aktiva yang dibiayai hutang dan aktiva yang dibiayai modal tidak terlalu jauh bedanya.
Dilihat dari Gambar 20, terlihat adanya fluktuasi dengan kecenderungan yang meningkat di tahun 2007-2008. Hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan berani mengambil resiko dengan melakukan pinjaman yang lebih besar untuk membiayai aktivanya
karena adanya perluasan kapasitas produksi, sedangkan di tahun 2009- 2010 relatif menurun dan stabil.
b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DebtEquity ratio
Rasio hutang terhadap ekuitas menunjukkan proporsi hutang yang dapat dijamin dengan modal sendiri. Perkembangan rasio ini
menunjukkan trend yang berfluktuatif setiap tahunnya. Nilai rata-rata untuk rasio ini selama lima tahun terakhir adalah
149,50 persen, yang artinya setiap Rp. 1,00,- modal perusahaan digunakan untuk menjamin Rp. 1,49,-. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki kemampuan untuk menjamin kewajiban perusahaan dengan modal sendiri apabila perusahaan dilikuidasi,
walaupun rata-rata rasio ini berada dibawah standard yang ditetapkan oleh perusahaan. Dilihat dari Gambar 20, rasio ini terus mengalami
peningkatan. Hal ini disebabkan karena komponen hutang mengalami peningkatan yang dikarenakan adanya pinjaman jangka panjang yang
dilakukan perusahaan untuk membiayai perluasan kapasitas produksi.
c. Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas
Rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas menunjukkan proporsi hutang jangka panjang dan modal sendiri dalam pembiayaan
aktiva dan juga merupakan jaminan modal sendiri terhadap hutang jangka panjang. Nilai rata-rata rasio ini selama periode 2006-2010
adalah sebesar 52,51 persen, yang berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp. 0,52,- hutang jangka panjangnya dengan Rp. 1.00,-
modal sendiri.
Rasio ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2008 yakni sebesar 143,62
persen jauh diatas standar rasio perusahaan yaitu sebesar 112 persen. Kenaikan ini terjadi karena hutang jangka panjang perusahaan
mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan modal. Peningkatan hutang jangka panjang perusahaan
disebabkan karena adanya pinjaman jangka panjang yang dilakukan perusahaan yang sebagian besarnya digunakan untuk membiayai
pengembangan kapasitas produksi perusahaan.
d. Rasio Ekuitas terhadap Total Aktiva
Rasio perbandingan antara modal sendiri dengan total aktiva mencerminkan besarnya proporsi jumlah aktiva yang dibiayai dari
pinjaman dan modal sendiri, disamping menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur. Nilai rasio modal sendiri terhadap total aktiva perusahaan
menunjukkan penurunan selama lima periode analisa. Rata-rata nilai rasio ini adalah 43,11 persen. Angka ini berarti bahwa selama lima
tahun pengamatan 43,11 persen aktiva dibiayai dari modal sendiri, sedangkan 56,89 persen dibiayai dari pinjaman.
4.5.3. Rasio Profitabilitas
Analisis profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Selain itu
juga dapat mengetahui efisiensi perusahaan dalam penggunaan atau pengelolaan modal yang dimiliki. Profitabilitas yang baik akan dapat
meningkatkan posisi perusahaan serta memperkecil kemungkinan kebangkrutan.
Analisis profitabilitas PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan menggunakan rasio marjin laba kotor, marjin laba bersih, rasio
tingkat pengembalian investasi dan rasio tingkat pengembalian ekuitas. Perkembangan rasio profitabilitas dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:
Tabel 4. Perkembangan Rasio Profitabilitas Tahun 2006-2010 Kondisi
Rasio Tahun
Rata- rata
2006 2007
2008 2009
2010 Aktual
Gross Profit
8,53 10,32
7,60 14,90
9,94 10,26
Net Profit 2,59
3,89 0,07
9,37 3,84
3,95 ROE
9,03 14,16
0,27 29,15
16,04 13,73
ROI 5,58
7,31 0,08
10,74 5,81
5,90
Standard
Gross Profit
9,00 10,00
8,00 16,00
10,00 10,60
Net Profit 3,00
4,00 -
9,00 4,00
4,00 ROE
9,00 14,00
- 29,00
16,00 13,60
ROI -
- -
- -
-
Sedangkan Grafik trend perkembangan nilai rasio profitabilitas dapat dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21. Perkembangan Rasio Profitabilitas PT. Goodyear Indonesia Tbk Periode 2006-2010
a. Rasio Marjin Laba Kotor Gross Profit Margin Ratio
Rasio marjin laba kotor Gross Profit Margin Ratio memberikan informasi mengenai laba kotor yang dapat dicapai dari
setiap rupiah penjualan yang dilakukan. Perkembangan rasio marjin laba kotor PT. Goodyear Indonesia Tbk menunjukkan nilai yang
berfluktuatif. Dilihat dari Gambar 21 tren rasio menunjukkan kecenderungan meningkat. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun
8,53 10,32
7,60 14,90
9,94 2,59
3,89 0,07
9,37 3,84
9,03 14,16
0,27 29,15
16,04 5,58
7,31 0,08
10,74 5,81
- 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
30,00 35,00
2006 2007
2008 2009
2010 P
er sen
ta se
Tahun Rasio Marjin Laba Kotor
Rasio Marjin Laba Bersih ROE
ROI
2009 yaitu sebesar 14,90 persen. Sedangkan rata-rata rasio marjin laba kotor PT. Goodyear Indonesia Tbk adalah 10,26 persen, yang artinya
setiap Rp. 1,00,- penjualan yang dilakukan perusahaan akan menghasilkan laba kotor sebanyak Rp. 0,1026,-.
Rata-rata rasio marjin laba kotor yang diperoleh perusahaan periode 2006-2010 sedikit lebih rendah dari standar rasio yang
ditetapkan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan terus melakukan efisiensi operasi perusahaan dan penetapan harga jual untuk
mendapatkan laba kotor.
b. Rasio Marjin Laba Bersih Net Profit Margin Ratio