13 Hasil analisis ragam untuk analisis tanah setelah penelitian Tabel 3
menunjukkan bahwa pH tanah tidak dipengaruhi oleh perlakuan dan nilai pH tetap dalam kondisi masam yaitu berkisar antara 4,67-4,93. Demikian juga, untuk C-
organik tidak dipengaruhi oleh perlakuan sedangkan N-total dipengaruhi oleh perlakuan. Namun demikian, semua perlakuan yang dikombinasikan dengan
pupuk organik umumnya memiliki pH tanah, N-total, dan C-organik yang cenderung lebih tinggi daripada perlakuan kontrol dan standar. Lebih tingginya
kadar N-total dan C-organik ini dapat disebabkan oleh penambahan pupuk organik yang memiliki kadar N-total sebesar 1 dan C-organik sebesar 15,53
Lampiran 2. Tabel 3 Hasil analisis sifat kimia tanah setelah penelitian
Perlakuan pH H
2
O 1:1 N-total
C-organik Kontrol
4,77 0,22b
2,40 Standar
4,67 0,25ab
2,81 0,5S+1PO
4,83 0,25ab
2,85 0,5S+1,5PO
4,57 0,26a
2,87 0,75S+1PO
4,93 0,27a
2,85 0,75S+1,5PO
4,80 0,28a
2,82 1S+1PO
4,70 0,28a
2,85
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 P=5 dengan uji DMRT
4.1.2 Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis
Hasil analisis ragam Tabel Lampiran 6, 7, dan 8 menunjukkan bahwa perlakuan pemupukan baik pada umur 4, 6, maupun 8 MST berpengaruh sangat
nyata terhadap tinggi tanaman. Hasil uji lanjutnya Tabel 4 menunjukkan bahwa semua perlakuan dengan kombinasi pupuk organik nyata lebih tinggi
dibandingkan perlakuan kontrol dan standar pada umur 4, 6 maupun 8 MST. Pada umumnya, tinggi tanaman meningkat sejalan dengan bertambahnya
umur tanaman. Tinggi tanaman pada umur 6 MST meningkat 2 kali lebih tinggi dibandingkan pada tanaman umur 4 MST, karena pada fase ini titik tumbuh sudah
di atas permukaan tanah, perkembangan akar dan penyebarannya di tanah sangat cepat, dan pemanjangan batang meningkat dengan cepat Subekti et al. 2008.
Hasil perlakuan yang tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dengan dosis 0,75S+1,5PO dan 0,75S+1PO.
14 Tabel 4 Pengaruh Perlakuan terhadap rata-rata tinggi tanaman Jagung Manis
Perlakuan 4 MST
6 MST 8 MST
..........cm.......... Kontrol
59,02b 114,16c
151,77b
Standar 62,52b
134,37b 185,50a
0,5S+1PO 76,62a
150,75ab 194,00a
0,5S+1,5PO 74,01a
150,94ab 196,47a
0,75S+1PO 77,37a
151,89ab 203,47a
0,75S+1,5PO 75,11a
156,68a 210,53a
1S+1PO 73,69a
148,59ab 194,03a
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 P=5 dengan uji DMRT
4.1.3 Produksi Tanaman Jagung Manis
Komponen produksi yang digunakan sebagai parameter adalah bobot tongkol dengan kelobot dan bobot berangkasan segar. Hasil analis ragam Tabel
Lampiran 9 dan 10 menunjukkan bahwa perlakuan pemupukan berpengaruh nyata terhadap bobot tongkol dan bobot berangkasan tanaman jagung.
Tabel 5 Pengaruh Perlakuan terhadap rata-rata bobot tongkol dan bobot berangkasan tiap petak
Perlakuan Bobot tongkol dengan kelobot
Bobot berangkasan ..........kgpetak..........
Kontrol 9,30b
11,08c
Standar 15,10a
17,17bc
0,5S+1PO 15,93a
20,83ab
0,5S+1,5PO 15,70a
19,00ab
0,75S+1PO 16,77a
20,67ab
0,75S+1,5PO 14,73a
20,67ab
1S+1PO 18,70a
25,33a
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 P=5 dengan uji DMRT
Hasil uji lanjut Tabel 5 menunjukkan bahwa semua perlakuan dengan kombinasi pupuk organik pada pada parameter bobot tongkol maupun
berangkasan nyata lebih tinggi daripada perlakuan kontrol, namun tidak berbeda dengan perlakuan standar. Selanjutnya, pengaruh perlakuan dengan pupuk organik
dosis 1 PO 700 kgha tidak berbeda nyata dengan pengaruh perlakuan pupuk organik dosis 1,5 PO 150 kgha. Hal ini dapat disebabkan oleh sifat pupuk
15 organik granul yang slow release, sehingga pengaruhnya didalam tanah diduga
akan terlihat dalam jangka panjang. Rata-rata bobot tongkol dan berangkasan tertinggi dihasilkan oleh perlakuan standar dengan dosis 0,75x dosis standar dan
dosis 1x standar yang dikombinasikan dengan dosis 1x pupuk organik rekomendasi, yaitu masing-masing pada perlakuan 0,75S+1PO dan 1S+1PO.
4.1.4
Kadar Hara Daun Jagung Manis
Hasil analisis ragam untuk kadar hara Tabel Lampiran 11, 12, dan 13 menunjukkan bahwa perlakuan pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadap
persen kadar hara N dan P. Meskipun demikian, pemberian pupuk organik tetap menunjukkan hasil yang lebih baik, dimana semua perlakuan dengan penambahan
pupuk organik memiliki kadar hara N dan P yang cenderung lebih tinggi dibandingkan perlakuan kontrol dan standar. Persen kadar hara N setiap perlakuan
tidak menunjukkan hasil yang berbeda. Hal ini dapat disebabkan oleh kehilangan N di dalam tanah akibat pencucian air hujan atau penguapan, karena hara N
sifatnya mobil baik di dalam tanah maupun tanaman. Seperti yang dikemukakan oleh Caiyan Lu 2010, hara N merupakan unsur yang sangat penting dalam
produksi tanaman jagung, namun tanaman ini hanya dapat menggunakan hampir setengah dari aplikasi pemupukannya karena laju kehilangan N yang tinggi.
Tabel 6 Pengaruh perlakuan terhadap kadar hara NPK Jagung Manis
Perlakuan Kadar Hara dalam Tanaman
N P
K ....................
Kontrol 1,39
0,20 1,22c
Standar 1,80
0,26 1,36bc
0,5S+1PO 1,95
0,27 1,54abc
0,5S+1,5PO 2,10
0,26 1,81ab
0,75S+1PO 1,97
0,28 1,94a
0,75S+1,5PO 1,76
0,27 1,83ab
1S+1PO 1,91
0,28 1,91ab
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 P=5 dengan uji DMRT
Berbeda dengan kadar hara K, hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian perlakuan pemupukan berpengaruh nyata. Hasil uji lanjut Tabel 6
menunjukkan bahwa semua perlakuan dengan penambahan pupuk organik nyata
16 lebih tinggi dalam meningkatkan kadar hara K tanaman. Perlakuan yang
memberikan respon kadar hara paling baik sejalan dengan parameter produksi yaitu perlakuan 0,75S+1PO dan IS+1PO.
4.1.5 Relative Agronomic Effectiveness RAE