dari tahun 1983-2009. Kehilangan produksi paling besar dialami oleh Kalimantan Timur,
Sulawesi Selatan, dan Bengkulu yang mengalami kehilangan produksi berturut-
turut 14,61, 11,9, 11,32. Namun walaupun
begitu, dalam
segi jumlah kehilangan produksi lebih banyak dialami
oleh provinsi
Jawa barat.
Walaupun persentase dari jawa barat lebih kecil yaitu
sebesar 9,67, namun karena produksi di Jawa Barat yang lebih besar dari provinsi-
provinsi lain menyebabkan kehilangan produksi dari provinsi Jawa barat jauh lebih
besar, yaitu sekitar 446.577 Ton. Total kehilangan produksi dari semua provinsi
diatas yaitu 1.180.790 Ton.
4.5. Strategi
untuk Menghindari
Penurunan Produksi dan Kenaikan Harga Beras
Penurunan produksi
pada kuartal
pertama atau terjadinya kemunduran waktu panen yang seharusnya terjadi pada bulan
Januari-April ke bulan Mei-Agustus akan mengganggu dua dari tiga kebijakan
ketahanan
pangan yaitu
ketersediaan pangan dan keterjangkauan pangan. Setelah
ketersediaan pangan
berkurang akibat
mundurnya awal tanam, kegagalan panen dan kekeringan harga beras akan mengalami
kenaikan karena kurangnya stok atau terjadinya paceklik sehingga menyebabkan
pangan akan susah diakses oleh masyarakat miskin yang menghabiskan sebagian besar
pendapatan
mereka untuk
membeli kebutuhan pokok seperti beras. Harga beras
di Indonesia akan mengalami kenaikan pada bulan Januari dan Februari dan akan terus
meningkat sampai terjadinya panen musim tanam pertama, dan baru akan murah
kembali seiring dengan berlangsungnya panen.
Di Indonesia kebijakan dalam menjaga kestabilan ketahanan pangan memang masih
sangat kurang. Melalui BULOG Badan Urusan Logistik, sebenarnya pemerintah
bisa menjaga kestabilan ketahanan pangan dengan
menjaga stok
beras sebagai
persiapan jika terjadi El-Nino sehingga tidak terjadi kenaikan harga beras. Apalagi dengan
prediksi yang sudah sangat awal yaitu pada bulan
September tahun
sebelumnya, seharusnya Dirjen Ketahanan Pangan bisa
memfasilitasi program-program
bantuan pangan dan melalui kementrian pertanian
membuat strategi agar pada tahun-tahun El- Nino bisa menekan besarnya impor beras
dengan mengurangi penurunan produksi pada kuartal pertama.
Penurunan produksi yang terjadi pada kuartal pertama bisa dihindari jika tidak
terjadi kemunduran
waktu tanam.
Diharapkan pemerintah bisa melakukan sosialisasi kepada petani melalui lembaga-
lembaga yang ada agar petani bisa melakukan
menyemaian lebih
awal walaupun awal musim hujan belum masuk.
Persemaian bisa dilakukan pada saat musim hujan
belum masuk
atau melakukan
pesemaian kering gogo rancah, sehingga pada saat musim hujan datang petani sudah
bisa melakukan
tanam laju
tanam dipercepat sehingga puncak musim tanam
pada saat terjadi El-Nino tidak mengalami kemunduran dan panen tetap bisa dilakukan
pada kuartal pertama. Penanaman pada musim tanam kedua juga tidak akan
mengalami kemunduran sehingga resiko terkena kekeringan lebih kecil. Selain itu,
Hal ini juga akan menghindari kenaikan harga beras karena tidak terjadi kekurangan
stok beras pada saat terjadinya El-Nino sehingga kestabilan ketahanan pangan tetap
terjaga.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Pengaruh ENSO bisa dilihat dari nilai korelasi yang kuat antara produksi padi di
Indonesia dengan ASML Nino 3.4. Nilai korelasi antara produksi pada kuartal
pertama dengan ASML adalah korelasi negatif sehingga bisa disimpulkan bahwa
terjadi penurunan produksi padi pada saat terjadinya El-Nino di Indonesia. Sedangkan
pada kuartal kedua dan ketiga korelasi antara ASML menunjukkan korelasi yang positif,
yang artinya produksi pada kuartal ini mengalami kenaikan pada saat terjadinya El-
Nino. Kenaikan pada kuartal kedua adalah karena musim tanam kuartal pertama
mundur sehingga panen yang seharusnya terjadi pada kuartal pertama yang jauh lebih
besar dari kuartal kedua mundur pada kuartal kedua sehingga produksi pada
kuartal ini lebih besar dari tahun-tahun normal. Produksi pada kuartal ketiga juga
mengalami kenaikan disebabkan karena pada tahun normal, lahan para petani
dibiarkan bera tetapi karena musim tanam kedua ikut mundur menyebabkan panen
pada kuartal kedua mundur pada kuartal ketiga.
Prediktor terbaik dari ASML yang bisa digunakan untuk memprediksi produksi padi
di Indonesia adalah ASML bulan September tahun sebelumya. Dan metode analisis tren
yang lebih baik digunakan adalah metode moving average sehingga data anomaly
produksi yang digunakan untuk pembuatan model prediksi adalah data anomali yang
didapatkan dengan metode moving average. Prediksi yang dihasilkan untuk produksi
padi pada kuartal pertama mempunyai nilai R
2
yang cukup besar, untuk sebagian besar provinsi di Indonesia yaitu 40, sedangkan
untuk produksi padi pada kuartal kedua dan ketiga nilai R
2
sebagian besar dari provinsi- provinsi di Indonesia tidak sebesar R
2
pada kuartal pertama. Nilai R
2
ini menunjukkan bahwa
keragaman produksi
padi di
Indonesia bisa
dijelaskan dengan
menggunakan data ASML Nino 3.4 40. Prediksi
produksi padi
di Indonesia
diharapkan bisa menjadi salah satu solusi dalam menjaga kestabilan katahanan pangan
di Indonesia. 5.2.
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
tentang intensitas dan lamanya kejadian El-Nino dan apakah juga langsung
diikuti dengan
terjadinya La-Nina
sehingga bisa menghasilkan prediksi lebih baik untuk musim tanam kuartal
ke-dua dan ke-tiga. 2.
Penelitian selanjutnya diharapkan bisa mengumpulkan data dengan seri lebih
panjang sehingga bisa dilakukan validasi.
DAFTAR PUSTAKA
BMKG. 2008. Narasi Perkiraan Musim Hujan
20092010 di
Indonesia. http:www.bmg.go.id. [25 November
2009]. Boer R. 2001. Analisis Risiko Iklim untuk
Produksi Pertanian. Paper disajikan dalam Pelatihan Dosen PT Se Sumatera-
Kalimantan dalam Bidang Pemodelan dan Simulasi Pertanian dan Lingkungan,
Bogor.
Boer R. 2003. Penyimpangan Iklim di Indonesia. Disajikan dalam Seminar
Nasional Ilmu Tanah dengan tema Menggagas Strategi Alternatif dalam
Menyiasati Penyimpangan Iklim serta Implikasinya pada Tataguna Lahan dan
Ketahanan Pangan Nasional, Gedung University Center Universitas Gajah
Mada. Boer R. dan Subbiah A.P. 2003.
Agricultural drought in Indonesia. In Agriculture and Drought. UK: Oxford
University Press. Bowman B, Coauthors. 2007. Rice: Feeding
the Billions. Water for Food, Water for Life: Comprehensive Assessment of
Water Management in Agriculture, D. Molden,
Ed., Earthscan
and International
Water Management
Institute, 515-549. Enfield D B. 2003. Frequently Asked
Questions About
El Niño-Southern
Oscillation ENSO. http:www.aoml. noaa.govgeneralenso_faq.
[24 November 2010].
IBM. 2009. Calculating statistics and defining statistical transformers in the
Data Warehouse
Center. http:www.ibm.com.supportdocview.
[26 November 2010]. IRI. 1995. Historical observations and
Trends. USA: International Research Institute for Climate Prediction.
Naylor R L, Falcon W P, Rochberg D, Wada N.
2001. Using
El-NinoSouthern Oscillation climate data to predict rice
production in
Indonesia. Climatic
Change, 50: 255-265. NOAA.
2005. El-Nino
Regions. http:www.cpc.noaa.govproductsanalys
is_monitoringensostuffnino_regions. [26 November 2010]
Rafi ’i S. 1998. Meteorologi dan klimatologi.
Bandung: Angkasa. Roberts M G, Dawe D, Falcon W P, Naylor
R L. 2008. El Nino-Southern Oscillation Impacts on Rice Production in Luson, the
Philippines. Journal
of Applied
Meteorology and Climatology, American Meteorology Society, 48: 1718-1724
Tjasyono B. 1997. Mekanisme fisis para, selama, dan pasca El-Nino. Paper
disajikan pada Workshop Kelompok
Peneliti Dinamika Atmosfer, 13-14 Maret 1997.
Wahab I, Antoyo dan Boer R. 2009. Farming System and Climate Related
Problems at Pacitan District, East-Java. World Bank. 2005. Pangan untuk Indonesia.
Jakarta: World Bank.
Lampiran 1. Korelasi antara ASML tahun sebelumnya dengan produksi, luas panen, produktivitas padi bulan Januari-April di Indonesia Metode first differences
a. Korelasi produksi
Provinsi Juni
Juli Agus Sept
Okt Nov
Des Bengkulu
-0.51 -0.62 -0.66 -0.68 -0.69 -0.68 -0.65 Jawa Barat
0.00 -0.50 -0.60 -0.67 -0.68 -0.67 -0.61
Jawa Tengah 0.00
-0.46 -0.56 -0.65 -0.67 -0.67 -0.61 D.I. Yogyakarta
0.00 -0.43 -0.55 -0.64 -0.65 -0.67 -0.63
Jawa Timur 0.00
0.00 -0.49 -0.58 -0.60 -0.60 -0.54
Bali 0.00
-0.44 -0.55 -0.66 -0.67 -0.67 -0.62 Nusatenggara Barat
0.00 0.00
0.00 -0.44 -0.45 -0.48 -0.49
Kalimantan Timur 0.00
-0.47 -0.57 -0.62 -0.59 -0.57 -0.56 Sulawesi Utara
-0.46 -0.54 -0.61 -0.65 -0.59 -0.56 -0.55 Sulawesi Selatan
0.00 -0.50 -0.59 -0.68 -0.68 -0.69 -0.68
Sulawesi Tenggara 0.00
0.00 0.00
-0.42 0.00
-0.43 -0.45 b.
Korelasi luas panen Provinsi
Juni Juli
Agus Sept Okt
Nov Des
Bengkulu -0.51 -0.61 -0.66 -0.68 -0.67 -0.66 -0.65
Jawa Barat 0.00 -0.46 -0.57 -0.65 -0.66 -0.64 -0.58
Jawa Tengah 0.00 -0.44 -0.55 -0.64 -0.66 -0.67 -0.60
D.I. Yogyakarta 0.00
0.00 -0.48 -0.56 -0.57 -0.56 -0.51 Jawa Timur
0.00 0.00 -0.48 -0.56 -0.59 -0.59 -0.53
Bali 0.00 -0.43 -0.55 -0.65 -0.67 -0.67 -0.62
Nusatenggara Barat 0.00
0.00 0.00 -0.42 -0.44 -0.48 -0.48
Kalimantan Timur 0.00 -0.49 -0.57 -0.61 -0.58 -0.56 -0.53
Sulawesi Utara -0.43 -0.52 -0.60 -0.62 -0.55 -0.51 -0.49
Sulawesi Selatan 0.00 -0.48 -0.56 -0.66 -0.66 -0.66 -0.64
c. Korelasi produktivitas
Provinsi Juni
Juli Agus Sept
Okt Nov
Des DI Aceh
-0.57 -0.50 -0.40 -0.36 -0.39 -0.42 -0.43 Riau
-0.46 -0.45 -0.37 -0.35 -0.45 -0.45 -0.50 Sumatera Selatan
0.00 -0.41 -0.53 -0.61 -0.60 -0.58 -0.52 Lampung
-0.48 -0.48 -0.44 -0.45 -0.49 -0.51 -0.48 D.I. Yogyakarta
-0.38 -0.42 -0.48 -0.56 -0.55 -0.62 -0.61 Kalimantan Barat
-0.35 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Sulawesi Tenggara -0.34 -0.61 -0.66 -0.64 -0.68 -0.60 -0.56
Lampiran 2. Korelasi antara ASML tahun sebelumnya dengan produksi, luas panen, produktivitas padi bulan Januari-April di Indonesia Metode Polynomial
a. Korelasi produksi
Provinsi Juni
Juli Agus Sept
Okt Nov
Des Bengkulu
-0.56 -0.50 -0.49 -0.51 -0.50 -0.53 -0.53 Jawa Barat
-0.40 -0.46 -0.57 -0.64 -0.62 -0.63 -0.61 Jawa Tengah
-0.44 -0.50 -0.61 -0.70 -0.70 -0.74 -0.73 D.I. Yogyakarta
-0.40 -0.45 -0.53 -0.59 -0.62 -0.67 -0.67 Jawa Timur
0.00 -0.41 -0.55 -0.63 -0.63 -0.66 -0.67
Bali 0.00
0.00 -0.43 -0.52 -0.52 -0.54 -0.51
Nusatenggara Barat 0.00
0.00 -0.41 -0.47 -0.49 -0.55 -0.59
Kalimantan Timur 0.00
0.00 -0.39 -0.43 -0.38 -0.40
0.00 Sulawesi Utara
0.00 -0.41 -0.45 -0.46 -0.40 -0.40 -0.39
Sulawesi Tengah 0.00
-0.38 -0.40 -0.40 0.00
0.00 0.00
Sulawesi Selatan -0.53 -0.56 -0.59 -0.63 -0.62 -0.65 -0.69
Sulawesi Tenggara -0.38
0.00 0.00
-0.42 -0.42 -0.48 -0.54 b.
