Penyulaman, Pemeliharaan, dan Pemanenan Parameter yang dianalisis Analisis Laboratorium

10

3.5.3 Pemupukan

Semua pupuk diberikan bersamaan dengan penanaman, kecuali pupuk Urea dan KCl. Kedua pupuk ini diberikan 2 kali, yaitu setengah dosis pada saat tanam dan setengah dosis pada umur 4 MST. Dosis pupuk masing-masing perlakuan yang digunakan tertera pada Tabel 1. Tabel 1 Dosis pupuk yang digunakan pada petak percobaan Perlakuan Pupuk Organik Urea SP-36 KCl ..........gpetak.......... Kontrol Standar 360 240 180 0,5S+1PO 420 180 120 90 0,5S+1,5PO 630 180 120 90 0,75S+1PO 420 270 180 135 0,75S+1,5PO 630 270 180 135 1S+1PO 420 360 240 180

3.5.4 Penyulaman, Pemeliharaan, dan Pemanenan

Penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam, benih-benih jagung yang tidak tumbuh segera diganti dengan benih yang baru. Penyiangan terhadap gulma dan pendangiran hanya dilakukan sampai tanaman berumur 4 MST. Selain itu, untuk mencegah kekeringan di lahan, dibuat parit-parit kecil disekeliling petakan agar air yang keluar dari petakan tidak terlalu banyak. Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 76 hari.

3.5.5 Parameter yang dianalisis

Pengamatan pertumbuhan tanaman tinggi tanaman dilakukan pada umur 4 MST, 6 MST, dan 8 MST. Tiap petak diambil 10 tanaman contoh secara acak. Tinggi tanaman diukur mulai dari permukaan tanah sampai pucuk daun tertinggi. Selanjutnya, komponen produksi yang diamati yaitu bobot tongkol dengan kelobot dan bobot berangkasan, dan perhitungan nilai RAE berdasarkan bobot tongkol dengan kelobot yang telah dikonversi menjadi tonha. Perhitungan RAE ini digunakan untuk menunjukkan perbandingan persentase hasil produksi tanaman jagung antara standar dan semua perlakuan pupuk organik. Rumus perhitungan nilai RAE yang digunakan adalah sebagai berikut : 11 RAE = Produksi Perlakuan Ferre Soil −Produksi Kontrol Produksi Standar −Produksi Kontrol X 100

3.5.6 Analisis Laboratorium

Analisis kadar hara pada daun tanaman dikerjakan dengan dua metode, yaitu metode Kjeldahl untuk penetapan Nitrogen dan metode pengabuan basah H 2 O 2 dan H 2 SO 4 untuk pengekstrakan Fosfor dan Kalium. Fosfor ditetapkan dengan kolorimetri menggunakan larutan Murphy and Rilley yang kemudian diukur dengan spektrofotometer, sedangkan Kalium diukur dengan flamefotometer. Analisis tanah dilakukan untuk menetapkan pH, N-total, dan C- organik. Pengukuran pH dilakukan dengan H 2 O 1:1, N-total dengan metode Kjeldahl, dan C-organik dengan metode Walkey and Black. 12 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil