perdagangan elektronik menjadi fungsional. Perubahan mata uang nasional menjadi Euro tidak dapat menjelaskan peningkatan dramatis pada frekuensi tinggi
integrasi.
2.7. Kerangka Pemikiran
Pada saat ini dilakukan upaya perjanjian kerja sama perdagangan antara ASEAN dan negara mitra dagang, yaitu China, Jepang, Korea Selatan, India,
Australia, dan Selandia Baru yang secara geografis terletak saling berdekatan guna meningkatkan daya saing tiap negara dalam menghadapi persaingan global.
Bentuk kerja sama ini disebut dengan ASEAN + 6. Pada berbagai penelitian dan literatur mengenai pasar finansial dua hal
penting yang selalu dibahas adalah mengenai return dan risiko akan tetapi dalam penelitian ini hanya akan dibahas mengenai return. Pada penelitian ini akan
melihat bagaimana pergerakan yield obligasi negara Indonesia terhadap guncangan yang terjadi pada pasar obligasi negara-negara ASEAN+6 dan
sebaliknya bagaimana pergerakan yield obligasi negara di antara negara-negara ASEAN+6 terhadap guncangan yang terjadi pada pasar obligasi Indonesia. Dalam
penelitian ini juga diperhitungkan data yield Amerika Serikat dimana diketahui bahwa Amerika Serikat merupakan negara yang memiliki perekonomian yang
besar di dunia sehingga semua hal yang terjadi baik dalam perekonomian maupun non-ekonomi di Amerika Serikat akan direspon oleh hampir seluruh negara. Oleh
karena itu data yang digunakan untuk Amerika Serikat ialah data yield obligasi negara Amerika Serikat pada t-1 dimana hal ini menjelaskan semua negara akan
merespon kejadian atau kebijakan yang terjadi pada Amerika Serikat pada hari
sebelumnya. Dan kemudian dalam penelitian akan melihat negara manakah yang dominan dalam sistem integrasi pasar obligasi di antara negara-negara ASEAN+6.
Keterangan: Fokus dalam skripsi ini
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
India, Australia,
Selandia Baru Jepang,
Cina, Korea Selatan
ASEAN
ASEAN + 6
Return
Indonesia US
Pasar Obligasi Negara-negara
ASEAN+6
Integrasi Pasar Obligasi
Negara yang Dominan dalam
Sistem Integrasi Pasar Obligasi
ASEAN+6 Risiko
III. METODE PENELITIAN