Korelasi luas panen Provinsi
Juni Juli
Agus Sept Okt
Nov Des
Sumatera Utara 0.00
0.00 0.00
0.42 0.42
0.46 0.43
Bengkulu -0.55 -0.45 -0.45 -0.47 -0.46 -0.48 -0.50
Jawa Barat -0.50 -0.52 -0.62 -0.72 -0.72 -0.71 -0.70
Jawa Tengah -0.51 -0.52 -0.62 -0.73 -0.74 -0.76 -0.77
D.I. Yogyakarta -0.39 -0.46 -0.54 -0.60 -0.65 -0.69 -0.70
Jawa Timur -0.39 -0.40 -0.51 -0.62 -0.65 -0.66 -0.68
Bali 0.00
0.00 0.00
-0.49 -0.50 -0.49 -0.49 Nusatenggara Barat
0.00 0.00
-0.44 -0.52 -0.56 -0.61 -0.67 Kalimantan Timur
0.00 0.00
-0.40 -0.44 -0.39 -0.40 0.00
Sulawesi Utara 0.00
0.00 0.00
-0.40 0.00
0.00 0.00
Sulawesi Tengah -0.41 -0.41
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Sulawesi Selatan
-0.57 -0.61 -0.64 -0.70 -0.70 -0.71 -0.75 Sulawesi Tenggara
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
-0.42 c.
Korelasi produktivitas Provinsi
Juni Juli
Agus Sept Okt
Nov Des
Sumatera Utara 0.00
0.00 0.00
-0.39 -0.39 0.00
0.00 Sumatera Selatan
0.00 -0.46 -0.62 -0.71 -0.66 -0.66 -0.61
Sulawesi Tenggara -0.54 -0.68 -0.71 -0.68 -0.69 -0.66 -0.60
Jawa Tengah 0.43
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
Nusatenggara Timur 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.39
Kalimantan Selatan 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.40
Lampiran 3. Korelasi antara ASML tahun sebelumnya dengan produksi, luas panen, produktivitas padi bulan Januari-April di Indonesia Metode Moving Average
a. Korelasi produksi
Provinsi Juni
Juli Agus Sept
Okt Nov
Des Sumatera Barat
0.00 0.00
-0.44 -0.44 0.00
-0.45 -0.42 Jambi
0.00 0.00
0.00 -0.42 -0.47 -0.48 -0.47
Bengkulu -0.53 -0.51 -0.53 -0.56 -0.54 -0.58 -0.56
DKI Jakarta 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.42
0.00 0.00
Jawa Barat -0.47 -0.51 -0.59 -0.65 -0.65 -0.67 -0.63
Jawa Tengah -0.48 -0.52 -0.59 -0.66 -0.67 -0.72 -0.69
D.I. Yogyakarta -0.44 -0.46 -0.51 -0.55 -0.58 -0.65 -0.63
Jawa Timur 0.00
0.00 -0.50 -0.56 -0.58 -0.62 -0.60
Bali 0.00
0.00 -0.46 -0.54 -0.55 -0.56 -0.54
Nusatenggara Barat 0.00
0.00 0.00
-0.44 -0.48 -0.55 -0.57 Kalimantan Timur
0.00 -0.44 -0.51 -0.56 -0.52 -0.55 -0.54
Sulawesi Utara -0.53 -0.54 -0.58 -0.62 -0.55 -0.55 -0.52
Sulawesi Tengah -0.49 -0.43 -0.43 -0.45 -0.43
0.00 0.00
Sulawesi Selatan -0.53 -0.56 -0.59 -0.64 -0.66 -0.69 -0.68
Sulawesi Tenggara 0.00
0.00 0.00
-0.41 -0.42 -0.49 -0.51 b.
Korelasi luas panen Provinsi
Juni Juli
Agus Sept Okt
Nov Des
Sumatera Utara 0.00
0.42 0.45
0.52 0.54
0.56 0.56
Bengkulu -0.47 -0.46 -0.48 -0.50 -0.47 -0.52 -0.51
Jambi 0.00
0.00 0.00
-0.46 -0.51 -0.54 -0.52 DKI Jakarta
0.00 0.00
0.00 0.00
-0.44 -0.44 0.00
Jawa Barat -0.51 -0.55 -0.63 -0.69 -0.69 -0.71 -0.67
Jawa Tengah -0.51 -0.55 -0.62 -0.69 -0.70 -0.75 -0.73
D.I. Yogyakarta 0.00
-0.44 -0.49 -0.52 -0.58 -0.63 -0.62 Jawa Timur
0.00 -0.44 -0.52 -0.58 -0.61 -0.66 -0.64
Bali 0.00
0.00 -0.47 -0.54 -0.54 -0.56 -0.54
Nusatenggara Barat 0.00
0.00 0.00
-0.46 -0.51 -0.58 -0.60 Nusatenggara Timur
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
-0.43 Kalimantan Timur
0.00 -0.44 -0.50 -0.55 -0.50 -0.51 -0.51
Sulawesi Utara -0.46 -0.46 -0.51 -0.54 -0.48 -0.48 -0.46
Sulawesi Tengah -0.49 -0.45 -0.43 -0.46 -0.45 -0.43
0.00 Sulawesi Selatan
-0.56 -0.63 -0.67 -0.72 -0.74 -0.75 -0.74 c.
