2.3. Obligasi Negara
Obligasi negara atau biasa disebut dengan obligasi pemerintah government bond merupakan instrumen investasi yang diterbitkan oleh
pemerintah suatu negara yang bertujuan sebagai sumber pembiayaan fiskal pemerintah. Menurut laporan tahunan Bank Indonesia dalam Sasanti 2008
obligasi negara diterbitkan dalam denominasi mata uang domestik maupun mata uang asing yang biasa disebut dengan obligasi internasional sovereign bond.
Obligasi negara merupakan obligasi yang memiliki tingkat risiko rendah atau obligasi yang bebas risiko karena pemerintah dapat menaikkan pajak ataupun
mencetak uang guna melunasi pembayaran obligasinya pada saat jatuh tempo. Terdapat catatan dimana obligasi pemerintah pernah mengalami gagal bayar
seperti yang terjadi pada pemerintah Rusia, walaupun ini sangat langka terjadi. Di Indonesia menurut Departemen Keuangan Republik Indonesia dalam
publikasinya 2009 tentang mengenal surat utang negara menjelaskan bahwa obligasi negara dikenal dengan Surat Utang Negara SUN yang merupakan surat
berharga negara yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang Rupiah maupun valuta asing yang pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara
Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya. Dasar hukum penerbitan SUN dan pengelolaannya diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002
tentang Surat Utang Negara SUN. Tujuan dari penerbitan SUN adalah membiayai defisit APBN, menutupi
kekurangan kas jangka pendek, dan mengelola portofolio utang negara.
Sedangkan manfaat dari penerbitan SUN diharapkan dapat menggali potensi pembiayaan APBN yang lebih besar dari investor pasar modal. Sebagai instrumen
investasi dengan menyediakan alternatif investasi yang relatif bebas risiko gagal bayar dan memberikan peluang bagi investor dan pelaku investor untuk
melakukan diversifikasi portofolionya guna memperkecil risiko investasi. Sebagai instrumen pasar keuangan, Surat Utang Negara dapat memperkuat stabilitas
sistem keuangan dan dapat dijadikan acuan benchmark bagi penentuan nilai instrumen keuangan lainnya.
Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah ada yang berupa Surat Utang Negara SUN dalam rangka program penjaminan dan pembiayaan kredit
program, juga dalam bentuk obligasi negara dalam rangka rekapitalisasi perbankan. Surat utang untuk program penjaminan dan kredit program bersifat
tidak dapat diperdagangkan non-tradable sedangkan dalam rangka rekapitalisasi perbankan obligasi rekap umumnya dapat diperdagangkan tradable kecuali
hedge bonds Sasanti, 2008. Obligasi rekap yang diperdagangkan terbatas hanya
pada jenis fixed rate bonds yang berseri dan jenis variable rate bonds berseri VR. Secara umum jenis SUN dalam publikasi Departemen Keuangan Republik
Indonesia mengenai mengenal surat utang negara dapat dibedakan sebagai berikut:
Surat Perbendaharaan Negara SPN yaitu surat berharga negara yang berjangka waktu sampai dengan 12 bulan dengan pembayaran bunga
secara diskonto. Di beberapa negara SPN lebih dikenal dengan sebutan T-Bills atau Treasury Bills.
Obligasi Negara ON, yaitu berjangka waktu lebih dari 12 bulan baik dengan kupon atau tanpa kupon. Obligasi Negara dengan kupon
memiliki jadwal pembayaran kupon yang periodik tiga bulan sekali atau enam bulan sekali. Sementara Obligasi Negara tanpa kupon
tidak memiliki jadwal pembayaran kupon, dijual pada harga diskon dan pokoknya akan dilunasi pada saat jatuh tempo.
Sukuk merupakan obligasi yang diterbitkan berdasarkan syariah Islam. Sukuk dapat pula diartikan dengan Efek Syariah berupa
sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas
kepemilikan aset berwujud tertentu, nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu, atau kepemilikan atas
aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.
Berdasarkan tingkat kuponnya Obligasi Negara dapat dibedakan menjadi obligasi negara berbunga tetap, yaitu obligasi dengan tingkat bunga tetap setiap
periodenya atau Fixed Rate Bonds dan obligasi berbunga mengambang yaitu obligasi dengan tingkat bunga mengambang atau Variable Rate Bonds yang
ditentukan berdasarkan suatu acuan tertentu seperti tingkat suku bunga SBI Sertifikat Bank Indonesia. Obligasi negara juga dapat dibedakan berdasarkan
denominasi mata uangnya. Pemerintah Indonesia saat ini menerbitkan dalam Rupiah dan USD. Surat Utang Negara juga dapat diterbitkan dalam bentuk warkat
atau tanpa warkat scriplles. Surat Utang Negara yang saat ini beredar,
diterbitkan dalam bentuk tanpa warkat. Surat Utang Negara juga dapat diterbitkan dalam bentuk yang dapat diperdagangkan maupun yang tidak dapat
diperdagangkan. Adapun jenis-jenis obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia
adalah Sasanti, 2008: Obligasi seri FR Fixed Rate adalah obligasi yang memiliki kupon dengan
besaran tingkat bunga tetap, memiliki jangka waktu 3 sampai 10 tahun, yang dibayarkan setiap enam bulan, obligasi ini bertujuan untuk
merekapitalisasi bank-bank dan meningkatkan CAR menjadi 4. Obligasi seri VR Variable Rate adalah obligasi yang besaran tingkat
bunga kuponnya sama dengan kisaran tingkat suku bunga acuan Sertifikat Bank Indonesia SBI memiliki jangka waktu 3 sampai 10 tahun yang
dibayarkan setiap tiga bulan sekali yang bertujuan merekapitalisasi bank dan meningkatkan CAR bank yang negatif menjadi 0.
Obligasi pemerintah yang disebut HB Hedge Bonds yaitu obligasi yang dikaitkan dengan nilai USD yang bertujuan untuk menutup risiko
kewajiban bank dalam valuta asing. Setiap triwulan dan pada saat jatuh tempo pembayaran bunga, dilakukan indeksasi terhadap nilai nominal HB
atas dasar perkembangan Rupiah. Jenis HB ini tidak dapat diperdagangkan.
ORI Obligasi Ritel Indonesia adalah obligasi negara yang dijual kepada individu atau orang perseorangan warga negara Indonesia melalui agen
penjual. Adapun agen penjual yang dimaksud di sini adalah bank dan atau perusahaan efek yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk
melaksanakan penjualan ORI. Ketentuan mengenai penjualan ORI ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36PMK.062006
tentang Penjualan Obligasi Negara Ritel di Pasar Perdana. Penerbitan ORI ini tidak terlepas dari upaya pemerintah untuk mengembangkan pasar surat
utang domestik, dan untuk mengurangi defisit APBN menurut Bank Indonesia dalam Sasanti 2008.
2.4. Integrasi Ekonomi