Vector Autoregression VAR Metode Analisis Data

harus dilakukan terlebih dahulu yaitu uji stasioneritas unit root test, penentuan lag optimal , dan uji kointegrasi.

3.2.1. Vector Autoregression VAR

Model VAR dikembangkan oleh Cristopher Sims 1980 dan dasarnya hampir sama dengan model untuk menguji Granger’s 1969 Causality Enders, 2000. VAR adalah model a-priori terhadap teori ekonomi. Namun demikian model ini sangat berguna dalam menentukan tingkat eksogenitas suatu variabel ekonomi dalam sebuah sistem ekonomi di mana terjadi saling ketergantungan antar variabel dalam ekonomi. Dalam Pasaribu 2003 model ini juga menjadi dasar munculnya metode kointegrasi Johansen 1988, 1989 yang sangat baik dalam menjelaskan perilaku variabel dalam perekonomian. Ketika kita tidak yakin bahwa suatu variabel sebenarnya merupakan variabel eksogen, perluasan dasar analisis fungsi perubahan adalah untuk memperlakukan setiap variabel secara simetris Enders, 2000. Model VAR dalam bentuk standar = + 1 −1 + 1 dimana: = −1 1 = −1 1 = −1 Untuk tujuan tertulis, kita dapat menetapkan sebagai elemen i vektor , sebagai elemen pada baris i dan kolom j dari matriks 1 , dan sebagai elemen i pada vektor . Hal ini penting untuk dicatat bahwa error terms merupakan shocks . Karena merupakan proses white-noise, hal tersebut mengikuti memiliki rataan nol, varians konstan, dan secara individual berturut-turut tidak berkorelasi. Enders, 2004. Adapun model VAR yang digunakan dalam penelitian ini adalah: � = 11 21 31 41 51 61 71 81 91 101 12 22 32 42 52 62 72 82 92 102 13 23 33 43 53 63 73 83 93 103 14 24 34 44 54 64 74 84 94 104 15 25 35 45 55 65 75 85 95 105 16 26 36 46 56 66 76 86 96 106 17 27 37 47 57 67 77 87 97 107 18 28 38 48 58 68 78 88 98 108 19 29 39 49 59 69 79 89 99 109 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 − − − − − − − − � − − + 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 Keterangan: = yield obligasi negara Indonesia pada waktu t = yield obligasi negara Malaysia pada waktu t = yield obligasi negara Thailand pada waktu t = yield obligasi negara Singapura pada waktu t = yield obligasi negara Filipina pada waktu t = yield obligasi negara Cina pada waktu t = yield obligasi negara Korea Selatan pada waktu t = yield obligasi negara Jepang pada waktu t � = yield obligasi negara Selandia Baru pada waktu t = yield obligasi negara Australia pada waktu t = Guncangan shocks yang terjadi pada suatu negara pada waktu t = elemen pada baris i dan kolom j dari matriks A Model di atas menjelaskan bahwa pergerakan yield obligasi negara Indonesia pada waktu t dipengaruhi oleh yield obligasi negara-negara ASEAN+6 lainnya pada waktu t-k sebesar a ditambah . Langkah awal yang dilakukan sebelum menganalisis dalam model VAR VECM adalah uji stasioneritas atau unit root test. Uji unit root dilakukan untuk menganalisis apakah data yang digunakan stasioner atau tidak sesuai dengan bentuk tren deterministik yang dikandung oleh setiap variabel. Jika stasioner maka tidak ada akar-akar unit, sebaliknya jika tidak stasioner maka ada akar-akar unit. Hasil series stasioner akan berujung pada penggunaan VAR dengan metode standar. Sementara series nonstasioner akan berimplikasi pada dua pilihan VAR yaitu VAR dalam bentuk differences atau VECM. Standar pengujian Dickey Fuller dilakukan dengan mengestimasi persamaan = −1 + ′ + � setelah mengurangi dengan −1 dari kedua