Korelasi produktivitas Provinsi
Juni Juli
Agus Sept Okt
Nov Des
DI Aceh -0.52 -0.49 -0.52 -0.54 -0.49 -0.52 -0.48
Riau 0.00
-0.42 0.00
-0.43 -0.48 -0.50 -0.48 Sumatera Selatan
-0.43 -0.49 -0.58 -0.65 -0.61 -0.62 -0.59 Lampung
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.45
0.00
Provinsi Juni
Juli Agus Sept
Okt Nov
Des D.I. Yogyakarta
-0.43 0.00
0.00 -0.44 -0.42 -0.48 -0.46
Sulawesi Tenggara -0.64 -0.74 -0.78 -0.74 -0.72 -0.67 -0.62 Irian Jaya
0.00 -0.42 -0.43 -0.47 -0.54 -0.51
-0.5
Lampiran 4. Korelasi antara ASML dengan produksi, luas panen, produktivitas padi bulan Mei-Agustus di Indonesia Metode first differences a.
Korelasi Produksi Provinsi
Junt-1 Jult-1 Agust-1 Septt-1 Oktt-1 Novt-1 Dest-1 Jan t Feb t Mar t Apr t Jambi
0.00 0.00
0.00 0.42
0.47 0.48
0.48 0.46
0.44 0.41
0.41 Bengkulu
0.43 0.57
0.66 0.71
0.73 0.74
0.72 0.69
0.59 0.58
0.52 Lampung
0.00 0.00
0.00 0.39
0.46 0.50
0.45 0.42
0.40 0.00
0.00 Jawa Barat
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.40
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Jawa Tengah
0.00 0.43
0.55 0.58
0.63 0.65
0.62 0.56
0.47 0.45
0.00 Jawa Timur
0.00 0.00
0.39 0.45
0.49 0.51
0.42 0.00
0.00 0.00
0.00 Bali
0.00 0.00
0.40 0.47
0.47 0.41
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Nusatenggara Barat
0.00 0.00
0.00 0.40
0.40 0.43
0.44 0.42
0.39 0.00
0.00 Kalimantan Barat
0.46 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 kalimantan tengah
-0.48 -0.58
-0.60 -0.66
-0.65 -0.64
-0.66 -0.70
-0.70 -0.70
-0.62 Kalimantan Selatan
0.00 0.00
0.00 -0.40
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Sulawesi Utara
0.00 -0.50
-0.58 -0.58
-0.58 -0.62
-0.61 -0.62
-0.60 -0.55
-0.47 Sulawesi Selatan
0.00 0.00
0.41 0.46
0.45 0.47
0.52 0.51
0.43 0.40
0.00 Sulawesi Tenggara
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.44 0.44
0.43 0.42
0.00 b.
Korelasi luas panen Provinsi
Junt-1 Jult-1 Agust-1 Septt-1 Oktt-1 Novt-1 Dest-1 Jan t Feb t Mar t Apr t Jambi
0.00 0.00
0.00 0.42
0.47 0.48
0.49 0.46
0.44 0.42
0.42 Bengkulu
0.45 0.60
0.69 0.73
0.75 0.76
0.73 0.70
0.61 0.60
0.54 Lampung
0.00 0.00
0.00 0.46
0.53 0.57
0.51 0.48
0.48 0.44
0.41 Jawa Barat
0.00 0.40
0.52 0.55
0.58 0.62
0.54 0.50
0.44 0.00
0.00 Jawa Tengah
0.00 0.50
0.62 0.66
0.70 0.71
0.66 0.62
0.55 0.52
0.45 D.I. Yogyakarta
0.00 0.42
0.49 0.55
0.56 0.53
0.50 0.47
0.41 0.00
0.00
Provinsi Junt-1 Jult-1 Agust-1 Septt-1 Oktt-1 Novt-1 Dest-1 Jan t Feb t Mar t Apr t
Jawa Timur 0.00
0.00 0.49
0.55 0.59
0.61 0.51
0.44 0.00
0.00 0.00
Bali 0.00
0.00 0.00
0.45 0.45
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
Nusatenggara Barat 0.00
0.00 0.00
0.40 0.41
0.44 0.45
0.43 0.40
0.00 0.00
Sulawesi Selatan 0.00
0.47 0.51
0.57 0.56
0.58 0.62
0.63 0.57
0.53 0.43
Sulawesi Tenggara 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.42 0.48
0.48 0.48
0.47 0.41
Maluku 0.39
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
kalimantan tengah -0.46
-0.59 -0.60
-0.66 -0.65
-0.63 -0.64
-0.69 -0.68
-0.67 -0.61
Sulawesi Utara -0.40
-0.50 -0.57
-0.57 -0.55
-0.59 -0.57
-0.59 -0.56
-0.50 -0.41
c. Korelasi produktivitas
Provinsi Junt-1 Jult-1 Agust-1 Septt-1 Oktt-1 Novt-1 Dest-1 Jan t Feb t Mar t Apr t
Sumatera Utara 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.44
-0.41 -0.42
Sumatera Selatan 0.00
-0.39 -0.40
-0.46 -0.45
-0.46 -0.47
-0.51 -0.52
-0.55 -0.50
Lampung 0.00
-0.40 -0.42
-0.47 -0.45
-0.43 0.00
0.00 -0.43
-0.41 0.00
Jawa Barat -0.44
-0.54 -0.54
-0.54 -0.54
-0.51 -0.52
-0.55 -0.57
-0.52 -0.49
D.I. Yogyakarta 0.00
0.00 -0.40
-0.44 -0.42
0.00 0.00
-0.41 -0.43
0.00 -0.40
Jawa Timur 0.00
-0.45 -0.48
-0.51 -0.50
-0.49 -0.45
-0.50 -0.54
-0.49 -0.42
Nusatenggara Timur 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.41
-0.41 -0.41
-0.45 0.00
kalimantan tengah 0.00
0.00 0.00
-0.40 -0.41
-0.46 -0.48
-0.50 -0.55
-0.59 -0.47
Kalimantan Selatan 0.00
-0.45 -0.50
-0.53 -0.51
-0.47 -0.49
-0.51 -0.50
-0.49 -0.48
Sulawesi Utara 0.00
-0.39 -0.42
-0.45 -0.53
-0.50 -0.48
-0.46 -0.42
-0.46 -0.50
Sulawesi Selatan 0.00
-0.41 -0.46
-0.50 -0.54
-0.52 -0.53
-0.57 -0.62
-0.58 -0.48
Lampiran 5. Korelasi antara ASML dengan produksi, luas panen, produktivitas padi bulan Mei-Agustus di Indonesia Metode Polynomial a.
