Tujuan Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis Karakteristik Latosol

2 karena rendahnya kadar bahan organik tanah maka dalam budidaya tanaman perlu diaplikasikan, karena dapat meningkatkan produktivitas tanaman sekaligus menjaga produktivitas lahan. Saat ini, produk pupuk organik yang beredar di masyarakat sudah dibuat sedemikian rupa kemasannya menyerupai pupuk anorganik, karena dosis yang digunakan lebih rendah daripada dosis bahan organik yang umumnya diberikan pada tanah-tanah marginal, yaitu berkisar dari 10-20 tonha Purnomo, 1995; Yusnaeni et al. 2004; Idris et al. 2008. Selain itu beberapa pupuk organik diperkaya oleh unsur hara mikro. Sebagai contoh pupuk organik granul Ferre Soil yang digunakan dalam penelitian ini, tidak hanya mengandung C-organik dan N- total saja, tetapi juga mengadung unsur-unsur hara seperti Mn, Zn, Cu, B, dan Co, sehingga diharapkan dapat menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman secara optimal.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas pupuk organik granul yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik standar terhadap pertumbuhan, produksi dan kadar hara N, P, K, daun jagung manis pada Latosol Dramaga. 3 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis

Jagung manis sudah sejak lama dikenal oleh bangsa Indian, Amerika. Pada tahun 1832, jagung manis telah banyak ditanam di Amerika dan sampai tahun 1866 telah ada 16 varietas. Jagung manis termasuk keluarga Graminae rumput- rumputan dari suku Maydeae yang pada mulanya berkembang dari jagung tipe dent gigi kuda dan flint mutiara. Jagung ini mempunyai lekukan dipuncak bijinya karena adanya pati keras pada bagian pinggir dan pati lembek pada bagian puncak biji. Tinggi tanaman jagung manis tidak banyak berbeda dengan jagung biasa, namun jagung manis sedikit lebih pendek. Jagung manis termasuk tanaman berumah satu dengan bunga jantan berwarna putih krem. Tanaman ini memiliki jenis bunga yang bersifat monoecious. Bunga jantan mengandung banyak bunga kecil pada ujung batangnya yang disebut tassel. Bunga betina juga mengandung banyak bunga kecil yang ujungnya pendek dan datar, pada saat masak disebut tongkol. Jagung manis berumur lebih genjah dan memiliki tongkol lebih kecil dibandingkan jagung biasa Tim Penulis PS, 2002. Menurut Tracy 1994, Biji jagung manis pada saat masak keriput dan transparan. Biji yang belum masak mengandung kadar gula water-soluble polysccharride, WSP lebih tinggi daripada pati. Kandungan gula jagung manis 4- 8 kali lebih tinggi dibanding jagung normal pada umur 18-22 hari setelah penyerbukan. Sifat ini ditentukan oleh gen sugary su yang resesif.

2.2 Karakteristik Latosol

Latosol terbentuk di daerah yang beriklim tropis sampai sub-tropis dengan curah hujan yang tinggi. Dalam kondisi demikian, hidrolisis dan oksidasi berlangsung sangat intensif dan mineral-mineral silikat cepat hancur. Proses pembentukan tanah seperti ini dikenal dengan istilah latosolisasi. Basa-basa seperti kalium, magnesium, kalium, dan natrium cepat dibebaskan. Selain itu, pembusukan bahan organik juga berlangsung cepat. Pencucian basa-basa, silika, dan bahan organik, meninggalkan seskuioksida dengan kadar yang tinggi pada horizon B. Hal ini yang menyebabkan kapasitas tukar kationnya rendah. Latosol 4 di Indonesia umumnya terbentuk dari batuan induk vulkan, baik tuff maupun beku Soepardi, 1983. Menurut Buckman and Brady 1972, kandungan Al dan Fe yang tinggi pada Latosol menyebabkan fosfat mudah terikat dan membentuk Al-P dan Fe-P yang kurang tersedia bagi tanaman. Menurut klasifikasi Dudal-Soepraptohardjo, Latosol memiliki solum yang dalam, bertekstur klei dengan struktur remah sampai gumpal lemah, konsistensi gembur, warna tanah merah kecoklatan, kejenuhan basa 20-50 , kapasitas tukar kation 15-20 , dan pH H 2 O yang tergolong agak asam yaitu 4,5-6 Soepardi, 1983.

2.3 Nitrogen dalam Tanah dan Tanaman