KETENTUAN UMUM TATA CARA PENERBITAN SKAU

Lampiran 3 Lanjutan MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG PENGGUNAAN SURAT KETERANGAN ASAL USUL SKAU UNTUK PENGANGKUTAN HASIL HUTAN KAYU YANG BERASAL DARI HUTAN HAK

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : a. Hasil hutan kayu yang berasal dari hutan hak adalah kayu dari hasil tanaman oleh masyarakat atau pemilik perkebunan. b. Surat Keterangan Asal Usul SKAU adalah surat keterangan sahnya hasil hutan yang digunakan untuk pengangkutan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan hak. c. Dinas Provinsi adalah Dinas yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan di wilayah Provinsi. d. Dinas KabupatenKota adalah Dinas yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan di wilayah KabupatenKota. Pasal 2 Hutan hak dibuktikan dengan alas titelhak atas tanah berupa : a. Sertifikat hak milik, atau Leter C, atau Girik, untuk tanah milik ; atau b. Sertifikat untuk Hak Guna Usaha atau Hak Pakai. Pasal 3 Penggunaan dokumen SKAU dimaksudkan untuk ketertiban peredaran hasil hutan kayu yang berasal dari hutan hak, dan untuk melindungi hak masyarakat dalam pengangkutannya.

BAB II TATA CARA PENERBITAN SKAU

Pasal 4 Surat Keterangan Asal Usul SKAU digunakan untuk pengangkutan kayu bulat atau kayu olahan yang berasal dari hutan hak, yaitu : a. Jenis Sengon Paraserianthes falcataria, Kayu Karet Hevea braziliensis, dan Kayu Kelapa Cocos nucifera; b. Jenis-jenis lainnya ditetapkan Menteri atas dasar usulan masing-masing Dinas Provinsi berda- sarkan hasil inventarisasi jenis, potensi dan lokasi penyebarannya. Pasal 5 1 SKAU diterbitkan oleh Kepala DesaLurah atau pejabat yang setara dengan Kepala DesaLurah di wilayah dimana hasil hutan kayu tersebut akan diangkut, 2 Pejabat penerbit SKAU sebagaimana dimaksud pada ayat I ditetapkan oleh BupatiWalikota berdasarkan usulan Kepala Dinas KabupatenKota. Pasal 6 1 Dalam menerbitkan SKAU, Kepala Desa wajib melakukan pemeriksaan atas kebenaran asal usul hasil hutan kayu dan kepemilikannya yaitu dengan mengecek dan memastikan bahwa hasil hutan kayu tersebut berasal dari lokasi yang benar yang dibuktikan dengan adanya alas titelhak atas tanah sebagaimana dimaksud Pasal 2 2 Sebelum menerbitkan SKAU, Kepala Desa melakukan pengukuran atas kayu yang akan diangkut, dan dalam pelaksanaannya dapat menunjuk salah satu aparatnya. 3 Kepala Desa bertanggung jawab atas kebenaran penggunaan SKAU. 4 Penerbitan SKAU dilakukan dengan menggunakan blanko SKAU sesuai dengan format yang telah ditetapkan. Lampiran 3 Lanjutan

BAB III FORMAT DAN PENGADAAN BLANKO