Korelasi Produksi Provinsi
Junt-1 Jult-1 Agust-1 Septt-1 Oktt-1 Novt-1 Dest-1 Jan t Feb t Mar t Apr t Jambi
0.41 0.00
0.40 0.48
0.50 0.50
0.48 0.48
0.44 0.41
0.00 Sumatera Selatan
0.00 0.00
0.42 0.43
0.46 0.48
0.46 0.46
0.45 0.44
0.39 Bengkulu
0.47 0.47
0.51 0.51
0.56 0.57
0.52 0.52
0.42 0.00
0.00 Lampung
0.00 0.00
0.00 0.00
0.41 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Jawa Barat
0.00 0.00
0.00 0.00
0.38 0.39
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Jawa Tengah
0.46 0.48
0.50 0.53
0.59 0.62
0.59 0.59
0.51 0.45
0.00 Jawa Timur
0.00 0.00
0.00 0.42
0.49 0.50
0.46 0.46
0.00 0.00
0.00 Sulawesi Selatan
0.52 0.41
0.40 0.44
0.50 0.55
0.53 0.53
0.47 0.42
0.00 Sumatera Utara
-0.58 -0.51
-0.43 -0.46
-0.44 -0.46
-0.48 -0.48
-0.48 -0.51
-0.44 Kalimantan Barat
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.49
-0.65 kalimantan tengah
0.00 -0.38
-0.44 -0.38
-0.39 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Kalimantan Timur
-0.45 -0.49
-0.53 -0.48
-0.41 -0.39
-0.43 -0.43
-0.46 -0.45
0.00 b.
Korelasi luas panen Provinsi
Junt-1 Jult-1 Agust-1 Septt-1 Oktt-1 Novt-1 Dest-1 Jan t Feb t Mar t Apr t Jambi
0.00 0.00
0.00 0.41
0.44 0.43
0.40 0.40
0.00 0.00
0.00 Sumatera Selatan
0.00 0.00
0.46 0.46
0.49 0.50
0.50 0.50
0.48 0.42
0.00 Bengkulu
0.46 0.48
0.53 0.53
0.56 0.56
0.52 0.52
0.43 0.00
0.00 Lampung
0.00 0.00
0.00 0.00
0.39 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Jawa Barat
0.00 0.00
0.44 0.46
0.50 0.48
0.47 0.47
0.00 0.00
0.00 Jawa Tengah
0.39 0.46
0.52 0.55
0.57 0.58
0.58 0.58
0.50 0.00
0.00 Jawa Timur
0.00 0.00
0.45 0.50
0.52 0.53
0.50 0.50
0.41 0.00
0.00
Provinsi Junt-1 Jult-1 Agust-1 Septt-1 Oktt-1 Novt-1 Dest-1 Jan t Feb t Mar t Apr t
Nusatenggara Barat 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.39 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
Sulawesi Selatan 0.61
0.52 0.50
0.52 0.58
0.62 0.60
0.60 0.54
0.49 0.00
Sumatera Utara -0.50
-0.42 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.38
-0.50 -0.45
Kalimantan Barat 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.40
-0.56 -0.70
kalimantan tengah -0.40
-0.41 -0.47
-0.43 -0.42
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
Kalimantan Timur -0.45
-0.48 -0.52
-0.49 -0.43
-0.41 -0.44
-0.44 -0.47
-0.48 -0.41
c. Korelasi produktivitas
Provinsi Junt-1 Jult-1 Agust-1 Septt-1 Oktt-1 Novt-1 Dest-1 Jan t Feb t Mar t Apr t
Sumatera Utara -0.41
-0.42 0.00
-0.38 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
Kalimantan Selatan -0.46
-0.45 -0.47
-0.47 -0.45
-0.42 -0.42
-0.42 -0.40
0.00 0.00
Sulawesi Utara -0.46
-0.54 -0.59
-0.62 -0.58
-0.53 -0.51
-0.51 -0.47
-0.41 0.00
Lampung 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.47
Lampiran 6. Korelasi antara ASML dengan produksi, luas panen, produktivitas padi bulan Mei-Agustus di Indonesia Metode Moving Average a.
Korelasi Produksi Tahun
Junt-1 Jult-1 Agust-1 Septt-1 Oktt-1 Novt-1 Dest-1 Jan t Feb t Mar t Apr t Sumatera Utara
-0.52 -0.57
-0.56 -0.54
-0.59 -0.57
-0.55 0.00
0.00 0.00
0.00 kalimantan tengah
-0.44 -0.45
-0.50 -0.59
-0.54 -0.55
-0.51 0.00
0.00 0.00
0.00 Kalimantan Timur
-0.44 -0.54
-0.55 -0.60
-0.57 -0.49
-0.47 0.00
0.00 0.00
0.00 Sulawesi Utara
0.00 0.00
-0.46 -0.47
-0.43 -0.46
-0.44 0.00
0.00 0.00
0.00 Sumatera Barat
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.42
0.00 0.00
0.00 Riau
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.43 0.00
0.00 Jambi
0.00 0.00
0.45 0.51
0.58 0.61
0.62 0.00
0.00 0.00
0.00 Bengkulu
0.55 0.53
0.59 0.63
0.61 0.67
0.66 0.00
0.00 0.00
0.00 Lampung
0.00 0.00
0.00 0.00
0.46 0.56
0.55 0.00
0.00 0.00
0.00 Jawa Tengah
0.43 0.49
0.56 0.55
0.58 0.64
0.66 0.00
0.00 0.00
0.00 Jawa Timur
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.46
0.47 0.00
0.00 0.00
0.00 Nusatenggara Barat
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.44 0.00
0.00 0.00
0.00 Sulawesi Selatan
0.53 0.54
0.53 0.57
0.60 0.67
0.68 0.00
0.00 0.00
0.00 b.
