Zat Warna Alam PENDAHULUAN

10 Tabel 4. Kadungan Zat Kimia Pada Rimpang Kunyit Pada Ketinggian Daerah yang Berbeda Kandungan Zat Bobot Kering Dataran Rendah 240 m di Atas Permukaan Laut Dataran Tinggi 1200 m di Atas Permukaan Laut Kadar Minyak Atsiri 1,8100 1,4600 Kadar Pati 55,0300 47,8100 Kadar Serat 3,4400 2,8700 Kadar Abu 6,4700 7,5200 Indeks Bias 1,5030 1,5086 Bobot Jenis 0,9300 0,9465 Warna Minyak Kuning Kuning Sumber : Taryono et al. 1988 Komponen utama yang terpenting dari rimpang kunyit adalah kurkuminoid dan minyak atsiri. Hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Balitro 1994 menyatakan bahwa kandungan kurkumin rimpang kunyit rata-rata 10,92. Berbeda dengan temulawak, kurkuminoid yang terkandung dalam kunyit terdiri dari kurkumin, desmetoksikurkumin, dan besdesmetoksikurkumin. Kurkuminoid merupakan komponen zat pigmen yang memberikan warna kuning tua oranye pada kunyit. Warna ini sangat dipengaruhi oleh pH. Warna kuning cerah diperoleh pada pH asam. Kandungan kurkuminoid yang terdapat dalam kunyit telah diketahui memiliki banyak manfaat dan memiliki aktivitas biologis dengan spektrum luas, diantaranya memiliki aktivitas antibakteri, antioksidan, antihepoksik, dan dapat dimanfaatkan untuk pewarna Rukmana, 1994.

E. Zat Warna Alam

Batik dan kerajinan tekstil menggunakan zat warna alam memiliki nilai jual ekonomi yang tinggi, karena memiliki nilai seni, etnik dan warna khas, sehingga berkesan eksklusif. Penggunaan zat warna alam untuk tekstil perlu dikembangkan lebih baik lagi dengan eksplorasi sumber- sumber zat warna alam. Eksplorasi tersebut dimaksudkan untuk mengetahui secara kualitatif warna yang dihasilkan oleh berbagai tanaman. Dengan demikian hasilnya dapat semakin memperkaya sumber pewarna alam, sehingga ketersediaan zat warna alam selalu terjaga dan variasi warna yang dihasilkan semakin beragam. Zat warna alam pada umumnya diperoleh dari hasil ekstrak berbagai bagian tumbuhan, yaitu akar, kayu, daun, biji, dan bunga. Pengrajin-pengrajin batik telah banyak mengenal tumbuhan- tumbuhan yang dapat mewarnai bahan tekstil. Beberapa diantaranya adalah daun pohon nila indofera, kulit pohon soga tingi Ceriops candolleana arn, kayu tegeran Cudraina javanensis, kunyit Curcuma, teh, akar mengkudu Morinda citrifelia, kulit soga jambal Pelthophorum ferruginum, kesumba Bixa orelana, dan daun jambu biji Psidium guajava Susanto,1973. Menurut Lemmens dan Soetjipto 1999, sebagian besar warna dapat diperoleh dari produk tumbuhan. Di dalam tumbuhan terdapat pigmen tumbuhan penimbul warna yang berbeda tergantung menurut struktur kimianya. Pada umumnya golongan pigmen tumbuhan adalah klorofil, karotenoid, flovonoid dan kuinon. Klorofil adalah istilah genetik untuk sejumlah pigmen tumbuhan yang berkerabat dekat, yang menghasilkan warna hijau. Pigmen demikian sangat berlimpah dalam tumbuhan. Klorofil kadang-kadang digunakan untuk mewarnai makanan dan minuman. Karotenoid secara kimiawi dicirikan oleh suatu rantai panjang pliena alifatik yang tersusun atas satuan isoprene isoprene. 11 Struktur pigmen sangat bervariasi dan memiliki sifat warna yang intensif, yaitu kuning, jingga, merah, dan lembayung. Contoh-cotoh pigmen karetonoid adalah bixin yang diperoleh dari Bixa orellana L kesumba, krosin crosin diperoleh dari Crocus satifus Lsapran = sapron. Flavonoid, tersusun dari senyawa yang strukturnya didasarkan pada flavo atau flavana. Sub kelompok flavonoid adalah morin yang dijumpai dalam berbagai jenis suku Moraceae. Kuinon quinones mencakup berbagai senyawa yang mengandung struktur kuinon, warnanya biasanya kuning sampai merah. Sub kelompok utamanya adalah benzokuinon, naftokuinon, dan antrakuinon. Contoh pigmen naftokuinon adalah lowson dari Lawsonia inermis L Henna, contoh antrakuinon adalah alizarin, morindin, purpurin yang diperoleh dari jenis suku Rubiaceace. Pewarna nabati penting lainnya yang tidak tergolong kedalam pigmen adalah indigo biru tua dari jenis tumbuhan indigofera dan dari oksidasi indoksil yang dihasilkannya; pewarna kristalin merah, disebut brazilein, yang diperoleh melalui oksidasi dari senyawa fenol yang keputih-putihan yang ada dalam jenis-jenis Caesalpinia dan kurkumin yaitu kunyit Curcuma longa L Lemmens, 1998. Pembuatan larutan zat warna alam mengambil atau mengeksplorasi pigmen – pigmen penimbul warna yang berada di dalam tumbuhan baik yang terdapat pada daun, batang, buah, bunga, biji ataupun akar. Proses eksplorasi atau pengambilan pigmen zat warna alam disebut proses ekstraksi. Proses ektraksi tersebut dilakukan dengan merebus bahan dengan pelarut air.

F. Serat Kapas