I. PENDAHULUAN
Udang vaname Litopenaeus vannamei merupakan salah satu komoditas ekspor yang bernilai cukup tinggi pada sektor perikanan. Kementerian Kelautan
dan Perikanan dalam Antara 2010 menargetkan produksi udang pada 2014 sebesar 699 ribu ton, terdiri atas 188 ribu ton udang windu dan 511 ribu ton udang
vaname. Permintaan konsumen dunia terhadap udang rata-rata naik 11,5 per tahun. Hingga saat ini komoditas udang vaname masih merupakan pilihan utama
untuk dibudidayakan oleh petambak. Negara produsen udang yang menjadi pesaing baru Indonesia dalam ekspor udang juga terus bermunculan. Hal ini
dikarenakan udang vaname mempunyai harga pasar yang baik yaitu US 7 per kg, naik 40 dibanding tahun lalu Bisnis Indonesia 2012. Untuk memenuhi
permintaan yang terus meningkat tersebut perlu dilakukan budidaya udang vaname secara intensif.
Penyakit yang sering menjadi masalah utama dalam budidaya udang terutama vaname salah satunya adalah penyakit IMN Infectious Myonecrosis
yang disebabkan oleh infeksi virus IMNV Infectious Myonecrosis Virus Costa et al. 2009. Gejala klinis yang umum terjadi pada udang yang terserang IMNV
adalah munculnya warna putih pada distal abdomen dan kehilangan transparansi pada permukaan tubuhnya. Mortalitas udang yang disebabkan oleh IMNV
mencapai 40-60 di tambak
Tang et al. 2005.
Selain IMNV, penyakit yang sering menyerang udang vaname adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh Vibrio harveyi. Bakteri V. harveyi adalah
salah satu agen penyakit vibriosis yang menyebabkan penyakit udang berpendar serta merupakan patogen oportunistik yang umum dijumpai di lingkungan
pemeliharaan dan bersimbiosis dengan udang atau ikan air laut. Jika kondisi udang menurun maka bakteri ini akan bersifat patogen Lavilla-Pitogo et al.
1990. Berdasarkan hasil penelitian Widagdo 2011, udang vaname yang diinfeksi V. harveyi dengan dosis 10
6
CFUmL memiliki nilai sintasan 31,67. Ko-infeksi merupakan infeksi bersama antar patogen pada inangnya. Pada
udang penaeid telah ditemukan ko-infeksi antara WSSV dengan Vibrio campbelli dan WSSV dengan V. harveyi. Ko-infeksi dapat menyebabkan kematian yang
2 lebih banyak pada budidaya udang vaname. Ko-infeksi pada udang di tambak
banyak menyerang stadia awal dan ukuran juvenil Phuoc et al. 2009. Hasan 2011 melaporkan bahwa
ko-infeksi virus IMNV dengan V. harveyi pada dosis 10
8
CFUmL memperlihatkan adanya mortalitas kumulatif mencapai 54 dengan awal mortalitas yang lebih cepat dan nilai yang lebih tinggi dibandingkan infeksi tunggal
IMNV dengan nilai mortalitas kumulatif sebesar 38 selama pengamatan 14 hari.
Penanggulangan penyakit pada udang sering kali dilakukan dengan pemberian antibiotik. Akan tetapi, penggunaan antibiotik yang terus menerus
dikhawatirkan akan menyebabkan timbulnya strain baru bakteri yang tahan terhadap antibiotik tersebut dan menyebabkan pencemaran lingkungan.
Penggunaan prebiotik, probiotik dan sinbiotik saat ini merupakan alternatif dalam mengatasi permasalahan serangan penyakit yang sering timbul. Probiotik
merupakan jenis mikroba hidup yang memberikan pengaruh menguntungkan pada inang yaitu melalui peningkatan sistem imun, memperbaiki kualitas lingkungan
hidup inang, dan memperbaiki nilai nutrisi pakan Verschuere et al. 2000. Bakteri probiotik Vibrio SKT-b memiliki kemampuan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri patogen V. harveyi dalam uji in vitro dan in vivo Widanarni et al. 2003. Prebiotik merupakan bahan pangan dengan kandungan oligosakarida
yang tidak dapat dicerna oleh inang tetapi memberikan efek menguntungkan bagi inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroflora normal di dalam saluran
pencernaan inang. Sinbiotik merupakan kombinasi seimbang dari probiotik dan prebiotik dalam mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan bakteri yang
menguntungkan dalam saluran pencernaan makhluk hidup Schrezenmeir Vrese 2001. Namun, saat ini belum ada informasi mengenai penggunaan prebiotik,
probiotik, dan sinbiotik untuk menangani ko-infeksi V. harveyi dan IMNV. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian prebiotik,
probiotik, dan sinbiotik terhadap sintasan dan respon imun udang vaname dengan ko-infeksi bakteri V. harveyi dan IMNV.
II. BAHAN DAN METODE