Korelasi luas panen Provinsi
Junt-1 Jult-1 Agust-1 Septt-1 Oktt-1 Novt-1 Dest-1 Jan t Feb t Mar t Apr t Sumatera Utara
-0.52 -0.56
-0.53 -0.52
-0.57 -0.55
-0.54 0.00
0.00 0.00
0.00 kalimantan tengah
-0.47 -0.50
-0.53 -0.62
-0.57 -0.57
-0.52 0.00
0.00 0.00
0.00 Kalimantan Timur
-0.42 -0.52
-0.52 -0.57
-0.55 -0.47
-0.46 0.00
0.00 0.00
0.00 Sulawesi Utara
0.00 0.00
-0.43 -0.43
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Sumatera Barat
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.44
0.00 0.00
0.00 Riau
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.42
0.47 0.47
0.00 Jambi
0.00 0.00
0.00 0.47
0.55 0.58
0.58 0.00
0.00 0.00
0.00 Bengkulu
0.56 0.56
0.62 0.66
0.63 0.69
0.67 0.00
0.00 0.00
0.00
Provinsi Junt-1 Jult-1 Agust-1 Septt-1 Oktt-1 Novt-1 Dest-1 Jan t Feb t Mar t Apr t
Lampung 0.00
0.00 0.00
0.00 0.45
0.54 0.53
0.00 0.00
0.00 0.00
Jawa Barat 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.45 0.45
0.00 0.00
0.00 0.00
Jawa Tengah 0.42
0.48 0.54
0.54 0.57
0.62 0.63
0.00 0.00
0.00 0.00
D.I. Yogyakarta 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.45 0.46
0.00 0.00
0.00 0.00
Jawa Timur 0.00
0.00 0.00
0.00 0.45
0.54 0.53
0.00 0.00
0.00 0.00
Nusatenggara Barat 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.44 0.46
0.00 0.00
0.00 0.00
Kalimantan Barat 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.43 0.00
Sulawesi Tengah 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.42
0.00 0.00
Sulawesi Selatan 0.59
0.64 0.65
0.70 0.72
0.77 0.77
0.00 0.00
0.00 0.00
Maluku 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.42 0.00
c. Korelasi produktivitas
Provinsi Junt-1 Jult-1 Agust-1 Septt-1 Oktt-1 Novt-1 Dest-1 Jan t Feb t Mar t Apr t
Sumatera Utara 0.00
-0.46 -0.54
-0.54 -0.60
-0.57 -0.55
0.00 0.00
0.00 0.00
Sumatera Selatan -0.54
-0.60 -0.66
-0.73 -0.69
-0.69 -0.66
0.00 0.00
0.00 0.00
Jawa Barat 0.00
0.00 -0.41
-0.45 -0.44
-0.43 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
kalimantan tengah 0.00
0.00 0.00
-0.46 -0.41
-0.47 -0.45
0.00 0.00
0.00 0.00
Kalimantan Selatan -0.52
-0.59 -0.64
-0.70 -0.68
-0.66 -0.64
0.00 0.00
0.00 0.00
Sulawesi Utara -0.46
-0.58 -0.63
-0.68 -0.72
-0.70 -0.67
0.00 0.00
0.00 0.00
Sulawesi Selatan 0.00
-0.46 -0.53
-0.59 -0.59
-0.58 -0.56
0.00 0.00
0.00 0.00
Bali 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.48 0.51
0.49 0.00
Maluku 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.46 0.49
0.51 0.00
Irian Jaya 0.00
0.00 0.44
0.46 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
Lampiran 7. Korelasi antara ASML dengan produksi, luas panen, produktivitas padi bulan September-Desember di Indonesia Metode first differences a.
Korelasi Produksi Provinsi
J t-1 Jt-1 A t-1 t-1
O t-1 N t-1 D t-1 Jan t Feb t Mar t Apr t Mai t Jun t Jul t Agus t Riau
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.49
-0.53 Jambi
0.00 0.00
0.00 0.42
0.47 0.48
0.48 0.46
0.44 0.41
0.41 0.00
0.00 0.00
0.00 Sumatera Selatan
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Bengkulu
0.43 0.57
0.66 0.71
0.73 0.74
0.72 0.69
0.59 0.58
0.52 0.00
0.00 0.00
0.00 Lampung
0.00 0.00
0.00 0.39
0.46 0.50
0.45 0.42
0.40 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Jawa Tengah
0.00 0.43
0.55 0.58
0.63 0.65
0.62 0.56
0.47 0.45
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 D.I. Yogyakarta
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Jawa Timur
0.00 0.00
0.39 0.45
0.49 0.51
0.42 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Bali
0.00 0.00
0.40 0.47
0.47 0.41
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Nusatenggara Barat
0.00 0.00
0.00 0.40
0.40 0.43
0.44 0.42
0.39 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Kalimantan Barat
0.46 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 kalimantan tengah
-0.48 -0.58
-0.60 -0.66
-0.65 -0.64
-0.66 -0.70
-0.70 -0.70
-0.62 -0.45
0.00 0.00
0.00 Sulawesi Utara
0.00 -0.50
-0.58 -0.58
-0.58 -0.62
-0.61 -0.62
-0.60 -0.55
-0.47 0.00
0.00 0.00
0.00 Sulawesi Selatan
0.00 0.00
0.41 0.46
0.45 0.47
0.52 0.51
0.43 0.40
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Sulawesi Tenggara
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.44 0.44
0.43 0.42
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Jawa Barat
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.40
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00
b. Korelasi luas panen
Provinsi J t-1 Jt-1 A t-1 t-1 O t-1 N t-1 D t-1 Jan t Feb t Mar t Apr t Mai t Jun t Jul t Agus t
Sumatera Utara 0.40
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.43
0.41 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
Sumatera Barat 0.39
0.51 0.52
0.54 0.53
0.52 0.54
0.57 0.57
0.52 0.44
0.00 0.00
0.00 0.00
Sumatera Selatan 0.41
0.49 0.52
0.53 0.53
0.56 0.59
0.60 0.57
0.53 0.40
0.00 0.00
0.00 0.00
Lampung 0.00
0.41 0.47
0.54 0.56
0.62 0.63
0.60 0.53
0.48 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
Jawa Barat 0.00
0.00 0.44
0.51 0.52
0.52 0.51
0.51 0.46
0.41 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
Jawa Tengah 0.00
0.45 0.54
0.59 0.54
0.50 0.46
0.46 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
Jawa Timur 0.00
0.42 0.54
0.59 0.55
0.52 0.48
0.45 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
Bali 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.39 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
Nusatenggara Barat 0.00
0.00 0.00
0.45 0.44
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
kalimantan tengah 0.00
0.00 0.42
0.52 0.52
0.57 0.59
0.60 0.60
0.60 0.53
0.00 0.00
0.00 0.00
Sulawesi Utara 0.00
0.49 0.51
0.57 0.56
0.54 0.52
0.49 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
Sulawesi Tenggara 0.00
0.00 0.00
0.42 0.39
0.40 0.39
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
c. Korelasi produktivitas
Provinsi J t-1 Jt-1 A t-1
t-1 O t-1 N t-1 D t-1 Jan t Feb t Mar t Apr t Mai t Jun t Jul t Agus t
Sumatera Barat 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
-0.39 -0.39
0.00 0.00
Jawa Barat -0.49
-0.58 -0.57
-0.56 -0.55
-0.52 -0.55
-0.59 -0.61
-0.58 -0.52
-0.41 0.00
0.00 0.00
kalimantan tengah 0.00
0.00 -0.43
-0.43 0.00
0.00 0.00
-0.40 -0.40
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
Kalimantan Selatan 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
-0.41 -0.44
0.00 0.00
0.00 0.00
Sulawesi Utara 0.00
-0.42 -0.45
-0.49 -0.49
-0.45 -0.47
-0.51 -0.50
-0.48 -0.46
0.00 0.00
0.00 0.00
Sulawesi Selatan 0.00
-0.41 -0.50
-0.52 -0.52
-0.46 -0.43
-0.45 -0.47
-0.43 -0.42
0.00 0.00
0.00 0.00
Sulawesi Tenggara 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
-0.39 -0.44
-0.44 -0.41
-0.42 0.00
0.00 0.00
Irian Jaya -0.42
-0.49 -0.46
-0.40 -0.39
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
Kalimantan Timur 0.00
0.00 0.00
0.00 0.43
0.46 0.46
0.41 0.41
0.39 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
Maluku 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.44 0.53
Lampiran 8. Korelasi antara ASML dengan produksi, luas panen, produktivitas padi bulan September-Desember di Indonesia Metode Polynomial a.
