Kandungan Kimia Gambir PENDAHULUAN

4 Tabel 2. Perbedaan Karakteristik Gambir Tipe Udang, Cubadak, dan Riau Parameter Tipe Udang Cubadak Riau Panjang daun cm 11-17 11-14 10-14 Lebar daun cm 7-10 6-8 5-8 Jumlah daun per ranting lembar 10-18 6-16 10-24 Jumlah ranting per cabang buah 5-9 4-8 6-11 Diameter batang cm 1,0-1,6 1,0-1,6 1,0-1,6 Diameter ranting cm 0,5-0,7 0,5-0,7 0,5-0,7 Bobot getah kering per ha kg 750-1200 630 50-950 Warna daun Hijau kemerahan Hijau Hijau Warna pucuk Hijau kemerahan Hijau kemerahan Hijau kemerahan Sumber : Denian et al. 2004 dalam Gumbira Sa’id et al. 2009b Tanaman gambir dapat diandalkan sebagai investasi jangka panjang karena dianggap tidak mempunyai musuh alam. Tanaman gambir memiliki nilai ekonomi dibagian batang dan daunnya Amos et al., 2004. Getah atau ekstrak daun dan ranting tanaman gambir yang telah dikeringkan merupakan produk yang dikenal sebagai gambir asalan, nama dagangnya ialah gambier, cutch, catechu atau pale catechu Gumbira-Sa’id et al., 2009b. Gambir yang diproduksi di Indonesia berdasarkan perbedaan bentuk terdiri dari gambir Bootch, gambir lumpang, gambir coin, gambir stik, gambir medan, dan gambir wafer blok. Pada Gambar 2 dapat dilihat penampakan berbagai macam gambir diatas. Gambar 2. Beragam Jenis Gambir a. Gambir stick; b. Gambir coin; c. Gambir bootch; d. Gambir dairi; e. Gambir lumpang; f. Gambir wafer block Gumbira-Sa’id et al., 2009

B. Kandungan Kimia Gambir

Ekstrak gambir memiliki beberapa komponen yaitu katekin, tanin, quersetin, katekin merah, gambir floursein, abu, lemak dan lilin malam. Kandungan utama gambir berupa katekin 7-13 dan tanin 20-55 Thorpe Whiteley 1921 dalam Gumbira-Sa’id et al. 2009b. Katekin yang berasal dari gambir mempunyai rumus C 15 H 6 O 6 4 H 2 O dengan titik cair pada suhu 175-177 o C. 5 Rendemen mutu gambir tidak hanya dipengaruhi oleh proses pengempaan tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi bahan baku. Menurut Burkill 1935, daun gambir muda mempunyai kandungan catechin yang lebih tinggi dengan daun tua. Hal ini didukung oleh penelitian Risfaheri dan Yanti 1993 yang menunjukkan bahwa daun muda menghasilkan rendemen katekin yang lebih tinggi dibandingkan dengan daun tua. Disebutkan pula daun gambir yang ditunda pengolahannya selama dua hari akan menurunkan kadar catechin dan rendemennya. Penguapan pada suhu rendah menghasilkan gambir dengan warna yang lebih baik Eaton dan Bishop, 1926. Tabel 3 memperlihatkan komponen-komponen yang terkandung dalam gambir. Tabel 3. Komponen-Komponen yang Terkandung dalam Gambir Nama komponen Jumlah Catechin 7-33 Asam cutechu tannat 20-55 Pyrocathecol 20-30 Gambir flouresensi 1-3 Catechu merah 3-5 Quersetin 2-4 Fixed oil 1-2 Lilin 1-2 Sumber : Thorpe Whiteley 1921 Kandungan katekin yang dilaporkan Thorpe Whiteley 1921, tidak dapat mewakili atau dijadikan patokan terhadap gambir secara umum, kerena gambir yang dihasilkan di Indonesia sangat bervariasi dari 3,5-9,5 Amos et al., 2005. Produk gambir yang digunakan untuk analisis oleh Thorpe Whiteley 1921 adalah produk gambir yang berasal dari daerah Semenanjung Malaya. Sifat-sifat umum komponen yang terkandung dalam gambir menurut Nazir 2000 adalah sebagai berikut: 1. Katekin Katekin larut dalam alkohol dingin, air panas, asam asetat glasial dan aseton. Katekin sukar larut dalam air dingin dan eter, selain itu tidak larut dalam CHCl 3 , metil eter dan benzene. Katekin membentuk endapan jika bereaksi dengan Pb CH 3 COO 2 . Katekin menghasilkan larutan yang berwarna biru jika bereaksi dengan FeCl 3 . Jika katekin bereaksi dengan pine wood dan hydrochloric acid membentuk phloro glucinol. 2. Asam catechu tannat Tanin Tanin larut dalam alkohol dan air dingin, tidak larut dalam eter. Tanin membentuk endapan jika bereaksi dengan PbCH 3 COO 2 dan membentuk endapan berwarna hijau jika bereaksi dengan CHCl 3 . Tanin bereaksi dengan pine wood dan hydrochloric acid membentuk phloroglucinol. Tanin disebut anhyride dan dapat dihasilkan apabila larutan dipanaskan pada suhu 110 o C dengan larutan alkali karbonat. 3. Pyrocathenol Pyrocathenol larut dalam air, alkohol, eter, benzene, klorofom, dan larut baik pada piridin dengan larutan bersifat basa, jika dipanaskan akan memberntuk catechol. Pyrocathenol membentuk warna hijau dengan FeCl 3 dan membentuk endapan dengan brom. Larutannya dalam air cepat berwarna coklat. Pyrocathenol dapat mereduksi perak amoniakal dan fehling. 6 4. Gambir flouresensi Gambir flouresensi dapat dilihat apabila larutan gambir dikocok dengan petroleum eter dalam suasana sedikit basa. Gambir flouresensi pada lapisan petroleum eter terlihat berpendaran berwarna hijau 5. Katekin merah Katekin merah merupakan komponen yang membuat gambir berwana merah 6. Quersetin Quersetin larut dalam air dan alkohol. Quersetin berubah warna menjadi gelap dengan pemanasan. 7. Fixed oil Fixed oil merupakan kandungan minyak di dalam gambir yang sulit menguap. 8. Lilin Lilin terdapat pada permukaan daun gambir. Lilin merupakan monoester dari suatu asam lemak dan alkohol. 9. Alkolodi Alkoloid yang terdapat pada gambir ada enam jenis, yaitu dihidrogambir tanninna, gambirdina, gambirina, isogambirina, auroparina, oksogambir-tanina. Tannin yang terdapat pada gambir merupakan tannin yang tidak dapat terhidrolisis tannin kondensasi. Tannin pada gambir merupakan turunan flavanal yang tidak dapat dihidrolisis dengan asam ataupun basa.

C. Kayu Secang Caesalpinnia sappan L.