Komposisi Neraca Proyeksi Keuangan Perusahaan

Berdasarkan tingkat perbandingan akurasi, dapat dilihat bahwa tingkat akurasi menggunakan α = 0,2 dan β = 0,2 lebih tepat digunakan dibandingkan dengan α sebesar 0,4 dan β sebesar 0,3. Hal ini dibuktikan dengan forecast errornya, dimana MAPE, MAD dan MSD nya paling kecil. Dengan demikian diperoleh data mengenai proyeksi laba bersih tahun 2011 adalah Rp 99.766.000.000 dan untuk tahun 2012 sebesar Rp 115.931.000.000. 4.4. Komposisi Keuangan Perusahaan Analisis persentase per komponen atau analisis vertikal adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui proporsi investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya. Selain itu, untuk mengetahui struktur permodalan dan komposisi biaya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah pendapatan perusahaan. Dalam penelitian ini, analisis persentase per komponen juga merupakan analisis pendukung dari analisis rasio yang digunakan dalam mengintrepetasikan hasil analisis rasio. Hasil analisis persentase per komponen terhadap laporan neraca dan rugi laba dilihat pada lampiran 10 dan 11.

4.4.1. Komposisi Neraca

Analisis persentase per komponen terhadap laporan neraca dilakukan terhadap komponen-komponen yang digunakan dalam analisis rasio untuk melihat kondisi likuiditas dan solvabilitas perusahaan. Komponen tersebut adalah total aktiva, total hutang dan modal sendiri. Analisis ini bertujuan untuk memberikan gambaran bagaimana perubahan yang terjadi pada tiap- tiap pos dalam laporan neraca dan juga untuk melihat struktur permodalan perusahaan serta proporsi investasi pada aktiva perusahaan. Berdasarkan hasil analisis persentase per komponen terhadap laporan neraca menunjukkan bahwa pada sisi aktiva, komponen aktiva tetap memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar untuk periode 2008-2010. Hal ini disebabkan karena menurunnya persediaan yang dimiliki perusahaan dan piutang. Berbeda dengan aktiva lancar, aktiva tetap terus mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2008-2010. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan selama periode 2008-2010 lebih banyak mengalokasikan dananya untuk melakukan investasi jangka panjang, dalam hal ini adalah gedung dan mesin untuk perluasan produksi. Perkembangan dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16. Perkembangan Proporsi Komponen Aktiva Terhadap Total Aktiva PT. Goodyear Indonesia Tbk Periode 2006-2010 Sedangkan untuk komponen passiva selama lima tahun terakhir 2006-2010, sumber dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan berasal dari hutang, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang serta modal. Proporsi hutang rata-rata adalah sebesar 56,89 persen, sedangkan rata-rata untuk modal adalah sebesar 43,11 persen, sedikit lebih kecil dari hutangnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam 3 tahun terakhir perusahaan lebih banyak menggunakan hutang untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan dibandingkan dengan modal sendiri perusahaan. Perkembangan proporsi passiva dapat dilihat pada Gambar 17. 68,07 56,71 43,58 35,35 45,57 31,93 43,29 56,42 64,65 54,43 - 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 2006 2007 2008 2009 2010 P r o po r si T e r ha da p T ot al A k ti va Tahun Aktiva Lancar Aktiva Tetap Gambar 17. Perkembangan Proporsi Komponen Passiva Terhadap Total Passiva PT. Goodyear Indonesia Tbk Periode 2006-2010

4.4.2. Komposisi Rugi Laba