Pengetahuan Dasar TINJAUAN PUSTAKA

berbanir; kulit batang papagan abu-abu coklat, beralur membentuk garis-garis dan bersisik. Kayu teras berwarna merah-coklat muda semu-semu ungu, kayu gubal berwarna putih kemerah-merahan dan mempunyai batas yang jelas dengan kayu teras. Tekstur kayu sangat kasar, arah serat lurus atau agak berpadu, permukaan kayu agak licin, permukaan kayu mengkilap indah. Berat jenisnya adalah 0,53 0,42-0,65, masuk ke dalam kelas kuat III-II. Kayu mindi masuk ke dalam kelas awet IV-V dan berdasarkan hasil uji kubur, jenis kayu ini termasuk kelas awet V. Daya tahannya terhadap jamur pelapuk kayu termasuk kelas II-III. Kayu mindi dapat digunakan untuk peti teh, papan dan bangunan di bawah atap, panil, vinir hias dan sortimen yang berat mungkin baik untuk mebel Martawijaya et al. 1989.

2.1.5 Mahoni Swietenia macrophylla

Kayu Mahoni Swietenia macrophylla memiliki nama lain mahagoni. Terasnya berwarna merah, merah muda kekuningan waktu masih segar kemudian lama-kelamaan berubah menjadi merah tua kecoklatan. Mudah dibedakan dengan gubal berwarna putih kekuningan. Teksturnya halus, sedang sampai agak kasar. Permukaan kayu agak licin dan mengkilap, arah serat tidak teratur menimbulkan corak bervariasi dan indah. Kekerasannya sedang dan agak berat. Rata-rata berat jenis kayu Mahoni adalah 0,62 0,53-0,72 sehingga masuk ke kelas kuat II-III dan kelas awet III. Kayu Mahoni banyak digunakan sebagai perabot rumah tangga, vinir indah dan kayu lapis, barang kerajinan dan perpatungan, barang bubutan, pintu panel, dan komponen alat musik Pandit Kurniawan 2008.

