13
yang cepat terakumulasi logam berat. Jika proses pertukaran ion-ion dan gas-gas melalui insang terganggu, dapat meyebabkan ikan mati lemas Wardoyo 1975
Semakin tinggi konsentrasi timbal yang dipaparkan maka konsumsi oksigen juvenil ikan bandeng dari hari ke hari akan semakin rendah. Hal tersebut
disebabkan karena pada jaringan insang juvenil bandeng terjadi kerusakan akibat terakumulasinya logam timbal pada jaringan tersebut, sehingga pertukaran
oksigen dan gas-gas yang melalui insang menjadi terganggu Ghalib dkk. 2002.
2.7 Pengaruh Toksisitas Nikel terhadap Histopatologis
Tingkat konsumsi oksigen pada dasarnya menunjukkan tingkat metabolisme. Konsumsi oksigen adalah indikator respirasi yang juga
menunjukkan metabolisme energetik Funjaya 2004. Kematian ikan yang disebabkan oleh bahan pencemar, umumnya terjadi karena kerusakan pada bagian
insang dan organ-organ yang berhubungan dengan insang. Insang terletak di luar dan berhubungan langsung dengan air sebagai media hidupnya. Insang merupakan
organ yang pertama kali mendapat pengaruh apabila lingkungan air tercemar oleh bahan pencemar, baik terlarut maupun tersuspensi Siahaan 2003.
Insang terdiri dari sepasang filamen insang, di mana setiap filamen terdiri dari serat melintang yang tertutup epithelium yang tipis disebut lamella. Lamella
merupakan penyusun filamen. Sebuah rangkaian lamella pada satu sisi dari septum interbranchiale disebut hemibranchium. Dua hemibranchium dan septum
interbranchia membentuk insang lengkap disebut holobranchia Lagler et al. 1977.
Keterangan: 1. Eritrosit
2. Epitelium 3. Sel pillar
4. Lumen kapiler 5. Lamella
6. Sel sel interlamella 7. Sel mukus
8. Tulang rawan penopang
Gambar 2 Bagian-bagian lamella insang Lagler et al. 1977
14
Keberhasilan ikan dalam mendapatkan oksigen ditentukan oleh kemampuan fungsi insang untuk menangkap oksigen dalam perairan. Proses penyerapan
oksigen dalam jaringan insang dilakukan oleh darah yang mengalir ke dalam filamen-filamen insang dan akibat adanya perbedaan tekanan gas antara darah dan
filamen dengan air sehingga terjadi difusi gas. Rusaknya jaringan insang akibat adanya pengaruh benda asing atau racun, menyebabkan ikan mengalami
gangguan pernafasan atau lebih lanjut dapat mengakibatkan kematian pada ikan Lagler et al. 1977.
Hasil uji histologi yang dilakukan oleh Ghalib dkk. 2002 menunjukkan bahwa Pb dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan insang khususnya pada
lamella primer dan lamella sekunder sehingga insang tidak dapat berfungsi dengan baik. Sejalan dengan laporan Casarett and Doult 1975 bahwa pada
konsentrasi yang cukup tinggi daya konsentrasi insang juga menurun akibat adanya reaksi antara logam berat timbal dengan protein dan lendir insang yang
membentuk methallotionin dimana struktur ini dapat menghambat kerja enzim pernapasan.
Vernberg and Vernberg 1972 menyatakan bahwa oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau
pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan, jika ikan berada pada medium dengan tekanan parsial oksigennya
lebih rendah dari lingkungan ambien, maka untuk mencukupi kebutuhan oksigenya ikan akan melakukan pemompaan air yang lebih besar melalui
peningkatan frekuensi pergerakan operculum. Selanjutnya dikatakan bahwa meningkatnya CO2 lebih menstimulir respon meningkatnya frekuensi gerakan
operculum dalam respirasi dari pada penurunan kandungan oksigen. Hati sangat rentan terhadap pengaruh berbagai zat kimia dan sering menjadi
organ sasaran utama dari efek racun zat kimia. Oleh karena itu, hati merupakan organ tubuh yang paling sering mengalami kerusakan. Menurut Lu 1995 hal ini
disebabkan sebagian besar toksikan yang masuk ke dalam tubuh setelah diserap oleh usus halus di bawa ke hati oleh vena porta hati. Kerusakan hati tersebut dapat
terjadi karena : 1 Senyawa kimia yang terserap melalui oral akan diabsorbsi dari saluran cerna ke dalam hati melalui vena porta; 2 Senyawa kimia yang
dimetabolisme di dalam hati dieksresikan ke dalam empedu dan kembali lagi ke
15
duodenal; 3 Senyawa asing yang dimetabolisme oleh hati sebagian dilokalisir di dalam hati. Dengan demikian hati merupakan organ yang banyak berhubungan
dengan senyawa kimia sehingga mudah terkena efek toksik Loomis 1978 dalam Siahaan 2003.
Kerusakan hepatosit menurut Robert 2001 dapat dibagi menjadi dua yaitu taksohepatik dan trofohepatik. Kerusakan akibat taksopatik disebabkan oleh
pengaruh langsung dari agen yang toksik, baik berupa zat kimia maupun kuman. Kerusakan akibat trofopatik disebabkan adanya kekurangan faktor-faktor penting
untuk kehidupan sel seperti oksigen atau zat makanan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Darmono 1995 mengatakan bahwa hati ikan yang tercemar logam timbal, kadmium, copper, merkuri mengalami kerusakan berupa
pembendungan, hemoragi dan degenerasi vakuola. Degenerasi vakuola atau pembekakan sel merupakan salah satu indikasi terjadinya perlemakan hati, pada
keadaan ini sel hati tampak membesar. Menurut Ressang 1984, perlemakan yang berlangsung lama dapat menyebabkan terjadinya kerusakan hati yaitu kongesti.
Kongesti adalah terjadinya pembendungan darah pada hati yang disebabkan adanya gangguan sirkulasi yang dapat mengakibatkan kekurangan oksigen dan zat
gizi.
2.8 Pengaruh Toksisitas Nikel Terhadap Kondisi Hematologi Ikan