perubahan musim, yaitu Barat dan Timur dan arus harian yang dipengaruhi oleh pergerakan pasang surut. Data Dishidros TNI-AL 1992 diacu dalam Dinas
Perikanan dan Kelautan 2006 kecepatan arus tertinggi terjadi di Selat Capalulu
mencapai 90 miljam, sedangkan arus lokal bervariasi pada saat arah angin menuju Timur Laut sampai Tenggara dan ke arah Selatan sampai Barat dengan
variasi antara 1-45 cmdetik. Parameter oseanografi penting lainnya adalah gelombang, informasi
mengenai kondisi gelombang dapat memprediksikan kondisi perairan dan aktifitas di laut termasuk aktifitas perikanan tangkap.
Variasi pergerakan gelombang berdasarkan data Dishidros TNI-AL 1992
dan LON-LIPI Ambon 1994 diacu dalam Dinas Perikanan dan Kelautan 2004
gelombang besar terjadi pada bulan September-Desember dengan ketinggian mencapai 1.50 – 2.00 m.
2.2 Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap
Pengembangan merupakan suatu istilah yang berarti suatu usaha perubahan dari suatu yang dinilai kurang kepada sesuatu yang dinilai lebih baik. Manurung et
al., 1998, memberikan pengertian tentang pengembangan sebagai suatu proses
yang membawa peningkatan kemampuan penduduk khususnya di pedesaan mengenai lingkungan sosial yang disertai dengan meningkatkan taraf hidup
mereka sebagai akibat dari penguasaan mereka. Dengan demikian pengembangan adalah suatu proses yang menuju pada suatu kemajuan.
Untuk dapat mencapai kemajuan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat ditempuh melalui pembangunan. Dalam rangka
pembangunan, segala kegiatan harus ditumpahkan demi pembaharuan sosial serta pertumbuhan ekonomi, yang kedua-duanya harus berjalan serasi dan
seirama Mubyarto 1996. Syafrin 1993, mengatakan bahwa pengembangan usaha perikanan
tangkap sangat tergantung pada ketersediaan sumberdaya perikanan di suatu perairan dan fluktuasi kegiatan usaha perikanan pada akhirnya mempengaruhi
nelayan yang beroperasi di sekitar perairan tersebut. Seleksi teknologi menurut Haluan dan Nurani 1988, dapat dilakukan
melalui pengkajian-pengkajian aspek bio-technico-socio-economic-approach
oleh karena itu ada empat aspek yang harus dipenuhi oleh suatu jenis teknologi penangkapan ikan yang akan dikembangkan, yaitu : 1 bila ditinjau dari segi
biologi tidak merusak atau mengganggu kelestarian sumberdaya, 2. Secara teknis efektif digunakan, 3 dari segi sosial dapat diterima masyarakat nelayan,
4 secara ekonomi teknologi tersebut bersifat menguntungkan. Satu aspek tambahan yang tidak dapat diabaikan yaitii adanya izin dari pemerintah kebijakan
dan peraturan pemerintah. Apabila pengembangan perikanan di suatu wilayah perairan ditekankan pada
perluasan kesempatan kerja, maka menurut Monintja 1987, teknologi yang perlu dikembangkan adalah jenis unit penangkapan ikan yang relatif dapat menyerap
tenaga kerja banyak, dengan pendapatan per nelayan memadai. Selanjutnya menurut Monintja 1987, dalam kaitannya dengan penyediaan protein untuk
masyarakat Indonesia, maka dipilih unit penangkapan ikan yang memiliki produktifitas unit serta produktifitas nelayan per tahun yang tinggi, namun masih
dapat dipertanggung jawabkan secara biologis dan ekonomis.
2.3 Usaha Perikanan yang Berkelanjutan