sisi persamaan: ∆ = −1 + ′ + � , 3 dimana = − 1. Hipotesis nol dan hipotesis alternatif dapat ditulis sebagai berikut, : = 0 1 : dan dievaluasi menggunakan nilai t-ratio untuk α: = dimana merupakan estimasi dari α dan se merupakan koefisien standar error. Dickey dan Fuller pada tahun 1979 menunjukkan bahwa dalam hipotesis nol ada akar –akar unit, t-statistics yang diperoleh tidak mengikuti Student’s t-distribution yang konvensional Enders, 2000. Pada saat ini tabulasi yang sering digunakan adalah tabulasi dari MacKinnon 1991,1996 yang mengimplementasikan simulasi-simulasi yang lebih besar dan mendalam Enders, 2000. Dalam banyak penelitian model pengujian unit root adalah model Augmented Dickey Fuller ADF. Secara umum model ini dapat dijelaskan sebagai berikut: ∆ = + −1 + 1 ∆ −1 + 2 ∆ −2 + … … … + ∆ − + + 4 Hipotesis yang diuji masih tetap sama dengan persamaan 3, namun dalam persamaan 4 ada penambahan lag dari variabel dependen, konstanta dan variabel trend . Langkah berikutnya yang dilakukan setelah uji unit root adalah penentuan lag optimal guna memperoleh panjang selang yang tepat akan dilakukan tiga bentuk pengujian secara bertahap. Pada tahap pertama akan dilihat panjang selang maksimum sistem VAR yang stabil. Stabilitas sistem VAR dilihat dari nilai inverse roots karakteristik AR polinomialnya. Suatu sistem VAR dikatakan stabil stasioner jika seluruh roots-nya memiliki modulus lebih kecil dari satu dan semuanya terletak di dalam unit circle Lutkepohl dalam Eviews 6 User’s Guide, 2007. Pada tahap kedua, panjang selang optimal akan dicari dengan menggunakan kriteria informasi yag tersedia. Kandidat selang yang terpilih adalah panjang selang menurut kriteria Likelihood Ratio LR, Final Prediction Error FPE, Akaike Information Criterion AIC, Schwarz Information Criterion SC, dan Hannan-Quin Criterion HQ. Mengacu pada Widyanti dalam Hanie 2006, perhitungan SC adalah sebagai berikut: SC = AIC q + log − 1 5 dimana: q = jumlah variabel T = jumlah observasi AIC = Akaike Information Criterion Perhitungan Akaike Information Criterion AIC sebagai berikut: = � Σε t 2 N + 2 6 dimana : Σ 2 = jumlah residual kuadrat N = jumlah sampel yang beroperasi pada persamaan tersebut k = jumlah variabel yang beroperasi pada persamaan tersebut Besarnya lag optimal ditentukan oleh lag yang memiliki nilai kriteria AIC yang terkecil. Jika kriteria informasi hanya merujuk pada sebuah kandidat selang maka kandidat tersebutlah yang optimal. Jika diperoleh lebih dari satu kandidat, maka pemilihan dilanjutkan pada tahap ketiga. Pada tahap terakhir ini, nilai Adjusted 2 variabel VAR dari masing- masing kandidat selang akan diperbandingkan, dengan penekanan pada variabel- variabel terpenting dari sitem VAR tersebut. Selang optimal akan dipilih dari sistem VAR dengan selang tertentu yang menghasilkan nilai Adjusted 2 terbesar pada variabel-variabel penting di dalam sistem. Langkah terakhir yang dilakukan sebelum melakukan analisis dalam model VARVECM adalah uji kointegrasi yang dapat menjelaskan bahwa variabel yang diamati dalam penelitian ini akan stabil pada jangka panjang. Esensi dari cointegration adalah bahwa series tidak dapat menyebar ke segala arah jauh dari satu sama lain dan menjelaskan bahwa keberadaan hubungan jangka panjang antara series ini dan series yang lain dapat ditulis pada suatu format Error Correction . Salah satu syarat agar tercapai