5.1.5 Aspek keramahan lingkungan
Berdasarkan hasil analisis keramahan lingkungan dari ketiga alat tangkap Tabel 13, menempatkan alat tangkap jaring insang hanyut pada urutan prioritas
pertama, selanjutnya mini purse seine, sedangkan bagan perahu termasuk alat tangkap yang dianggap kurang ramah lingkungan dan berada pada prioritas ke
tiga. Jaring insang hanyut dikategorikan alat tangkap yang ramah lingkungan
karena alat tangkap ini dioperasikan di kolom air. Selain itu, ukuran ikan dan jenis ikan yang tertangkap juga selektif sehingga tidak akan mempengaruhi
keseimbangan struktur umur populasi ikan Suharyanto, 1998. Tujuan utama penangkapan dari alat tangkap pukat cincin adalah kelompok
ikan pelagis kecil dan ikan yang dominan tertangkap pada alat tangkap ini adalah ikan layang atau di Maluku Utara dikenal dengan “ikan sorihi”. Berdasarkan hasil
pengelompokkan alat tangkap pada tingkat keramahan lingkungan pukat cincin di kategorikan pada alat tangkap yang kurang ramah lngkungan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Atmaja dan Haluan, 2003 bahwa alat tangkap purse seine memang cukup selektif terhadap ukuran dan jenis ikan target spesies sehingga
tidak mengganggu siklus hidup dan pertumbuhan populasi, namun demikian pada kondisi-kondisi tertentu terdapat beberapa populasi yang ukurannya berbeda dan
berukuran kecil. Bila menggunakan rumpon maka beberapa ikan yang berukuran kecil juga ikut tertangkap, sehingga kategori ramah lingkungan alat tangkap pukat
cincin tergolong dalam kategori sedang. Bagan perahu dikategorikan alat tangkap yang kurang ramah lingkungan
disebabkan karena selektivitas dan hasil tangkapan sampingan by catch memiliki nilai yang rendah mampu menangkap semua jenis ikan yang ada dalam areal
penangkapan dari berbagai jenis dan ukuran ini dibandingkan dengan alat tangkap lainnya dan jika dihubungkan dengan nilai aspek biologi menunjukkan
bahwa hasil-hasil tangkapan ikan layang yang diperoleh relatif berukuran kecil. Hal ini sesuai dengan pendapat Najamuddin 2004, yang menyatakan alat
tangkap bagan perahu termasuk alat tangkap yang tidak selektif dimana menangkap banyak jenis ikan dengan ukuran mulai dari kecil sampai besar.
Menurut Shepherd 1992, menyatakan bahwa penangkapan ikan-ikan kecil lebih berbahaya dari pada penangkapan ikan memijah, karena lebih banyak
jumlah ikan yang diambil dengan berat yang sama, dan juga ikan-ikan lebih kecil lebih mudah ditangkap bertahun-tahun sampai memijah. Jika ditangkap pada fase-
fase sebelum memijah, mereka tidak mempunyai kesempatan untuk memijah, sementara tidak semua ikan yang memijah dapat ditangkap dan mereka
mempunyai kesempatan memijah sekurang-kurangnya sekali. Hal ini sesuai dengan pendapat Monintja 2000, bahwa alat tangkap ikan
disebut ramah lingkungan bila memenuhi 9 kriteria tersebut selanjutnya menurut Arimoto 1999 diacu dalam Samuel 2003, teknologi penangkapan ikan ramah
lingkungan adalah suatu alat tangkap yag tidak memberikan dampak lingkungan, tidak merusak dasar perairan benthik disturbance, kemungkinan hilangnya alat
tangkap kecil, serta kontribusinya terhadap polusi rendah.
5.1.6 Aspek gabungan biologi, teknis, sosial, ekonomi dan keramahan