5 PEMBAHASAN
5.1 Teknologi Penangkapan Ikan Layang Pilihan
Teknologi penangkapan ikan layang yang digunakan oleh nelayan Maluku Utara saat ini adalah mini purse seine, jaring insang hanyut dan bagan perahu.
Ketiga alat tangkap ini dianalisis berdasarkan aspek biologi, teknis, sosial, ekonomi, dan keramahan lingkungan untuk mengetahui urutan prioritas
pengembangan perikanan layang di Maluku Utara.
5.1.1 Aspek biologi
Berdasarkan analisis kriteria aspek biologi Tabel 9, untuk spesies komposisi target spesies , ukuran hasil tangkapan utama cm, dan lama waktu
musim penangkapan ikan layang bulan alat tangkap mini purse seine menempati pada urutan prioritas pertama, jaring insang hanyut pada urutan prioritas kedua
dan bagan perahu pada urutan prioritas ketiga. Hal ini disebabkan karena sifat alat yang dioperasikan dengan cara melingkari gerombolan ikan dengan menarik tali
kerut bagian bawah jaring dapat dikuncupkan dan jaring akan berbentuk seperti mangkok, pada kondisi ini ikan-ikan yang sudah terkurung sulit untuk meloloskan
diri. Hal ini sesuai dengan pernyataan Baskoro 2002, bahwa pukat cincin dioperasikan dengan cara melingkari gerombolan ikan baik dengan menggunakan
satu kapal ataupun dua unit kapal. Setelah gerombolan ikan terkurung, kemudian bagian bawah jaring dikerutkan hingga tertutup dengan menarik tali kerut yang
dipasang sepanjang bagian bawah melalui cincin. Hal lain yang menyebabkan persentase ikan layang lebih banyak tertangkap
dengan pukat cincin karena alat tangkap pukat cincin didesain untuk menangkap gerembolan ikan yang hidup di permukaan air dan memanfaatkan sifat tingkah
laku dari ikan yang senang membentuk schooling. Nugroho 2005 menyatakan hasil tangkapan yang mendominasi hasil tangkapan pukat cincin biasanya adalah
jenis ikan layang yaitu antara Decapterus russelli dan Decapterus macrosoma. Jaiswar et al. 2001, menyatakan bahwa pukat cincin adalah alat
penangkapan yang bertujuan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan pelagic fish. Selanjutnya dikatakan tingkah laku ikan layang membentuk
gerombolan dekat dasar perairan pada siang hari dan mencari makan pada malam hari di permukaan perairan.
Hasil analisis Tabel 9, menunjukkan bahwa jaring insang hanyut adalah alat tangkap yang mampu menangkap ikan layang dalam ukuran rata-rata terbesar
bila dibandingkan dengan pukat cincin dan bagan perahu. Hal tersebut sangat berkaitan dengan selektivitas dari ketiga alat tangkap tersebut, dimana jaring
insang hanyut adalah alat tangkap yang memilki selektivitas yang tinggi di bandingkan dengan alat tangkap pukat cincin dan bagan perahu. Sebagaimana
penelitian yang dilakukan di kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan oleh Arifin 2008 menyatakan bahwa alat tangkap jaring insang hanyut termasuk kategori
alat tangkap ramah lingkungan, sedangkan pukat cincin dan bagan perahu termasuk alat tangkap yang kurang ramah lingkungan.
5.1.2 Aspek teknis