keseimbangan jangka panjang adalah galat keseimbangan harus berfluktuasi sekitar nol dengan kata lain error term harus menjadi sebuah data time series. Berdasarkan definisi, pasar yang terkointegrasi menunjukkan common stochastic trends. Hal ini, sebaliknya malah membatasi jumlah variasi independen di antara pasar tersebut. Oleh karena itu berdasarkan pandangan para investor, pasar yang terkointegrasi akan menunjukkan peluang diversifikasi terbatas. Persyaratan untuk assets yang terkointegrasi pada suatu economic sense untuk membagi common stochastic factors yang mana merupakan definisi alternatif kointegrasi yang dimaksud oleh Chen dan Knez pada tahun 1995 dalam Lucey et al 2004. Terdapat dua metode primer yang muncul untuk menguji derajat kointegrasi di antara indeks. Untuk penjelasan lebih lanjut dapat melihat Enders 2000. Pertama adalah metodologi Engle-Granger Engle dan Granger 1987 untuk menguji cointegration di antara dua variabel. Kedua adalah teknik Johansen-Juselius Johansen 1998 dan Johansen dan Juselius 1990 dalam Lucey et al 2004, untuk menguji cointegration di antara lebih dari dua variabel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan uji kointegrasi adalah Johansen Cointegration Test. Suatu data time series dikatakan terkointegrasi pada tingkat ke-d atau sering disebut Id jika data tersebut bersifat stasioner setelah didiferensiasi sebanyak d kali. Uji kointegrasi Johansen ditunjukkan oleh persamaan berikut: ∆ = + −1 Σ −1 −1 + 7 Komponen dari vektor dikatakan terkointegrasi bila ada vektor β = β1, β2,…, β n sehingga kombinasi linier β bersifat stasioner. Vektor β disebut vektor kointegrasi. Rank kointegrasi pada vektor adalah banyaknya vektor kointegrasi yang saling bebas. Penelitian ini menggunakan asumsi trend ketiga yaitu linear deterministic trend intercept no trend. Jika nilai trace statistic lebih besar daripada critical value 10 persen maka hipotesis alternatif yang menyatakan jumlah kointegrasi diterima sehingga dapat diketahui berapa jumlah persamaan yang terkointegrasi dalam sistem. Tujuan dari uji pada penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah grup dari variabel yang tidak stasioner pada tingkat level memenuhi syarat proses integrasi yang berarti bahwa apakah terdapat hubungan jangka panjang pada pergerakan yield obligasi negara-negara ASEAN+6. Apabila keberadaan bentuk data yang tidak stasioner namun terkointegrasi maka restriksi tambahan harus diberikan dan bentuk VAR yang terestriksi disebut VECM. VECM kemudian memanfaatkan informasi restriksi kointegrasi tersebut ke dalam spesifikasinya. Karena itulah VECM sering disebut sebagai desain VAR bagi series nonstasioner yang memiliki hubungan kointegrasi. Spesifikasi VECM merestriksi hubungan jangka panjang variabel-variabel endogen agar konvergen ke dalam hubungan kointegrasinya, namun tetap membiarkan keberadaan dinamisasi jangka pendek. Istilah kointegrasi dikenal juga sebagai istilah error, karena deviasi terhadap ekuilibrium jangka panjang dikoreksi secara bertahap melalui series parsial penyesuaian jangka pendek. Adapun persamaan VECM Cointegrating-VAR secara matematis ditunjukkan oleh persamaan berikut menurut Verbeek dalam Nugraha 2006 ∆ = 1 − − − + −1 =1 8 dimana, Г : koefisien hubungan jangka pendek : koefisien hubungan jangka panjang : kecepatan menuju keseimbangan speed adjustment

3.2.2. Uji Granger Causality