Rencana Ruang Rencana Sirkulasi .
Kondisi Fisik Wilayah Topografi dan Kemiringan Lahan
Kecamatan Sumur dan Kecamatan Cimanggu masing-masing terletak pada ketinggian 9 m dpl dan 100 dpl. Bentuk topografi seluruh desa di Kecamatan
Sumur datar. Sedangkan sebagian besar desa di Kecamatan Cimanggu mempunyai bentuk topografi berbukit-bukit.
Berdasarkan letak geografisnya, desa-desa di Kecamatan Sumur dikategorikan sebagai desa pantai karena wilayahnya berbatasan dengan garis
pantailaut dengan corak kehidupan sebagian masyarakatnya tergantung pada potensi laut. Sedangkan sebagian besar desa-desa di Kecamatan Cimanggu
dikategorikan sebagai desa bukan pantai karena wilayahnya tidak berbatasan dengan garis pantai dan hanya dua desa yang dikategorikan sebagai desa pantai
yaitu Desa Rancapinang dan Desa Tangkilsari.
Gambar 6 Peta Ketinggian Kawasan TNUK Sumber: Laporan Kajian KSN TNUK Tahun 2013
Klimatologi
Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon beriklim tropik laut, dan menurut Schmidt Ferguson 1951 dalam BTNUK 2014 termasuk klasifikasi iklim tipe
B dengan Q = 20,4. Curah hujan rata-rata tahunan sebesar 3249 mm dengan temperatur 25–30
C dan kelembaban 80–90 persen. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai April bersamaan dengan terjadinya musim angin barat laut,
dengan curah hujan tiap bulan rata-rata mencapai lebih dari 200 mm, dan curah hujan tertinggi pada bulan Desember mencapai lebih dari 400 mm. Musim
kemarau terjadi pada Mei – September dengan curah hujan normal tiap bulan rata- rata tidak melebihi 100 mm.
Iklim wilayah Kecamatan Sumur dan Kecamatan Cimanggu pada umumnya sama dengan iklim di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon termasuk iklim
tropika laut. Menurut SCHMIDT FERGUSON termasuk dalam iklim tipe B, dengan curah hujan 100–4000 mm, temperatur 15–300
C dan kelembaban udara 80–90 persen. Perbedaan musim kemarau dan musim hujan sangat tegas dengan
musim kering selama 4–6 bulan. Selama musim kering areal persawahan dan kebun masyarakat menjadi kering dan tidak dapat ditanami. Namun sungai-sungai
masih tetap berair dengan debit yang sangat kecil.
Geologi Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon TNUK yang meliputi Pegunungan
Honje, Semenanjung Ujung Kulon dan Pulau Panaitan termasuk pegunungan tersier muda yang menutupi strata pratersier dari dangkalan Sunda pada zaman
tersier. Selama masa Pleistosen deretan Pegunungan Honje diperkirakan telah membentuk ujung selatan dari deretan pegunungan Bukit Barisan di Sumatera
yang kemudian terpisah setelah terlipatnya Kubah Selat Sunda. Bagian Tengah dan Timur Semenanjung Ujung Kulon terdiri formasi batu kapur miosen yang
tertutupi oleh endapan aluvial di bagian utara dan endapan pasir di bagian selatan. Berdasarkan peta geologi Kawasan Strategis Nasional TNUK tanah di wilayah
Kecamatan Sumur dan Kecamatan Cimanggu terdiri dari tipe-tipe aluvial di bagian pantai, formasi bojongmanik, formasi cimampang dan batu gamping
terumbu mendominasi di Kecamatan Cimanggu. Gambar 7 Peta Curah Hujan TNUK
Sumber: RTRW Kab. Pandeglang 2011–2031
Jenis Tanah dan Tata Guna Lahan
Menurut Hommel 1987 dalam BTNUK 2014 bahan induk tanah di sekitar kawasan Taman Nasional Ujung Kulon berasal dari batuan vulkanik
seperti batuan lava merah, marl, tuff, batuan pasir dan konglomerat. Jenis tanah yang paling luas penyebarannya di sebagian Gunung Honje
yang dekat dengan desa-desa di sekitar kawasan TNUK adalah jenis tanah kompleks alluvial,
podsolik, latosol dan regoso. Adapun jenis tanah dapat dilihat pada peta geologi Kawasan TNUK pada Gambar 8.
Gambar 8 Peta Jenis Tanah Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon Sumber: Laporan Kajian KSN TNUK 2013
Tata guna lahan di wilayah Kecamatan Sumur dan Kecamatan Cimanggu terbagi atas pemukiman seluas 456,10 Ha, lahan sawah seluas 251,56 Ha, hutan
lahan kering seluas 130,14 Ha, hutan lahan basah seluas 1,38 Ha, semak belukartegalan seluas 13.622,6 Ha dan lahan rawa seluas 0,310 Ha.
Tabel 9 Penggunaan Lahan Daerah Penyangga TNUK
Sumber: RTRW Kabupaten Pandeglang 2011–2031
No Jenis Tata Guna Lahan
Luas Ha
1. Pemukiman 456,10
Sawah 251,56
2. Hutan Lahan kering
Hutan Lahan Basah 130,14
1,38 3
Semak belukar, tanah kosong, kebun campuran 13.622,6
4 Rawa
0,310
Kondisi Umum Sosial dan Ekonomi Kependudukan
Berdasarkan data Monografi Kecamatan Cimanggu dan Kecamatan Sumur 2014 total jumlah penduduk di daerah penyangga Taman Nasional Ujung Kulon
yang terbagi dalam 2 dua kecamatan tersebut adalah 50.535 jiwa. Terdiri dari jumlah penduduk di Kecamatan Sumur adalah 23,616 jiwa yang terbagi
dalam6,298 KK. Sedangkan jumlah penduduk di Kecamatan Cimanggu adalah 26,919 jiwa yang terbagi dalam 11,084 KK.
Tabel 10 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013
Sumber: Monografi Kecamatan Cimanggu dan Kecamatan Sumur 2014
Mata Pencahrian
Secara umum mata pencaharian penduduk di Kecamatan Sumur mayoritas adalah petani. Sedangkan yang lainnya adalah nelayan, pegawai negeri dan buruh.
Sama halnya dengan penduduk di Kecamatan Cimanggu mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan sisanya sebagai buruh, pedagang, PNS, dan
nelayan.
No Nama Desa
Penduduk Jumlah
Jumlah KK Laki
– laki Perempuan Kecamatan Cimanggu
1. Tangkilsari 1,050
650 1,700
1,016