Korelasi Produksi Provinsi
J t-1 Jt-1 A t-1 t-1 O t-1 N t-1 D t-1 Jan t Feb t Mar t Apr t Mai t Jun t Jul t Agus t Sumatera Barat
0.45 0.00
0.00 0.00
0.38 0.42
0.43 0.43
0.42 0.43
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Lampung
0.00 0.00
0.39 0.00
0.41 0.41
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.39 kalimantan tengah
0.00 0.00
0.00 0.00
0.39 0.39
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Sumatera Selatan
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
-0.48 -0.53
0.00 Jawa Tengah
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
-0.51 -0.55
0.00 Jawa Timur
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
-0.46 -0.58
0.00 Bali
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.43
0.00 Nusatenggara Barat
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.43
0.00 Kalimantan Selatan
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.45
0.00 Kalimantan Timur
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.39
-0.44 -0.43
0.00 Sulawesi Utara
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
-0.48 -0.55
0.00 Sulawesi Selatan
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.46
-0.48 -0.48
-0.52 -0.59
0.00 Sulawesi Tenggara
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
-0.39 -0.46
0.00 b.
Korelasi luas panen Provinsi
J t-1 Jt-1 A t-1 t-1 O t-1 N t-1 D t-1 Jan t Feb t Mar t Apr t Mai t Jun t Jul t Agus t Sumatera Barat
0.49 0.38
0.00 0.40
0.42 0.43
0.44 0.44
0.43 0.43
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Lampung
0.00 0.00
0.38 0.00
0.38 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.38 Jawa Barat
0.00 0.00
0.40 0.38
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.40 kalimantan tengah
0.43 0.40
0.47 0.46
0.48 0.48
0.45 0.45
0.40 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.47 Sulawesi Utara
0.00 0.00
0.44 0.43
0.41 0.41
0.39 0.39
0.00 0.00
0.00 0.00
-0.53 -0.58
0.44 Sulawesi Selatan
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.40
-0.46 -0.53
-0.61 -0.70
0.00 Sulawesi Tenggara
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.45
0.00 Sumatera Selatan
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.39
-0.51 -0.53
0.00
Provinsi J t-1 Jt-1 A t-1 t-1 O t-1 N t-1 D t-1 Jan t Feb t Mar t Apr t Mai t Jun t Jul t Agus t
Jawa Tengah 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.52
-0.55 0.00
Jawa Timur 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.52
-0.61 0.00
Bali 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
-0.38 0.00
Nusatenggara Barat 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
-0.43 0.00
Kalimantan Selatan 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
-0.43 0.00
Kalimantan Timur 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.41
-0.39 0.00
c. Korelasi produktivitas
Provinsi J t-1 Jt-1 A t-1
t-1 O t-1 N t-1 D t-1 Jan t Feb t Mar t Apr t Mai t Jun t Jul t Agus t
Bengkulu 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.38
0.38 0.00
Lampung 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.39 0.00
0.00 0.00
Jawa Barat 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.39 0.46
0.42 0.00
Jawa Tengah 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.39 0.00
0.00 0.00
Jawa Timur 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.42 0.00
0.00 0.00
Maluku 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.39 0.43
0.49 0.00
Irian Jaya 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.42
0.00 0.00
Kalimantan Selatan -0.52
-0.56 -0.57
-0.53 -0.45
-0.41 -0.42
-0.42 -0.44
-0.41 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.57
Sulawesi Utara -0.44
-0.50 -0.52
-0.48 -0.44
-0.40 -0.41
-0.41 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.52
Sulawesi Selatan 0.00
-0.38 -0.39
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.39
Sulawesi Tenggara -0.46
-0.48 -0.40
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.40
Lampiran 9. Korelasi antara ASML dengan produksi, luas panen, produktivitas padi bulan September-Desember di Indonesia Metode Moving Average a.
Korelasi Produksi Provinsi
J t-1 Jt-1 A t-1 t-1 O t-1 N t-1 D t-1 Jan t Feb t Mar t Apr t Mai t Jun t Jul t Agus t Sumatera Utara
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.44
0.50 0.47
0.45 0.42
0.00 0.00
0.00 Sumatera Barat
0.47 0.44
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.41 0.00
0.00 0.45
0.47 0.44
0.00 Lampung
0.00 0.00
0.43 0.51
0.52 0.60
0.61 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.43 Jawa Barat
0.00 0.00
0.00 0.46
0.49 0.53
0.55 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 kalimantan tengah
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.42
0.42 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Sulawesi Tengah
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.57
0.60 0.57
0.48 0.00
0.00 0.00
0.00 Maluku
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.45 0.46
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 b.