2.2 Pengetahuan Dasar

Finishing Finishing merupakan lapisan paling akhir pada permukaan kayu. Proses ini bertujuan untuk memberikan nilai estetika yang lebih baik pada perabot kayu dan juga berfungsi untuk menutupi beberapa kelemahan kayu dalam hal warna, tekstur, atau kualitas ketahanan permukaan pada material tertentu. Tujuan lainnya adalah untuk melindungi kayu dari kondisi luar cuaca, suhu udara, dll ataupun benturan dengan barang lain. Dengan kata lain untuk menambah daya tahan dan keawetan produk kayu STK 2008. Feirer 1979, diacu dalam Sein 1998, berdasarkan tujuan pemakaian, bahan finishing biasanya dibedakan dengan istilah interior dan eksterior. Interior berarti penggunaan bahan finishing pada material yang berada di luar ruangan. Selanjutnya Feirer mengatakan bahwa bahan finishing ekterior dapat dikelompokkan ke dalam tipe berpenetrasi penetration type dan tipe permukaan surface type. Bahan finishing yang termasuk tipe berpenetrasi adalah bahan pewarna dan bahan pengawet, sedangkan bahan finishing tipe permukaan adalah cat dan pernis. Kedua tipe tersebut sesuai untuk sebagian besar pelaksanaan finishing kayu eksterior. Dilihat dari jenis bahan, pada dasarnya ada dua macam jenis finishing untuk kayu, yaitu : 1. Finishing bahan padat, material ini 100 menutupi permukaan kayu dan menyembunyikan tampak aslinya. Fisik bahan ini berupa lembaran atau rol. Populer untuk pemakaian furniture indoor dengan bahan dasar plywood, MDF, hardboard, softboard, dan jenis lembaran lainnya. 2. Finishing bahan cair, sangat banyak jenis dan variasi aplikasinya. Paling populer digunakan pada seluruh jenis furniture kayu. Bersifat lebih fleksibel daripada finishing dari jenis bahan yang padat. Sangat baik untuk finishing permukaan bidang lebar ataupun melengkung. Pada teknologi terbaru sekarang ini, jenis finishing akhir cairan bisa memiliki kualitas yang sama kuatnya pada permukaan yang lebar pada plywood dan MDF. Jenis bahan finishing cair yang telah digunakan saat ini antara lain : a. Oil Jenis finishing paling sederhana dan mudah aplikasinya. Bahan ini tidak membentuk lapisan film pada permukaan kayu. Oil meresap ke dalam pori-pori kayu dan tinggal di dalamnya untuk mencegah air keluar atau masuk dari pori-pori kayu. Cara aplikasinya dengan menyiram, merendam, atau melumuri benda kerja dengan oil kemudian dibersihkan dengan kain kering. Bahan ini tidak memberikan keawetan pada aspek benturan, goresan ataupun benturan fisik lainnya. b. Politur Bahan dasar finishing ini adalah shellac yang berwujud serpihan atau batangan kemudian dicairkan dengan alkohol. Dalam hal ini, alkohol bekerja sebagai pencair solvent. Setelah diaplikasikan ke benda kerja, alkohol akan menguap. Aplikasi dengan cara membasahi kain sebaiknya yang berbahan katun dan memoleskannya secara berkala pada permukaan kayu hingga mendapatkan lapisan tipis finishing film pada permukaan kayu. Semakin banyak polesan akan membuat lapisan semakin tebal. c. Nitro Cellulose NC Jenis yang saat ini populer dan mudah diaplikasikan adalah NC Nitro Cellulose lacquer. Bahan finishing ini terbuat dari resin Nitrocellulosealkyd yang dicampur dengan bahan solvent yang cepat kering, biasa disebut thinner. Bahan ini tahan air tidak rusak apabila terkena air tapi masih belum kuat menahan goresan. Kekerasan lapisan film NC tidak cukup keras untuk menahan benturan fisik. Meskipun sudah kering, NC bisa dikupas menggunakan bahan pencairnya solventthinner. Cara aplikasinya menggunakan sistem spray semprot dengan tekanan udara. d. Melamine Sifatnya hampir sama dengan bahan lacquer. Memiliki tingkat kekerasan lapisan film lebih tinggi dari lacquer akan tetapi bahan kimia yang digunakan akhir-akhir ini menjadi sorotan para konsumen karena berbahaya bagi lingkungan. Melamine mengandung bahan Formaldehyde paling tinggi di antara bahan finishing yang lain. Formaldehyde ini digunakan untuk menambah daya ikat molekul bahan finishing. Pewarnaan juga lebih bervariasi pada bahan ini. e. Poly Urethane PU Lebih awet dibandingkan dengan jenis finishing sebelumnya dan lebih tebal lapisan filmnya. Bahan finishing membentuk lapisan yang benar- benar menutup permukaan kayu sehingga terbentuk lapisan seperti plastik. Memiliki daya tahan terhadap air dan panas sangat tinggi. Sangat baik untuk finishing produk outdoor, kusen dan pintu luar atau pagar. Proses pengeringannya juga menggunakan bahan kimia cair yang cepat menguap. f. Ultra Violet UV Lacquer Satu-satunya aplikasi yang paling efektif saat ini dengan curtain method. Suatu metode aplikasi seperti air curahan yang membentuk tirai tersebut dengan kecepatan tertentu sehingga membentuk lapisan yang cukup tipis pada permukaan kayu. Disebut UV Lacquer karena bahan finishing ini hanya bisa dikeringkan oleh sinar Ultra Violet UV, paling tepat untuk benda kerja dengan permukaan lebar papan atau plywood. g. Waterbased Lacquer Jenis finishing yang paling populer akhir-akhir ini bagi para konsumen di Eropa. Menggunakan bahan pencair air murni yang paling baik dan resin akan tertinggal di permukaan kayu. Proses pengeringannya otomatis lebih lama dari jenis bahan finishing yang lain karena penguapan air jauh lebih lambat daripada penguapan alkohol ataupun thinner. Namun kualitas lapisan film yang diciptakan tidak kalah baik dengan NC atau melamine. Tahan air dan bahkan sekarang sudah ada jenis waterbased lacquer yang tahan goresan. Keuntungan utama yang diperoleh dari bahan jenis ini adalah lingkungan dan sosial. Di samping para karyawan ruang finishing lebih sehat, reaksi penguapan bahan kimia juga lebih kecil di rumah konsumen. Wagner 1967, diacu dalam Syah 1991 menyatakan bahwa cat adalah campuran dari minyak, pengemulsi, pengering, dan pigmen. Cat adalah campuran zat padat dan zat cair. Zat padat disebut pigmen yang dapat memberikan corakwarna, pemburam, dan sangat baik untuk perlindungan. Pigmen biasanya dibuat dari metal atau mineral. Pigmen putih terbuat dari titanium seng dan timah sedangkan pigmen hitam terbuat dari karbon. Zat cair terdiri dari getah gum dan minyak yang menyebabkan zat padat dapat tersuspensi, cat lebih tahan lama, mudah diaplikasikan, tahan terhadap asam dan basa, serta dapat mengikat partikel-partikel pigmen. Cat dengan sistem pelarut berpenetrasi, baik pada kayu, khususnya memperlambat perkembangan jamur atau menghalangi blue stain Kennedy et al. 1987, diacu dalam Sein 1998. Dalam Wood Handbook 1974 diterangkan bahwa dari semua bahan finishing, cat memberikan perlindungan terbaik pada kayu terhadap gesekan permukaan.

2.3 Metode Aplikasi