Kadar Glukosa Darah TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Bandeng

19

2.8.5 Rasio Netrofil-Limfosit

Pertahanan tubuh melawan infeksi adalah peran utama leukosit. Jenis sel darah putih yang sudah teridentifikasi dalam darah perifer adalah limfosit, neutrofil, monosit dan trombosit. Kadar limfosit pada ikan kerapu normal adalah 72 dari total leukositnya, sedangkan pada ikan kerapu yang diberi perlakuan hormon hormon steroid LHRHa dosis 50 mgkg bobot badan yaitu 54,5 Fris dkk. 2003. Limfosit merupakan jenis sel leukosit yang paling dominan dalam leukosit ikan dengan kepadatan 48.000 selmm 3 , dengan kisaran normal 71,1- 82,88 dari total leukosit Rostagi 1997. Gambar 3. Ciri komponen leuko sit Peningkatan jumlah limfosit di dalam sirkulasi darah disebut limfositosis sedangkan penurunannya disebut leukopenia. Jumlah limfosit yang tinggi dalam sirkulasi darah akan diimbangi dengan jumlah netrofil yang rendah dan sebaliknya. Penurunan jumlah limfosit dalam darah perifer terjadi karena sebagian besar limfosit dari sirkulasi dan berkosentrasi dalam jaringan dimana terjadi peradangan Jawad et al. 1993.