Korelasi luas panen Provinsi
J t-1 Jt-1 A t-1 t-1 O t-1 N t-1 D t-1 Jan t Feb t Mar t Apr t Mai t Jun t Jul t Agus t Sumatera Utara
0.42 0.42
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.49
0.55 0.53
0.52 0.48
0.42 0.42
0.00 Bengkulu
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.42
0.46 0.42
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Lampung
0.00 0.00
0.45 0.53
0.53 0.62
0.63 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.45 Jawa Barat
0.00 0.00
0.45 0.52
0.53 0.55
0.56 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.45 kalimantan tengah
0.42 0.44
0.46 0.57
0.53 0.56
0.55 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.42 0.44
0.46 Sulawesi Utara
0.00 0.00
0.00 0.46
0.43 0.43
0.43 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Sulawesi Tengah
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.54
0.58 0.57
0.50 0.00
0.00 0.00
0.00 Maluku
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.45 0.42
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Sumatera Barat
0.50 0.48
0.00 0.00
0.00 0.42
0.44 0.00
0.43 0.00
0.42 0.48
0.50 0.48
0.00 Irian Jaya
0.00 0.00
-0.42 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
-0.42
c. Korelasi produktivitas
Provinsi J t-1 Jt-1 A t-1
t-1 O t-1 N t-1 D t-1 Jan t Feb t Mar t Apr t Mai t Jun t Jul t Agus t
Jawa Barat 0.00
0.00 -0.43
-0.44 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.43
Jawa Tengah 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
kalimantan tengah 0.00
0.00 -0.42
-0.45 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.42
Kalimantan Selatan -0.49
-0.53 -0.54
-0.57 -0.52
-0.44 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
-0.44 -0.49
-0.53 -0.54
Sulawesi Utara -0.43
-0.58 -0.64
-0.71 -0.69
-0.66 -0.65
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.43
-0.58 -0.64
Sulawesi Selatan 0.00
0.00 -0.44
-0.47 -0.44
-0.41 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.44
Sulawesi Tenggara -0.46
-0.52 -0.58
-0.59 -0.51
-0.45 -0.42
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 -0.46
-0.52 -0.58
Irian Jaya -0.42
0.00 -0.42
0.00 0.00
0.00 0.00
-0.46 -0.51
-0.55 -0.51
-0.49 -0.42
0.00 -0.42
Sulawesi Tengah 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.44 0.45
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan populasi ke-empat terbesar dan penghasil
beras ke-tiga terbesar di dunia World Bank, 2000. Indonesia memproduksi sekitar 31
juta ton beras pertahunnya, namun konsumsi masih sedikit diatas tingkat produksi
tersebut, dimana impor umumnya sampai dengan 7 dari besarnya konsumsi dalam
setahun.
Kekurangan tingkat
produksi dibandingkan dengan konsumsi ini akan
semakin besar jika terjadi kegagalan panen. Kegagalan panen tersebut sering diakibatkan
oleh iklim yang ekstrim.
Pengaruh iklim terhadap pertanian di Indonesia sangat kuat karena iklim di
Indonesia sangat dipengaruhi oleh fenomena global seperti ENSO El-Nino and Southern
Oscillation, Dipole Mode, dan Madden Julian Oscillation MJO. Fenomena ENSO
merupakan fenomena yang mempunyai peran paling besar dari ketiga fenomena
tersebut
dalam keragaman
iklim di
Indonesia, khususnya curah hujan. Besarnya pengaruh ENSO ini ditunjukkan dari data
kekeringan yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1844, dimana dari 43 kejadian
tersebut, hanya 6 kali yang kejadiannya tidak bersamaan kejadian fenomena ENSO
Boer dan Subbiah, 2003.
El-Nino biasanya
menyebabkan kejadian kemarau panjang atau kekeringan
karena terjadinya penurunan curah hujan jauh dibawah normal. Sebaliknya La-Nina
seringkali menyebabkan lebih panjangnya musim hujan dan meningkatkan curah hujan
jauh diatas normal pada musim kemarau. Mundurnya
awal musim
hujan dan
penurunan curah
hujan inilah
yang menjadikan El-Nino mempunyai dampak
negatif terhadap pertanian di Indonesia. Jika awal musim hujan mengalami kemunduran
maka awal musim tanam juga mengalami kemunduran.
Selain itu
kekeringan seringkali menyebabkan kegagal panen.
Salah satu indikasi yang menandakan terjadinya peristiwa ENSO adalah anomali
suhu muka laut Pasifik Nino 3.4, oleh karena itu data ini bisa dijadikan sebagai prediktor
untuk memperkirakan besarnya produksi padi di Indonesia. Dalam penelitian ini,
prediktor tidak dihubungkan dahulu dengan curah hujan karena berdasarkan penelitian
Naylor 2001, hubungan antara anomali suhu muka laut pasifik Nino 3.4 dengan
produksi padi mempunyai korelasi yang kuat dan lebih baik untuk dijadikan sebagai
prediktor karena memberikan waktu prediksi yang lebih lama dibandingkan dengan
menggunakan curah hujan. Prediksi ini diharapkan bisa dipakai oleh pemegang
keputusan
dalam kebijakan
ketahanan pangan agar bisa mempersiapkan langkah-
langkah yang bisa diambil dalam rangka menjaga kestabilan ketahanan pangan di
Indonesia. Selain itu, baik pemerintah maupun petani diharapkan bisa menyusun
strategi tanam agar tidak terjadi kegagalan panen dan hasil pertanian bisa dioptimalkan.
1.2.
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh fenomena ENSO
terhadap produksi padi di Indonesia. 2.
Menentukan prediktor terbaik untuk prediksi produksi padi di Indonesia.
3. Membuat prediksi produksi padi di
Indonesia menggunakan data anomali suhu muka laut pasifik Nino 3.4 agar bisa
digunakan sebagai peringatan dini bagi ketahanan pangan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
4.1. Tipe Hujan di Indonesia
Wilayah Indonesia berada pada posisi strategis yang terletak di daerah tropis,
diantara Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia,
serta dilalui garis katulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari
barat ke timur, terdapat banyak selat dan teluk. Posisi ini menjadikan Indonesia
sebagai
daerah pertemuan
sirkulasi meridional Hadley dan sirkulasi zonal
Walker, dua
sirkulasi yang
sangat mempengaruhi keragaman iklim Indonesia.
Selain itu karena keberadaan wilayah Indonesia ini, kondisi iklimnya akan
dipengaruhi oleh fenomena global seperti El Nino, La Nina, Dipole Mode, dan Madden
Julian
Oscillation MJO,
disamping pengaruh
fenomena regional,
seperti sirkulasi monsun Asia-Australia, Daerah
Pertemuan Angin Antar Tropis atau Inter Tropical Convergence Zone ITCZ yang
merupakan daerah pertumbuhan awan, serta kondisi suhu muka laut di sekitar wilayah
Indonesia BMKG, 2008.
Sirkulasi angin di Indonesia ditentukan oleh pola perbedaan tekanan udara di
Australia dan Asia. Pola tekanan udara ini mengikuti pola peredaran matahari dalam
setahun yang mengakibatkan sirkulasi angin
I. PENDAHULUAN