Dampak ENSO terhadap Pertanian
ENSO terhadap
keragaman hujan
di Indonesia beragam antar wilayah. Pengaruh
El-Nino kuat pada daerah yang mempunyai tipe hujan monsun, lemah pada daerah
dengan sistem equatorial dan tidak jelas pada daerah dengan sistim lokal.
Sejak tahun 1844, Indonesia telah mengalami kejadian kekeringan 43 kali.
Dari 43 kejadian itu, hanya 6 kali yang kejadiannya
tidak bersamaan
kejadian fenomena ENSO Boer dan Subbiah, 2003.
Pada saat fenomena El-Nino berlangsung, hujan pada sebagian besar wilayah Indonesia
umumnya di bawah normal. Pengamatan terhadap tahun-tahun El-Nino yang terjadi
dalam periode 1896 sampai 1987, diperoleh bahwa untuk setiap peningkatan anomali
suhu muka laut di daerah Nino 3 rata-rata curah hujan wilayah di Indonesia pada
musim kering turun sekitar 60 mm. Penurunan curah hujan wilayah dapat
mencapai 80 mm dari normal apabila suhu muka laut di Nino-3 naik sampai 1.8
o
C di atas normal Boer, 2001.
Berbeda dengan kejadian El Nino, kejadian La-Nina seringkali dicirikan oleh
meningkatnya curah hujan di Indonesia khususnya curah hujan musim kemarau.
Namun pengaruhnya terhadap peningkatan curah hujan musim hujan tidak begitu tegas.
Berdasarkan pengamatan terhadap data hujan musim kemarau selama 100 tahun,
secara rata-rata penurunan hujan dari normal akibat terjadinya La-Nina tidak lebih dari 40
mm. Hal ini menunjukkan bahwa bencana yang ditimbulkan kejadian El Nino lebih
serius dibanding La Nina.
Gambar 4 Anomali hujan rata-rata di Indonesia pada tahun El-Nino,
Normal dan La-Nina IRI, 1995.