16 lebih tinggi dalam meningkatkan kadar hara K tanaman. Perlakuan yang
memberikan respon kadar hara paling baik sejalan dengan parameter produksi yaitu perlakuan 0,75S+1PO dan IS+1PO.
4.1.5 Relative Agronomic Effectiveness RAE
Efektivitas pupuk organik yang diteliti dapat dibandingkan dengan efektivitas pupuk standar, dengan menghitung nilai RAE Tabel 7. Perhitungan
RAE ini menggunakan data produksi, yaitu bobot tongkol tiap petak yang telah dikonversi menjadi ton per ha.
Berdasarkan hasil perhitungan RAE pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa nilai RAE dari setiap perlakuan pupuk organik berkisar antara 93,68 sampai
162,07. Semua perlakuan memiliki persentase lebih tinggi daripada perlakuan standar, kecuali perlakuan 0,75S+1,5PO 93,68. Hasil yang paling tinggi
ditunjukkan oleh perlakuan 1x dosis pupuk standar dengan penambahan 1x dosis pupuk organik rekomendasi yaitu perlakuan 1S+1PO yang mampu mencapai
162,07 atau 1,3 kali lebih banyak daripada perlakuan standar. Hal ini menunjukkan bahwa pemupukan yang menggunakan pupuk organik granul yang
dikombinasikan dengan pupuk standar dosis 1 kali standar maupun yang lebih rendah, lebih efektif dibandingkan dengan hanya menggunakan pupuk standar.
Tabel 7. Nilai RAE Perlakuan
Bobot tongkol tonha Nilai RAE
Standar 12,58
100,00 0,5S+1PO
13,28 114,37
0,5S+1,5PO 13,08
110,34 0,75S+1PO
13,97 128,74
0,75S+1,5PO 12,28
93,68 1S+1PO
15,58 162,07
4.2 Pembahasan
Perlakuan pemupukan dengan penambahan pupuk organik memberikan hasil yang lebih baik terhadap pertumbuhan, produksi, dan kadar hara tanaman.
Hal ini dikarenakan pupuk organik dapat meningkatkan kadar bahan organik tanah, yang dapat memperbaiki baik sifat kimia, fisik maupun biologi tanah
Reinboot et al. 2004; Yusnaeni et al. 2004. Penambahan bahan organik kotoran
17 ayam 20 tha yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik dapat meningkatkan
pH, kadar N-total, dan populasi cacing tanah Yusnaeni et al. 2004. Selanjutnya menurut Purnomo 1995 penambahan pupuk kandanng sapi 20 tha pada tanah
typic Halpudult mampu menurunkan bobot isi tanah 4,74, meningkatkan ruang pori total 2,11, dan meningkatkan air tersedia 4,98, bila dibandingkan dengan
kontrol. Hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa bahan organik dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan pH tanah, meningkatkan kemampuan
tanah untuk mengikat air, dan sumber energi bagi mikroorganisme tanah. Selain itu, bahan organik memiliki KTK yang sangat tinggi.
Peningkatan tinggi tanaman diduga berhubungan dengan peningkatan kadar N tanaman. Menurut Zubachtirodin dan Subandi 2008, tinggi tanaman
dipengaruhi oleh pemberian nitrogen. Pemberian nitrogen dapat berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan memberi warna hijau daun. Warna hijau daun ini
akan membantu dalam proses metabolisme bagi tanaman. Dengan penambahan pupuk organik, ketersediaan hara N di dalam tanah meningkat sehingga hasil
perlakuan dengan pupuk organik memiliki tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan perlakuan kontrol dan standar.
Sebagaimana terhadap pertumbuhan tanaman, kombinasi pupuk organik juga memberikan efek yang lebih tinggi baik terhadap produksi tongkol maupun
bobot segar berangkasan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa rata-rata bobot tongkol perlakuan pemupukan dengan penambahan pupuk organik 1,5-2 kali lebih
tinggi daripada kontrol dan 1,3 kali lebih tinggi daripada standar. Hasil ini menunjukkan bahwa bahan organik dapat meningkatkan produktivitas tanaman.
Hasil penelitian Idris 2008 menunjukkan bahwa pemupukan dengan pemberian bahan organik mampu meningkatkan bobot basah tongkol dengan kelobot dan
bobot kering biji jagung dibandingkan pemupukan konvensional. Selanjutnya, Djuniwati et al. 2003 juga menunjukkan bahwa pemberian bahan organik yang
dikombinasikan dengan pupuk anorganik dapat meningkatkan kadar dan serapan hara N, P, dan K tanaman, sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman
jagung. Nilai RAE menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organik yang
dikombinasikan dengan pupuk standar dengan dosis lebih rendah 0,5S dan
18 0,75S, memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan hanya dengan
memberikan pupuk standar saja. Hal ini berarti meskipun pupuk standar yang digunakan hanya 50 atau 75, bila dikombinasikan dengan pupuk organik,
tetap menunjukkan hasil yang lebih baik daripada dengan pupuk standar saja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pupuk organik granul efektif dalam
budidaya tanaman jagung manis karena dapat meningkatkan produksi tongkol dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik standar.
19
V. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan