1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman jagung merupakan salah satu komoditi pertanian strategis. Salah satu jenis jagung yang paling banyak digemari adalah jagung manis Zea mays
saccharata Sturt. Tanaman ini merupakan jenis jagung yang semakin populer dan banyak dikembangkan untuk dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih
manis dibandingkan jagung biasa. Selain itu, umur produksinya juga lebih singkat 70-80 hari sehingga dianggap sangat menguntungkan. Kebutuhan masyarakat
akan tanaman ini semakin lama semakin meningkat seiring dengan isu ketahanan pangan dan manfaatnya bagi kesehatan. Peningkatan kebutuhan ini harus
diimbangi dengan peningkatan produksi. Namun ada beberapa kendala yang harus dihadapi, yaitu belum cukup tersedianya pupuk, benihbibit unggul, dan kualitas
lahan yang digunakan Kementerian Pertanian, 2009. Pengembangan pertanian di Indonesia saat ini lebih banyak diarahkan
pada pemanfaatan lahan yang mempunyai produktivitas rendah. Hal ini dikarenakan lahan-lahan subur beralih fungsi menjadi tempat pemukiman,
pembangunan sarana dan prasarana sosial Darman, 2008. Salah satu contoh tanah yang dinilai memiliki produktivitas rendah adalah Latosol. Pemanfaatan
Latosol sebagai lahan pertanian dihadapkan pada kendala tingkat kesuburannya, terutama sifat kimia tanah yang kurang mendukung pertumbuhan dan produksi
tanaman. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bahan organik pupuk organik
yang ditambahkan kedalam tanah dapat memperbaiki sifat-sifat tanah baik secara fisik, kimia, maupun biologi tanah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
pemberian pupuk organik yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik dapat meningkatkan pH tanah, KTK tanah, N-total, P dan K tersedia tanah serta
meningkatkan produksi jagung Djuniwati et al. 2003; Yusnaeni et al. 2004; Idris et al. 2008. Penelitian lain menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik yang
dikombinasikan dengan pupuk anorganik memberikan hasil produksi yang lebih baik dibandingkan hanya menggunakan pupuk anorganik saja . Oleh karena itu,
penggunaan pupuk organik pada tanah-tanah yang tingkat kesuburannya rendah
2 karena rendahnya kadar bahan organik tanah maka dalam budidaya tanaman perlu
diaplikasikan, karena dapat meningkatkan produktivitas tanaman sekaligus menjaga produktivitas lahan.
Saat ini, produk pupuk organik yang beredar di masyarakat sudah dibuat sedemikian rupa kemasannya menyerupai pupuk anorganik, karena dosis yang
digunakan lebih rendah daripada dosis bahan organik yang umumnya diberikan pada tanah-tanah marginal, yaitu berkisar dari 10-20 tonha Purnomo, 1995;
Yusnaeni et al. 2004; Idris et al. 2008. Selain itu beberapa pupuk organik diperkaya oleh unsur hara mikro. Sebagai contoh pupuk organik granul Ferre Soil
yang digunakan dalam penelitian ini, tidak hanya mengandung C-organik dan N- total saja, tetapi juga mengadung unsur-unsur hara seperti Mn, Zn, Cu, B, dan Co,
sehingga diharapkan dapat menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman secara optimal.
1.2 Tujuan