitas hara P dalam tanah
sangat rendah karena reaksi dengan komponen tanah maupun dengan ion–ion logam dalam tanah seperti Ca, Al, Fe dan lain–lain membentuk senyawa yang
kurang larut dengan tingkat kelarutan berbeda-beda. Reaksi tanah pH memegang peranan sangat penting dalam mobiltas unsur ini Leiwakabessy dan Sutandi,
2004. Jumlah K dalam tanah jauh lebih banyak daripada fosfor. Masalah utama
ialah ketersediaan karena K diikat dalam bentuk-bentuk yang kurang tersedia. Jumlah K yang dapat dipertukarkan atau tersedia bagi tanaman tidak melebihi 1
persen dari seluruh K tanah Soepardi, 1983. Unsur K dalam tanah berasal dari mineral-mineral primer tanah dan pupuk buatan. Hilangnya K dari tanah karena
diserap tanaman terutama tanaman leguminosa, tomat, dan kentang, dan karena pencucian oleh air hujan Hardjowigeno, 2007.
2.5. Karakteristik Hara N, P dan K dalam Tanaman
Tanaman mengambil N terutama dalam bentuk NH
4 +
dan NO
3 -
. Senyawa N digunakan tanaman untuk membentuk asam amino yang akan diubah menjadi
protein dan membentuk klorofil. Senyawa N juga berperan dalam perbaikan pertumbuhan vegetatif tanaman. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup N
memiliki warna yang lebih hijau. Gejala kekurangan N akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan tanaman terbatas, daun-daun menguning
dan gugur. Gejala kelebihan N menyebabkan keterlambatan kematangan tanaman yang diakibatkan terlalu banyaknya pertumbuhan vegetatif, batang lemah dan
mudah roboh serta mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit Hardjowigeno, 2007.
Unsur P berperan dalam proses pemecahan karbohidrat untuk energi. Penyimpanan dan peredarannya keseluruh tanaman dalam bentuk ADP dan ATP.
Unsur P berperan dalam pembelahan sel melalui peranan nukleoprotein yang ada dalam inti sel, Unsur ini juga menentukan pertumbuhan akar, mempercepat
kematangan dan produksi buah dan biji Leiwakabessy dan Sutandi, 2004. Gejala defisiensi P mengakibatkan pertumbuhan terhambat kerdil karena pembelahan
sel terganggu dan daun menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung daun Hardjowigeno, 2007.
Kalium merupakan unsur logam yang paling banyak terdapat dalam cairan sel, yang dapat mengatur keseimbangan garam-garam atau dengan kata lain
mengatur tekanan osmotik dalam sel tanaman sehingga memungkinkan pergerakan air ke dalam akar Gardner et al., 1991. Kalium berperan dalam
pembelahan sel, pembukaan stomata, fotosintesis pembentukan karbohidrat, translokasi gula, reduksi nitrat dan selanjutnya sintesis protein dan dalam aktivitas
enzim Tanaman yang kurang K akan kurang tahan terhadap kekeringan karena K membantu menjaga potensial osmotik dan ketersediaan air pada tanaman Epstein,
1972. Tanaman yang kekurangan K lebih peka terhadap penyakit dan kualitas produksi biasanya rendah, baik daun, buah, maupun biji. Unsur K mudah bergerak
mobile di dalam tanaman sehingga gejala defisiensi K terlihat pada daun tua, pinggir-pinggir daun berwarna coklat. Hal ini terjadi karena daun-daun muda
yang masih tumbuh dengan aktif menghisap K dari daun-daun tua Hardjowigeno, 2007.
2.6. Analisis Tanaman