Dan secara umum, karang lunak di daerah tropis melakukan reproduksi dengan cara melepaskan gametnya ke kolom perairan secara serempak dengan
organisme lain di ekosistem terumbu karang sedangkan pada karang lunak di daerah subtropis menunjukkan proses gametogenesis yang lama dan melakukan
reproduksi secara brooding Cordes et al., 2001. Pengaruh habitat pada reproduksi karang lunak juga terlihat pada tipe
seksualitas yang terjadi pada spesies Heteroxenia elizabethae. Di Great Barrier Reef, spesies ini menunjukkan tipe seksualitas gonokhorik sedangkan di Laut
Merah, spesies ini menujukkan tipe seksualitas hermaprodit.
2.5 Faktor – faktor Pembatas Pertumbuhan Karang Lunak Octocorallia
Faktor pembatas adalah faktor- faktor lingkungan yang dapat mempenga- ruhi laju pertumbuhan suatu individu di dalam habitatnya. Pertumbuhan dan per-
kembangan karang lunak dipengaruhi oleh :
1 Suhu
Menurut Nybakken 1992, pertumbuhan karang mencapai maksimum pa- da suhu optimum 25-29 °C dan bertahan hidup sampai suhu minimum 15°C dan
maksimum 36°C. Pertumbuhan optimal terjadi di perairan yang memiliki rata- rata suhu tahunan 23-25°C . Suhu ekstrim yang masih dapat ditoleransi adalah
36-40°C.
2 Kecerahan dan Kedalaman
Hewan karang pembentuk terumbu membutuhkan sinar matahari bagi zooxanthellae untuk berfotosintesis. Cahaya adalah suatu faktor yang paling
penting yang membatasi terumbu karang sehubungan dengan laju fotosintesis oleh
zooxanthellaes simbiotik dalam jaringan karang Nybakken, 1992. Menurut Nybakken 1992, terumbu karang tidak dapat berkembang di perairan yang lebih
dalam dari 50-70 meter. Zooxanthellae sebagai alga simbiotik yang memerlukan cahaya matahari sehingga terjadi sedikit pertumbuhan di bawah kedalaman 46
meter dan di bawah kedalaman 90 meter terumbu karang sudah sangat jarang. Faktor kecerahan dan kedalaman pada karang lunak berperan untuk melakukan
proses fotosintesis, hal ini dikarenakan karang lunak membutuhkan cahaya yang cukup.
3 Salinitas
Salinitas rata- rata di daerah tropis adalah 35 ‰ dimana masih berada pada
kisaran optimum untuk pertumbuhan karang yaitu 34- 36‰ Supriharyono, 2000.
Nybakken 1992 menyatakan bahwa toleransi organisme karang terhadap salinitas berkisar antara 32-
35‰.
4 Derajat Keasaman pH
Derajat keasaman menunjukkan aktivitas ion H+ dalam air. Menurut Tomascik 1997, habitat yang cocok bagi pertumbuhan karang memiliki kisaran
pH 8, 2-8, 5.
5 Pergerakan Arus
Pergerakan arus sangat diperlukan untuk tersedianya aliran suplai makanan dalam bentuk jasad renik dan suplai oksigen yang segar, serta menjaga agar
terumbu karang terhindar dari timbunan kotoranendapan Sukarno et all, 2006.
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian