Pola Penggunaan Lahan Kependudukan

Tabel 4 Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Desa Jugalajaya No Kelompok Umur Tahun Jumlah Penduduk Jiwa Jumlah Jiwa Persentase Laki-Laki Perempuan 1 – 4 347 325 672 13,11 2 5 – 6 183 161 344 6,71 3 7 – 12 644 629 1273 24,83 4 13 - 15 253 237 490 9,56 5 16 - 18 194 178 372 7,26 6 19 - 25 255 226 481 9,38 7 26 - 35 213 197 410 8,00 8 36 - 45 218 197 415 8,10 9 46 - 50 137 119 256 4,99 10 51 - 60 145 123 268 5,23 11 60 78 67 145 2,83 Jumlah 2.667 2.461 5.128 100,00 Sumber : Data Monografi Desa Jugalajaya 2010 Sedangkan untuk bidang pendidikan, masyarakat Desa Jugalajaya masih rendah, sebagian besar pendidikan masyarakat hanya sampai sekolah dasar SD. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Jugalajaya No Jenis Tingkat Pendidikan Jumlah Jiwa Persentase 1 Belum sekolah 162 10,63 2 Tidak Tamat Sekolah Dasar 225 14,76 3 Tamat SDSederajat 525 34,45 4 Tamat SLTPsederajat 136 8,92 5 Tamat SLTASederajat 242 15,88 6 Tamat AkademiSederajat 12 0,79 7 Tamat Perguruan Tinggi 3 0,20 8 Buta Huruf 219 14,37 Jumlah 1.524 100,00 Sumber : Data Monografi Desa Jugalajaya 2010 Mata pencaharian di Desa Jugalajaya didominasi oleh petani sebesar 67,45 dan sisanya bermata pencaharian sebagi buruh, pedagang, wiraswasta, PNS, pensiunan dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Jenis mata pencaharian masyarakat di Desa Jugalajaya No Jenis Mata Pencaharian Utama Jumlah KK Persentase 1 Petani - Petani pemilik Tanah 318 22,51 - Petani Penggarap Tanah 129 9,13 - Buruh Tani 302 21,37 2 Pertukangan 61 4,32 3 Buruh Kebun 204 14,44 4 Pedagang 35 2,48 5 Pengemudijasa 110 7,78 6 Pegawai Negeri sipil 16 1,13 7 TNIPOLRI 0,00 8 Pensiunan 10 0,71 9 Industri Kecil 10 0,71 10 Lain-lain 218 15,43 Jumlah 1.413 100,00 Sumber : Data Monografi Desa Jugalajaya 2010

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Surat Keterangan Asal Usul Kayu di Desa Jugalajaya

Dalam rangka mendorong bergeraknya sektor kehutanan dengan dukungan ekonomi rakyat, diperlukan pengakuan, perlindungan dan tertib peredaran hasil hutan dari hutan hak atau lahan masyarakat atau kebun masyarakat oleh Kementerian Kehutanan RI mengenai Tata Usaha Kayu Rakyat, untuk itu diterbitkan dokumen berupa Surat Keterangan Asal Usul Kayu SKAU yang pada dasarnya untuk memudahkan masyarakat saat menjual kayunya, karena jika sesuai dengan peraturan, masyarakat akan lebih mudah dan dilindungi privatisasinya dalam memiliki, mengangkut dan memperniagakan kayu rakyat. Surat Keterangan Asal Usul SKAU adalah surat keterangan sahnya hasil hutan yang digunakan untuk dokumen pengangkutan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan hak. Hutan hak dapat dibuktikan dengan alas titel atau hak atas tanah berupa : sertifikat hak milik, Letter C, dan girik untuk tanah milik, serta sertifikat untuk Hak Guna Usaha dan Hak Pakai. SKAU diterbitkan oleh kepala desalurah atau pejabat yang setara dengan kepala desalurah di wilayah dimana hasil hutan kayu tersebut akan diangkut. pejabat penerbit SKAU ditetapkan oleh bupatiwalikota berdasarkan usulan kepala dinas kehutanan kabupatenkota. Keadaan di Desa Jugalajaya Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor, menunjukkan bahwa SKAU dikeluarkan oleh kepala desa yang ditunjuk oleh Bupati Kabupaten Bogor berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pertanian Dan Kehutanan Kabupaten Bogor Nomor 522530 SK-Kehut tentang penetapan pejabat penerbit Surat Keterangan Asal Usul Kayu SKAU kayu di Kabupaten Bogor. Setiap calon pejabat penerbit SKAU wajib mengikuti pelatihan tentang penatausahaan hasil hutan yang berasal dari hutan hakrakyat yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan. Saat dilakukan survey ke beberapa desa, ternyata tidak semua pejabat penerbit SKAU adalah kepala desa misalnya Desa Wangunjaya Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor pejabat penerbit SKAU adalah sekretaris desa yang telah mengikuti pelatihan dan terdaftar sebagai pejabat penerbit SKAU dengan No Reg 301101SKAUSpnKBKO. Hal ini terjadi, dikarenakan kepala desa yang berkaitan tidak dapat mengikuti pelatihan pada waktu yang telah ditentukan, sehingga kepala desa menyerahkan mandat kepada sekretaris desa.

5.2. Tata Cara Penerbitan Blanko SKAU

Menurut Pejabat Dinas Kehutanan Kabupaten Bogor, tata cara untuk mendapatkan izin pemanfaatan kayu di tanah milik menyaratkan fotokopi bukti kepemilikan hak atas tanah, jenis tegakan, jumlah dan potensi tegakan. Sebelum menerbitkan SKAU, Kepala Desa wajib melakukan pemeriksaan atas kebenaran asal usul kayu dan kepemilikannya serta melakukan pengujian dan pengukuran untuk mengetahui jenis dan volume kayu. Kemudian dibuat Daftar Hasil Hutan DHH sesuai dengan hasil pengukuran tersebut, selanjutnya diterbitkan SKAU. Tata cara alur penerbitan dokumen SKAU dan pelaporan diatur lebih lanjut oleh masing-masing kepala dinas provinsi dengan mengacu pada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.33Menhut-II2007 Pasal 9, ayat 4. Untuk lebih jelas mengenai tata cara penerbitan dokumen SKAU dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Alur penerbitan dokumen SKAU Dephut 2011. Adapun tata cara penerbitan SKAU menurut pejabat desa, yaitu pemohonpengusaha hanya membawa daftar kayu bulatkayu olahan saja dan SKAU langsung dapat segera diterbitkan tanpa dilakukannya pemeriksaan Hutan Hak KadesLurah Penerbit SKAU Permohonan SKAU Pemilik Hutan Hak Cek Lokasi Bukti Kepemilikan Pengangkutan Kayu Dokumen SKAU Terbitkan Dokumen SKAU Tidak Lengkap Tidak Sah Pengukuran Penetapan Jenis Lengkap dan Sah