2.6.7 Fekunditas
Pengetahuan mengenai fekunditas merupakan salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam biologi perikanan. Fekunditas ikan telah
dipelajari bukan saja merupakan salah satu aspek dari natural history, tetapi sebenarnya ada hubungannya dengan studi dinamikan populasi , sifat-sifat rasial,
produksi dan persoalan stok-rekruitmen Bagenal 1978 diacu dalam Effendie 1979. Dari fekunditas secara tidak langsung kita dapat menaksir jumlah anak
ikan yang akan dihasilkan dan akan menentukan pula jumlah ikan dalam kelas umur yang bersangkutan.
Talah banyak usaha-usaha untuk menerangkan dan membuat definisi mengenai fekunditas. Menurut Nikolsky 1963 diacu dalam Effendie 1992
jumlah telur yang terdapat dalam ovari ikan dinamakan fekunditas individu, fekunditas mutlak atau fekunditas total. Adapun pengertian fekunditas total
menurut Royce 1972 diacu dalam Effendie 1992 adalah jumlah telur yang dihasilkan ikan selama hidup. Selanjutnya dikemukakan yang dimaksud dengan
fekunditas relatif adalah jumlah telur per satuan berat atau panjang. Nikolsky
1963 diacu
dalam Effendie 1992 menyatakan ikan-ikan yang tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditas relatif lebih kecil. Umumnya
fekunditas relatif lebih tinggi dibanding dengan fekunditas individu. Fekunditas relatif akan menjadi maksimum pada golongan ikan yang masih muda.
Tiews et al
., 1972 diacu dalam Soumokil 1996 mengatakan bahwa ikan Decapterus spp
umumnya bertelur pada malam hari sekitar pukul 22.00 – 24.00 dan menetas pada keesokan harinya sekitar pukul 09.00. Pemijahan ikan layang
umunya terjadi di perairan sekitar pulau-pulau karang. Pemijahan ini berlangsung relatif lama dan bersifat seagian-sebagian partial spawning.
2.7 Alat Tangkap Ikan Layang
2.7.1 Pukat cincin purse seine
Alat tangkap purse seine atau pukat cincin adalah jaring yang umumnya berbentuk empat persegi panjang, dilengkapi dengan tali kerut yang dilewatkan
melalui cincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring tali ris bawah, sehingga dengan menarik tali kerut bagian bawah jaring dapat dikuncupkan dan jaring akan
berbentuk seperti mangkok Baskoro 2002. Disebut pukat cincin karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin. Fungsi cincin dan tali keruttali kolor ini
penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Adanya tali kerut tersebut jaring yang semula tidak berkantong bandingkan dengan jaring payang seine net
akan terbentuk kantong pada tiap akhir penangkapan ikan Subani dan Barus 1989.
Menurut Brandt 1984 purse seine dibentuk dari dinding jaring yang sangat panjang, biasanya tali ris bawah leadline sama atau lebih panjang daripada tali
ris atas floatline. Floatline memuat rangkaian pelampung float yang menjaga posisi jaring agar tetap berada di permukaan air. Leadline adalah tali ris bawah
yang merangkai kumpulan pemberat sinker yang terbuat dari timah sehingga memungkinkan jaring untuk melebar secara vertikal dengan maksimal. Pada pukat
cincin mata, jaring hanya berfungsi sebagai penghadang gerak ikan, bukan penjerat seperti pada gillnet Ayodhyoa 1981.
Pukat cincin yang kurang lebih sejenis di Indonesia sudah sejak lama dikenal walaupun dengan nama dan konstruksi yang sedikit berbeda, seperti pukat
langgar, pukat senangin, gae dan giob. Pukat cincin pertama kali diperkenalkan di pantai utara Jawa oleh BPPL pada tahun 1970. Kemudian diaplikasikan
19731974 di Muncar dan berkembang pesat sampai sekarang Subani dan Barus 1989.
Baskoro 2002 menyatakan bahwa purse seine dioperasikan dengan cara melingkari gerombolan ikan baik dengan menggunakan satu kapal ataupun dua
unit kapal. Setelah gerombolan ikan terkurung, kemudian bagian bawah jaring dikerutkan hingga tertutup dengan menarik tali kerut yang dipasang sepanjang
bagian bawah melalui cincin. Alat penangkapan ini ditujukan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan pelagic fish. Tingkah laku ikan layang membentuk
gerombolan dekat dasar perairan pada siang hari dan mencari makan pada malam hari di permukaan perairan Jaiswar et al. 2001. Hasil tangkapan yang
mendominasi hasil tangkapan pukat cincin biasanya adalah jenis ikan layang yaitu antara Decapterus russelli dan Decapterus macrosoma Subani dan Burus, 1989.
Menurut Subani dan Barus 1989 umumnya perikanan purse seine di dunia menggunakan satu kapal. Ada dua tipe kapal purse seine, yaitu tipe Amerika dan
tipe Skandinavia Eropa. Kapal purse seine tipe Amerika mempunyai bridge anjungan dan ruang akomodasi pada bagian haluan. Kapal purse seine tipe
Skandinavia Eropa mempunyai bridge anjungan, dan ruang akomodasi di buritan. Kegiatan penurunan jaring dilakukan pada sisi kanan kapal starboart,
sedangkan sisi kiri kapal portside ditempati untuk ruang kemudi. Alat penangkapan purse seine disimpan pada bagian buritan dan power
block , biasanya terletak di sisi anjungan kapal Fyson 1985. Menurut Fridman
1986 diacu dalam Baskoro 2002, jenis purse seine yang dioperasikan dengan satu unit kapal memiliki kantong bunt yang terletak pada salah satu ujung jaring,
sedangkan kantong bunt pada purse seine yang manggunakan dua unit kapal terletak pada bagian tengah jaring.
2.7.2 Jaring insang hanyut