Sifat dan Ciri Umum Tanah Latosol Karakteristik Tanaman Caisim

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sifat dan Ciri Umum Tanah Latosol

Latosol terbentuk di daerah tropika basah yang mempunyai suhu dan curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan proses pelapukan dan pencucian berlangsung secara intensif. Buringh, 1970. Latosol merupakan kelompok tanah yang memiliki perbedaan horizon tidak jelas, kandungan mineral primer dan hara rendah, pH rendah 4.5-5.5, kandungan bahan organiknya relatif rendah, konsistensinya lemah dan stabilitas agregatnya tinggi, terjadi akumulasi seskuioksida dan pencucian silika. Warna tanah merah, coklat kemerah-merahan atau kekuning-kuningan atau kuning tergantung dari komposisi bahan induk, umur tanah, iklim dan elevasi Dudal dan Soepraptohardjo, 1957. Menurut taksonomi tanah USDA, Latosol termasuk ke dalam Oxic Dystrudept. Latosol memiliki permeabilitas agak lambat hingga sedang dan sangat responsif terhadap pemupukan P Yogaswara, 1977. Kandungan silika yang rendah, seskuioksida tinggi serta kandungan Al dan Fe yang tinggi menyebabkan fosfat mudah terikat lalu membentuk senyawa Al-P dan Fe-P. Hal ini menyebabkan ketersediaan P dalam tanah menjadi rendah atau kurang tersedia bagi tanaman Soepardi, 1983. Pada Latosol terbentuk struktur tanah granular yang merangsang drainase menjadi sangat baik. Sifat lain dari Latosol adalah kapasitas tukar kation rendah. Hal ini disebabkan oleh kadar bahan organik, basa- basa dapat dipertukarkan serta hara tersedia yang rendah. Soepraptohardjo dan Soeharjo, 1978.

2.2. Karakteristik Tanaman Caisim

Tanaman caisim atau Brassica juncea merupakan salah satu tanaman holtikultur yang memiliki klasifikasi sebagai berikut : Divisi Spermathophyta, Sub divisi Angiospermae, Kelas Dicotyledonae, Ordo Brassicales, Famili Brasicaceae, Genus Brassica, Spesies Brassica juncea Rubatzky dan Yamaguchi, 1998. Tanaman ini sangat cocok ditanam pada tanah gembur yang bertekstur lempung dan banyak mengandung humus, subur, serta memiliki drainase yang baik. Syarat tumbuhnya adalah 5-1200 dpl sehingga dapat ditanam pada dataran tinggi maupun dataran rendah. Derajat kemasaman optimum untuk pertumbuhan Brassica juncea berkisar antara pH 6-7 Haryanto, 2003. Untuk sebagian besar tanaman Brassica juncea, suhu pertumbuhan optimum adalah antara 15ºC dan 20ºC Williams, 1993. Penyakit yang menyerang tanaman ini adalah busuk basah Erwinia yang dapat menjadi parah jika tanaman terluka pada waktu kegiatan budidaya. Penyakit akar pekuk dapat menjadi sangat parah dan menyebabkan pertumbuhan kerdil yang nyata, tetapi penyakit bercak daun Alternaria biasanya tidak menjadi masalah. Penyakit rebah semai Phythium spp akan merusak jika tanaman terlalu banyak diairi. Tanaman ini merupakan tanaman yang cepat tumbuh, oleh karena itu pemeliharaan bedengan benih sangat diperlukan untuk mengendalikan gulma Williams, 1993.

2.3. Pupuk Organik