2.9 Kadar Glukosa Darah

Kata stres bermula dari sebuah kata latin stringere yang berarti ketegangan, dan tekanan. Stress merupakan reaksi yang tidak diharapkan yang muncul karena tingginya tuntutan lingkungan pada organisme. Respon tubuh terhadap stres terdiri dari proses dua tahap, yaitu: respon stres primer, yaitu respon yang membantu kita menghadapi ancaman dari lingkungan kita. Respon stres sekunder, yaitu reaksi 20 saraf yang diawali oleh otak dalam menanggapi apa yang kita butuhkan. Stres pada ikan bisa disebabkan oleh faktor lingkungan pH, tinggi amoniak, rendahnya kadar oksigen, pencemaran, dsb, kepadatan, penanganan dan lain-lain. Salah satu pendekatan yang bisa dilihat pada tubuh ikan saat stres adalah perubahan naik turunnya kadar glukosa darah. Mekanisme terjadinya perubahan kadar glukosa darah selama stres dimulai dari diterimanya informasi penyebab faktor stres oleh organ reseptor. Selanjutnya informasi tersebut disampaikan ke otak bagian hipotalamus melalui sistem syaraf. Hipotalamus memerintahkan sel kromafin untuk mensekresikan hormon katekolamin melalui serabut syaraf simpatik. Adanya katekolamin ini akan mengaktivasi enzim-enzim yang terlibat dalam katabolisme simpanan glikogen, sehingga kadar glukosa darah mengalami peningkatan. Naik turunnya kadar glukosa dalam darah ikan mengindikasikan bahwa ikan sedang lapar atau sedang kenyang. Naiknya glukosa darah menandakan bahwa ikan sedang kenyang, artinya nafsu makan berkurang karena energi yang dibutuhkan oleh tubuh terpenuhi. Sebaliknya, pada saat kadar glukosa darah turun, maka ikan akan merasa lapar sehingga diperlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Pada saat ikan stres menyebabkan kadar glukosa dalam darah terus naik yang diperlukan untuk mengatasi homeostasis dan insulin akan menurun. Dengan tingginya kadar glukosa di dalam darah tersebut maka sinyal dari pusat syaraf menandakan bahwa ikan merasa kenyang, dan ikan tidak mau makan Marcel et al. 2009 Naiknya kadar glukosa darah dibutuhkan untuk proses memperbaiki homeostasis selama stres, namun kebutuhan energi dari glukosa tersebut akan dapat terpenuhi apabila glukosa dalam darah dapat segera masuk ke dalam sel, dan ini sangat bergantung pada kinerja insulin. Tingginya kadar glukosa di dalam darah tersebut maka sinyal dari pusat syaraf menandakan bahwa ikan merasa kenyang, dan ikan tidak mau makan. 21 Tabel 2 Nilai kadar glukosa darah sebelum dan setelah diberi perlakuan stres pada beberapa jenis ikan Species Stresor Glucose mmolL Exposure References Prestres Poststres Rainbow trout Oncorhynchus mykiss Pollutant 4,2 9 acute Miller et al. 2007 Rainbow trout Copper and air exposure 5,1 7,2 Chronic acute Gagnon et al. 2006 Atlantic cod Godus morhua Nitrite exposure 0,17 0,23 Chronic Siikavuopio Saether 2006 Oreochromis niloticus Social stresor 1,9 6,7 Acute Barreto Velpato 2006 Oreochromis niloticus Electroshock 2,2 6,4 Acute Barreto Velpato 2006 Brycon amazonicus Handling and transportation 2,8 10 Acute Urbinati Carneiro 2006 Plectropomus leopardus Capture and handling 1,6 7,9 Chronic Frisch Anderson 2005 Plectropomus moculatus Capture and handling 1,9 7,4 Chronic Frisch Anderson 2005 Sumber : Marcel et al 2009 2.9 Studi Bioassay Ikan merupakan indikator biologik dalam pencemaran air, sedangkan kematian merupakan tolok ukur toksisitas akut pencemar air pada ikan. Pengaruh pencemar air dapat menyebabkan : 1. Merusak insang : gangguan respiratorik dan sirkulatorik, anoksemia dan gangguan fungsi ekskretorik insang 2. Membunuh ikan setelah Absorpsi lewat permukaan mulut, insang dan kulit 3. Membunuh ikan setelah Absorpsi lewat permukaan saluran pencemaan Study bioassay dilakukan sebagai test spesifik untuk menentukan dampak dari polutan dan faktor lingkungan pada biota akuatik dalam keadaan tertentu dan waktu tertentu APHA 1979. Sanusi 2009, terdapat dua tipe dari keracunan akibat logam berat, yaitu : 1. Efek akut, biasanya letal dimana biota akan lansung menderita sesaat setelah dimasukan kedalam media yang terdapat konsentrasi yang tinggi dari polutan dan biasanya berlanjut pada kematian. 2. Efek kronis, biota akan mengalami efek yang lebih lama, biasanya akan berdampak pada pertumbuhan, reproduksi dan pola tigkah laku. Efek dari kronis dapat berupa lethal ataupun sublethal. Berdasarkan tingkatan dari kematian yang disebabkan polutan atau faktor lingkungan, APHA 1979 dan Effendi 1993, mengklasifikasikanya dalam lima kategori : 22 1. Lethal Concentration LC LC ditentukan pada saat mortalitas mencapai 50 dan terjadi setelah 24 jam, 48 jam, atau 96 jam setelah dimasukan kedalam media. 2. Effectif Concentration EC EC ditentukan dimana konsentrasi dapat menyebabkan efek berbahaya seperti perbedaan pola tingkah laku biota dan ketidakseimbangan pada 50 populasi biota akuatik. 3. Incipent Letal Concentration ILC ILC ditentukan pada saat paling tidak 50 dari populasi yang bertahan. 4. Save Concentartion SC Konsentrasi tertinggi yang paling aman bagi biota akuatik 5. Maksimum Allowable Toxicant Concentration MATC Konsentrasi tertinggi yang diperbolehkan ada diperairan yang tidak akan menyebabkan bahaya apapun bagi organisme akuatik. Dari harga LC 50 sangat tinggi : 1 mgL , selanjutnya potensi ketoksikan akut senyawa uji dapat digolongkan menjadi : tinggi : 1 -50 mgL sedang : 50 – 500 mgL sedikit toksit : 500 – 5000 mgL hampir tidak toksit : 5 – 15 gL relatif tidak berbahaya : 15 gL, Balazs T, 1970

2.10 Kualitas Air