Laju Pertumbuhan Harian Rasio Konversi Pakan Total Hemosit Diferensial Hemosit

7 2.4 Parameter Uji 2.4.1 Sintasan Sintasan atau kelangsungan hidup merupakan presentase ikan yang hidup, dengan rumus sebagai berikut Effendi 2004 : Sintasan Keterangan : Nt = jumlah individu pada akhir perlakuan hari ke-t No = jumlah individu pada awal perlakuan hari ke-0

2.4.2 Laju Pertumbuhan Harian

Bobot udang diukur setiap 10 hari sekali selama pemeliharaan, dan laju pertumbuhan harian dihitung sebagai berikut Huisman, 1987: 100 1 x Wo Wt t LPH x t 1 Keterangan : LPH = Laju pertumbuhan harian Wt = Bobot rata-rata pada akhir perlakuan g Wo = Bobot rata-rata pada awal perlakuan g t = Periode pemeliharaan hari

2.4.3 Rasio Konversi Pakan

Rasio konversi pakan atau Feeding Conversi Ratio FCR selama pemeliharaan dihitung menggunakan rumus Zonneveld et al. 1991 : Keterangan : FCR = Konversi pakan F = Jumlah pakan g Bt = Biomassa udang pada saat akhir perlakuan g Bm = Biomassa udang yang mati saat perlakuan g Bo = Biomassa udang pada saat awal perlakuan g 100 x No Nt 8

2.4.4 Total Hemosit

Pengamatan terhadap total hemosit dilakukan pada akhir perlakuan probiotik, prebiotik dan sinbiotik hari ke-29 serta pasca ko-infeksi V. harveyi dan IMNV hari ke-44. Penghitungan total hemosit yaitu dengan cara haemolymph diambil sebanyak 0,1 mL per ekor udang tiap ulangan dari pangkal kaki renang pertama dengan menggunakan syringe 1 mL yang sudah berisi 0,3 mL antikoagulan Na-sitrat 3,8. Kemudian campuran tersebut dihomogenkan, tetesan pertama dibuang sedangkan tetesan selanjutnya diteteskan pada haemositometer dan diamati di bawah mikroskop.

2.4.5 Diferensial Hemosit

Pembuatan preparasi untuk diferensial hemosit dilakukan pada akhir perlakuan probiotik, prebiotik dan sinbiotik hari ke-29 serta pasca ko-infeksi V. harveyi dan IMNV hari ke-44. Tahap pertama yaitu haemolymph yang telah diambil dari udang uji diteteskan pada gelas objek dan dibuat ulasan, kemudian dikeringkan. Setelah itu difiksasi dengan methanol 100 selama 5 menit dan dikeringkan di udara kembali. Tahap selanjutnya yaitu preparat tersebut diwarnai dengan larutan giemsa 10 selama 15 menit dan dikeringkan di udara. Kemudian dicuci dalam air mengalir selama 30 detik dan dibiarkan kering. Jumlah hemosit dihitung hingga 100 sel dan ditentukan persentase tiap jenisnya hialin dan granular. Persentase tiap jenis sel hemosit dihitung dengan rumus: jenis sel hemosit = x 100 2.4.6 Total Bakteri dan Total SKT-b Pengamatan total bakteri dilakukan pada akhir perlakuan pada hari ke-30 dan pasca uji tantang hari ke-32 dan hari ke-45. Perhitungan total bakteri ini berdasarkan jumlah bakteri dalam usus udang. Usus diambil dan ditimbang bobotnya, lalu dimasukkan ke dalam larutan PBS dengan perbandingan 1:10. Setelah itu usus digerus sampai homogen dengan larutan PBS, lalu diambil sebanyak 0,1 mL dan dilakukan pengenceran bertingkat sampai pengenceran 10 -7 . Kemudian hasil pengenceran tersebut dituang dalam cawan petri dengan metode agar tuang pada media SWC dan TCBS yang mengandung rifampisin 50 µgml TCBS + Rf Widanarni et al. 2003 dan diinkubasi pada suhu ruang selama 24 9 jam. Pada media SWC semua bakteri akan tumbuh, sedangkan pada media TCBS + Rf hanya bakteri Vibrio SKT-b yang akan tumbuh karena telah dibuat resisten terhadap antibiotik rifampisin Ayuzar 2008.

2.4.7 Gejala Klinis