27
Pengukuran konsumsi oksigen dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada hari ke-0, 8, 16, 24, dan 32.
3.5.2 Kadar Hematokrit Ht
Pengukuran hematokrit menggunakan Microhematocrit method. Ujung mikrohematokritmikrokapiler berheparin yang dapat mencegah pembekuan
darah dalam tabung ditempelkan pada tetesan darah dan dibiarkan mengalir sendiri memasuki ruangan sampai volume darah mencapai ¾ bagian tabung
kemudian salah satu ujung tabung disumbat dengan crestaseal. Darah disentrifuge pada kecepatan 5000 rpm selama 5 menit. Setelah itu akan terbentuk lapisan-
lapisan yang terdiri dari lapisan plasma yang jernih di bagian atas, kemudian lapisan putih abu-abu buffy coat yang merupakan trombosit dan leukosit dan
lapisan eritrosit yang berwarna merah. Nilai hematokrit ditentukan dengan mengukur persentase volume eritrosit dari darah dengan menggunakan alat baca
mikrohematokrit dan dinyatakan dalam persentase Ht.
3.5.3 Kadar Hemoglobin Hb
Pengukuran kadar hemoglobin pada prinsipnya adalah mengkonversikan hemoglobin dalam darah ke dalam bentuk asam hematin oleh asam klorida. Mula-
mula darah diisap menggunakan pipet sahli hingga skala 20 mm
3
3.5.4 Eritrosit
. kemudian dipindahkan ke dalam tabung Hb yang berisi HCl 0.1 N sampai skala 10 kuning.
Didiamkan selama 3–5 menit agar Hb bereaksi dengan HCl membentuk asam hematin, kemudian diaduk dan ditambahkan aquadestila sedikit demi sedikit
hingga warnanya sama dengan standar. Pembacaan skala dilakukan dengan melihat tinggi permukaan larutan yang dikocok dengan skala lajur g yang
menunjukkan banyaknya Hb dalam gram setiap 100 ml darah dan dinyatakan dalam persentase Hb.
Sampel darah diencerkan dengan larutan Hayem untuk menghancurkan sel darah putih agar jumlah sel darah merah dapat dihitung. Pengenceran dilakukan
dengan menggunakan piper pencampur berskala maksimum 101 yang dilengkapi pengaduk. Darah diisap hingga skala 0.5 pada pipet, ujung pipet dibersihkan
dengan tissue, kemudian larutan hayem diisap dengan cepat dan hati-hati hingga
28
skala 101 menggunakan pipet yang sama. Pipet dikocok selama 3 menit dengan hati-hati sehingga darah tercampur merata pada bagian yang bertanda 1–101.
Larutan pada ujung pipet yang tidak tercampur dibuang dengan menggunakan tissue. Darah yang teraduk diteteskan ke dalam hemocytomer yang dilengkapi
dengan gelas penutup hingga memenuhi seluruh permukaan yang berskala. Selanjutnya dilakukan penghitungan di bawah mikroskop.
Untuk menghitung jumlah eritrosit digunakan 5 kotak kecil yang terletak di bagian tengah kamar hitung yaitu empat kotak di sudut-sudutnya dan satu kotak
ditengah-tengah. Satu kotak kecil luasnya adalah 0.2 x 0.2 mm = 0.04 mm
2
, sehingga 5 kotak itu luasnya 5 x 0.04 mm
2
= 0.2 mm
2
. Kedalaman kamar hitung adalah 0.1 mm, sehingga volume cairan di dalam kamar hitung yang diamati
adalah 0.2 mm
2
x 0.1 mm = 0.02 mm
3
atau 2100 mm
3
. Dengan demikian jumlah eritrosit per mm
3
darah dapat diketahui yaitu 1002 = 50 a butir. Karena
menggunakan pengencer 0.5:100 atau 1:200, maka jumlah eritrosit di dalam mm
3
darah dapat diketahui yaitu 50 x 200 x a butir atau a x 10
4
3.5.5 Leukosit