kekurangan kapasitas institusional untuk menilai dan mengatur risiko yang terkait dengan aliran modal yang besar.
c Liberalisasi jasa keuangan yang tujuan utamanya adalah bebasnya aliran jasa keuangan pada tahun 2020. Beberapa keterbatasan yang diduga dapat
menjadi penghambat adalah ketidaklayakan sarana infrastruktur, kondisi ekonomi dan keuangan yang tidak mendukung, dan kurangnya
pemahaman dan teknik negosiasi liberalisasi sektor jasa keuangan dalam World Trade Organisation
WTO. d Kerja sama nilai tukar yang tujuan utamanya adalah kerjasama nilai tukar
yang lebih dekat untuk meningkatkan perdagangan dalam wilayah dan integrasi ekonomi dan keuangan pada tahun 2020. Hambatan yang dapat
dihadapi dalam pembentukan kerjasama ini adalah kesulitan perilaku swasta untuk menyesuaikan dengan tingkat persaingan dagang yang
semakin besar di dalam wilayah ASEAN.
2.6. Penelitian Terdahulu
Laopodis 2008, menguji tingkat keterkaitan di antara pasar obligasi negara Euro dan non-Euro pada masa sebelum dan sesudah periode perkenalan
Euro . Analisis multivariate cointegration mengindikasikan adanya kointegrasi di
antara pasar obligasi Euro pada masa sebelum perkenalan Euro akan tetapi lemah dibandingkan dengan periode setelah masa perkenalan Euro. Sebaliknya terdapat
bukti hubungan kointegrasi yang kuat di antara pasar obligasi negara-negara non- Euro
pada periode setelah perkenalan Euro. Lebih jauhnya, pada periode setelah perkenalan Euro terdapat beberapa keterkaitan bivariate di antara pasar obligasi
Euro . Akhirnya, pasar obligasi US muncul untuk menyatukan secara langsung
Granger-cause semua pasar obligasi Eropa dalam kedua periode tersebut.
Penemuan ini memiliki implikasi penting untuk para investor, dalam hal diversifikasi manfaat dan bagi pembuat kebijakan dan dalam hal melaksanakan
kebijakan moneter umumnya dengan benar. Lucey et all 2005, menguji integrasi pasar modal Eropa sepanjang tahun
1985-2002 dengan menggunakan perangkat tiga teknik dinamis yang relatif baru untuk mengukur tingkat time-varying integrasi pasar modal dari perspektif
komplementer. Ketiga teknik tersebut disepakati bahwa terdapat suatu peningkatan derajat integrasi di antara pasar modal Eropa khususnya periode
tahun 1997-1998. Bukti ini menunjukkan bahwa meskipun beberapa tahun mendemonstrasikan keinginan politik pemimpin-pemimpin negara Eropa untuk
mengintegrasikan perekonomian mereka, hal ini tidak dilakukan hingga pembentukan European Monetary Union dan European Central Bank sepanjang
tahun 1997-1998 dimana pasar dianggap bahwa integrasi Eropa pada kenyataannya terjadi. Lucey juga memperlihatkan bahwa meskipun hal ini
meningkatkan integrasi, pasar modal Eropa masih lebih didominasi oleh pasar Amerika Serikat dan masih mengarah kepada pasar ini dibandingkan dengan suatu
pengukuran internal umum. Plummer dan Click 2002, negara-negara ASEAN telah mencoba untuk
mendiversifikasikan ketergantungan mereka pada sektor perbankan dalam kendaraan intermediasi keuangan yang baik, meliputi pasar saham dan fixed-
income . Kondisi penawaran dan permintaan seperti ini seperti pasar obligasi
khususnya akan semakin penting di negara-negara ini. Sebagian besar negara anggota telah meluncurkan inisiatif untuk mengembangkan pasar fixed-income
mereka masing-masing. Lebih dari itu, kerjasama finansial sekarang dilakukan pada prioritas peran di dalam proses kerjasama ekonomi ASEAN. Tulisan ini
mempertimbangkan apa yang dibutuhkan untuk memperkuat pasar obligasi individu di ASEAN, sebaik mengembangkan suatu kerangka di dalam dimana
pasar obligasi regional dapat diterbitkan. Lucey et all 2004, menggunakan suatu perangkat teknik-teknik yang
saling melengkapi untuk memeriksa tingkat time-varying integrasi pasar obligasi negara Eropa. Penelitian ini memperhitungkan return dan harga harian sepanjang
periode 1998-2003. Hubungan contemporaneous dan dinamis ditemukan di antara pasar individual Uni Eropa dan pasar Jerman. Bagaimanapun, tidak terdapat bukti
untuk ketiga pasar tambahan yaitu Republik Ceko, Hungaria, dan Polandia. Pasar obligasi Inggris juga dimasukkan dalam penelitian ini. Secara keseluruhan, derajat
integrasi untuk negara tambahan lemah dan stabil meskipun integrasi politik meningkat.
Bhamra 2002, dalam penelitiannya mempelajari efek-efek dari liberalisasi pasar saham pada risk premia ekuitas, volatilitas return saham dan
korelasi return saham antar negara-negara. Pada dua negara, waktu yang berlanjut, dinamisasi ekonomi, Bhamra memecahkan ekuilibrium dalam bentuk
yang relatif sama dengan pasar saham yang berbeda jenis dan derajat integrasinya. Bhamra menemukan bahwa pembukaan pasar saham hanya dalam satu negara
untuk investor eksternal menghasilkan penurunan dalam risiko premium ekuitas
dan volatilitas return pasar saham dan peningkatan dalam korelasi return saham antar negara. Volatilitas dari return saham meningkat pada negara yang tidak
meliberalisasi pasar sahamnya. Ketika kedua negara membuka pasar sahamnya terhadap investor eksternal, risiko premia dan volatilitasnya berkurang pada kedua
negara dan korelasinya meningkat. Lebih jauhnya, ketika negara yang membuka pasar sahamnya relatif kecil, menghasilkan penurunan dalam risiko premium
besar. Sebaliknya efek dari volatilitasnya berkurang. Peningkatan korelasi besar ketika hanya satu negara dimana merupakan negara yang membuka pasar
sahamnya dalam ukuran kecil terhadap investor eksternal tapi berkurang ketika dua negara yang berukuran tidak sama membuka kedua pasar sahamnya. Bhamra
juga menunjukkan perubahan dinamis CAPM dengan tingkat integrasi pasar saham.
Schulz dan Wolff 2008 menguraikan faktor pendorong yang berbeda dari integrasi sovereign bond market dengan mempelajari pergerakan yield negara-
negara EMU, Inggris, dan Amerika dan 16 obligasi Jerman dalam 15 tahun terakhir. Pada suatu frekuensi mingguan yang rendah, integrasi pasar obligasi
meningkat secara berangsur-angsur selama 15 tahun terakhir dalam negara-negara EMU, Inggris, Amerika, dan Jerman. Euro meningkat seiring dengan
peningkatan aliran modal internasional, tampak mendorong integrasi frekuensi rendah. Sebaliknya penyesuaian yield untuk mengubah obligasi acuan Jerman
pada frekuensi tinggi misalnya dua hari, masih relatif rendah hingga Oktober 2000 ketika suatu peningkatan tajam dalam integrasi dapat diobservasi dalam semua
sampel. Peningkatan pada frekuensi integrasi dapat dihubungkan dengan program
perdagangan elektronik menjadi fungsional. Perubahan mata uang nasional menjadi Euro tidak dapat menjelaskan peningkatan dramatis pada frekuensi tinggi
integrasi.
2.7. Kerangka Pemikiran