2009 yaitu sebesar 14,90 persen. Sedangkan rata-rata rasio marjin laba kotor PT. Goodyear Indonesia Tbk adalah 10,26 persen, yang artinya
setiap Rp. 1,00,- penjualan yang dilakukan perusahaan akan menghasilkan laba kotor sebanyak Rp. 0,1026,-.
Rata-rata rasio marjin laba kotor yang diperoleh perusahaan periode 2006-2010 sedikit lebih rendah dari standar rasio yang
ditetapkan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan terus melakukan efisiensi operasi perusahaan dan penetapan harga jual untuk
mendapatkan laba kotor.
b. Rasio Marjin Laba Bersih Net Profit Margin Ratio
Rasio marjin laba bersih net profit margin ratio menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan yang
dilakukan perusahaan. Selama lima tahun pengamatan, nilai rasio ini menunjukkan nilai yang berbeda-beda. Rata-rata rasio ini selama lima
tahun pengamatan adalah sebesar 3,95 persen, artinya setiap Rp. 1,00,- penjualan perusahaan akan menghasilkan keuntungan bersih sebesar
Rp. 0,0395,-. Pada tahun 2008, rasio ini menunjukkan nilai yang sangat jauh dibawah nilai rata-rata yaitu sebesar 0,07 persen. Hal ini
disebabkan karena pada tahun tersebut pereusahaan mengalami kerugian selisih kurs dalam kegiatan operasional perusahaan.
Pada tahun 2009, rasio ini mengalami peningkatan yang paling besar, yaitu sebesar 9,37 persen. Kondisi peningkatan tersebut
menunjukkan meningkatnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Peningkatan yang terjadi pada nilai penjualan
belum tentu dapat meningkatkan marjin laba bersih karena harus memperhitungkan faktor-faktor pengurang yang biasanya turut
mengalami kenaikan seiring dengan naiknya nilai penjualan. Bila efisiensi dalam harga pokok penjualan maupun beban usaha tidak
ditingkatkan, maka kenaikan pendapatan justru akan memperbesar beban atau biaya yang timbul.
c. Rasio Tingkat Pengembalian Ekuitas ROE
Rasio tingkat pengembalian ekuitas mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat dihasilkan perusahaan atas modal sendiri yang
ditanamkan untuk pembiayaan usaha. Dalam lima tahun pengamatan, nilai rasio ini berfluktuasi dengan nilai rata-rata 13,73 berada diatas
standar perusahaan yang hanya 13,60 persen. Yang artinya dalam setiap Rp. 1,00,- modal sendiri yang ditanamkan, perusahaan
menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,136,-. Pada rasio ini peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2009 yaitu
sebesar 29,15 persen. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya kemampuan modal sendiri perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
sehingga pendapatan yang diterima pemilik perusahaan meningkat. Peningkatan nilai rasio ini disebabkan oleh peningkatan laba bersih
yang lebih besar dibandingkan peningkatan modal sendiri.
d. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi ROI