Menghilangkan Menghitung Korelasi antara

mengkonsumsi nutrisi-nutrisi mikro gizi dan vitamin yang mencukupi untuk dapat hidup sehat. Konsumsi pangan pada setiap kelompok pengeluaran rumah tangga telah meningkat pada jenis-jenis pangan yang berkualitas lebih baik. Namun, seperti catatan diatas, keadaan nutrisi makanan belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan sejak akhir krisis. Sejumlah kebijakan penting yang berpengaruh terhadap kualitas pangan dan nutrisi meliputi: - Upaya untuk melindungi sejumlah komoditas pangan penting - Memperkenalkan program pangan tambahan setelah krisis - Penyebarluasan dan pemasaran informasi mengenai nutrisi. Petani adalah ujung tombak penjaga ketahanan pangan, jika produktivitas usaha tani meningkat, berarti suplai pangan nasional meningkat pula. Hal ini berarti meningkatkan tingkat ketersediaan pangan nasional. Ketika hasil usaha tani mereka mampu memberikan pendapatan tinggi, berarti akses petani terhadap pangan meningkat. Sekitar 60 penduduk Indonesia ini adalah petani yang 89 di antaranya merupakan petani guram yang miskin. Naiknya pendapatan mereka berarti aspek keterjangkauan dalam ketahanan pangan nasional akan meningkat pula. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-November 2010 yang bertempat di Laboratorium Klimatologi Departemen Geofisika dan Meteorologi, Institut Pertanian Bogor dan Center for Climate Risk and Opportunity Management in South Asia and the Pacific CCROM-SEAP. 3.2. Bahan dan Alat Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data anomali suhu muka laut pasifik

NINO 3.4 bulanan dari tahun 1983- 2009 Sumber: http:www.cpc.noaa. govdataindicesnino34.mth.ascii.txt 2. Data produksi dan luas panen dan produktivitas padi empat bulanan seluruh propinsi di Indonesia dari tahun 1983-2009, yaitu bulan January-April kuartal satu, Mei-Agustus kuartal dua, September-Desember kuartal tiga Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dirjen Ketahanan Pangan. 3. Data luas tanam padi bulanan seluruh propinsi di Indonesia dari tahun 2000- 2009 Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dirjen Ketahanan Pangan. Alat-alat yang digunakan untuk penelitian ini sebagai berikut: 1. Software Microsoft word 2007. 2. Software Microsoft excel 2007. 3. Software minitab 14. 3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Penyusunan Format Data Data Produksi padi yang berupa produksi, luas panen, produktivitas dan luas tanam telah didapatkan dari Badan Pusat Statistik BPS dan Dirjen Ketahanan Pangan harus dilakukan penyusunan ulang karena data yang didapat sebagian masih berupa data kabupaten dan belum dipisahkan antara produksi, luas panen dan produktivitas sehingga perlu dilakukan penyusunan agar bisa digunakan untuk analisis.

3.3.2. Menghilangkan

Tren Data Produksi Menghitung Anomali Data produksi padi di Indonesia selalu mengalami tren naik setiap tahunnya. Kenaikan tersebut diakibatkan oleh faktor- faktor selain faktor iklim. Oleh karena itu, agar hubungan antara faktor iklim dengan data produksi lebih terlihat, maka faktor- faktor selain iklim tersebut harus dihilangkan. Penghilangan faktor selain faktor iklim itu bisa dilakukan dengan metode analisis tren. Tiga metode yang digunakan sebagai analisis tren dalam penelitian ini yaitu: 1. First differences Anomali produksi dihitung dengan menggunakan rumus: AY i = Y i – Y i-1 Dimana: AY i = Anomali Produksi tahun ke-i Y i = Data produksi tahun ke-i Y i-1 = Data produksi tahun ke- i-1. 2. Polynomial Membuat persamaan polynomial pangkat tiga dari data produksi menggunakan rumus berikut: AY i = Yi- ax 3 + bx 2 + cx + d Dimana: AY i = Data anomali tahun ke-i Yi = Data produksi tahun ke-i. x = No urut data berdasarkan tahun. 3. Moving Average Menghitung rataan bergerak lima tahunan dari data produksi dengan cara sebagai berikut: AY i = Y i – 1 5 Y i −2 �+5 � Dimana: i = Tahun ke-i AY i = Data anomali tahun ke-i Y i = Data produksi tahun ke-i. Data anomali yang telah didapat dengan menggunakan tiga metode tersebut lalu distandarisasi dengan membagi data dengan standar deviasinya masing-masing.

3.3.3. Menghitung Korelasi antara

Data Produksi dengan ASML Nino 3.4 Penghitungan nilai korelasi bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan dan tara ASML Nino 3.4 dengan data produksi dan untuk mengetahui arah hubungan dan signifikansinya. Nilai korelasi bisa didapatkan dengan melakukan analisis korelasi. Data produksi dari kuartal satu dan tiga satu persatu akan dikorelasikan dengan data ASML pasifik bulanan. Produksi, luas panen, dan produktivitas kuartal pertama akan dihubungkan dengan ASML dari bulan Juni-Desember tahun sebelumnya. Data kuartal kedua dihubungkan dengan data ASML bulan Juni-Desember tahun sebelumnya dan Januari-April pada tahun yang sama, sedangkan untuk data kuartal ketiga akan dihubungkan dengan data ASML bulan Juni-Desember tahun sebelumnya dan bulan Januari-Agustus pada tahun yang sama. Semua data dihubungkan dengan data ASML tahun sebelumnya mulai dari bulan Juni karena menurut Roberts 2008 awal terbentuknya fenomena ENSO baru akan terlihat pada bulan Mei. Setelah didapatkan korelasi dari masing-masing provinsi dengan ASML bulanan maka provinsi-provinsi yang mempunyai korelasi yang nyata dengan provinsi yang tidak mempunyai korelasi yang nyata dibedakan dengan melihat besarnya nilai koefisien korelasi yang didapat dari uji t-student, berikut adalah rumusnya: r = ± � 0,05, � 1 −� 2 �−2 12 dimana : r = Koefisien korelasi n = Jumlah data t 0.05,n = Nilai tabel t-student. Nilai signifikansi yang dipilih dari penelitian ini adalah 0,05 atau dengan nilai selang kepercayaan 95 artinya kesempatan benar dari hasil adalah 95, maka nilai korelasi yang nyata ditunjukkan dengan nilai P-value 0.05.

3.3.4. Membandingkan Besarnya Luas