bersih masing-masing sebesar 476,78 persen. Pada tahun ini perusahaan memperoleh keuntungan selisih kurs yang sangat besar dengan kurs yang
berlaku 1 = Rp 9.400,-.
4.3. Proyeksi Keuangan Perusahaan
Analisis peramalan digunakan dalam menentukan proyeksi keuangan perusahaan untuk tahun 2011. Dilihat dari uji pola data yang dilakukan
dengan Time Series Out untuk komponen neraca dan rugi laba menunjukkan bahwa pola data untuk komponen neraca dan rugi laba tidak stasioner.
Diketahui bahwa adanya trend pada data, maka penggunaan peramalan yang tepat untuk data yang tidak stasioner akan lebih tepat jika menggunakan
metode Double Exponential Smoothing. Hasil uji pola data neraca dan rugi laba dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7. Sedangkan untuk peramalan
kebutuhan keuangan yang digunakan dengan metode double exponential smoothing
untuk neraca dan rugi laba tahun 2011 dan 2012 dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9.
4.3.1. Neraca
Analisis forecasting atau peramalan terhadap komponen neraca dilakukan untuk melihat kondisi keuangan di masa yang akan datang, yaitu
untuk periode 2011 dan 2012. Komponen tersebut adalah aktiva lancar, aktiva tetap, hutang lancar, hutang tidak lancar dan ekuitas perusahaan.
Analisis terhadap komponen neraca ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dana untuk masing-masing komponen.
1. Aktiva Lancar
Untuk mengetahui parameter yang akan digunakan, maka dilakukan pengujian dengan
α = 0,2 dan β = 0,2 serta α = 0,4 dan β = 0,3 untuk memprediksi aktiva lancar di masa mendatang. Hasil tingkat
akurasi yang dihasilkan sebagai berikut :
Berdasarkan tingkat perbandingan akurasi, dapat dilihat bahwa tingkat akurasi menggunakan
α = 0,2 dan β = 0,2 lebih tepat digunakan dibandingkan dengan
α sebesar 0,4 dan β sebesar 0,3. Hal ini dibuktikan dengan forecast errornya, dimana MAPE, MAD dan MSD nya paling
kecil. Dengan demikian diperoleh data mengenai proyeksi aktiva lancar untuk tahun 2011 adalah Rp 550.950.000.000 dan untuk tahun 2012
sebesar Rp 600.878.000.000. Berikut ini adalah grafik peningkatan aktiva lancar periode 2011 dan 2012:
Gambar 7. Proyeksi Aktiva Lancar Tahun 2011 dan 2012
2. Aktiva Tetap
Untuk mengetahui parameter yang akan digunakan, maka dilakukan pengujian dengan
α = 0,2 dan β = 0,2 serta α = 0,4 dan β = 0,3 untuk memprediksi aktiva tetap di masa mendatang. Hasil tingkat akurasi
yang dihasilkan sebagai berikut :
Berdasarkan tingkat perbandingan akurasi, dapat dilihat bahwa tingkat akurasi menggunakan
α = 0,2 dan β = 0,2 lebih tepat digunakan dibandingkan dengan
α sebesar 0,4 dan β sebesar 0,3. Hal ini dibuktikan dengan forecast errornya, dimana MAPE, MAD dan MSD nya paling
kecil. Dengan demikian diperoleh data mengenai proyeksi aktiva tetap untuk tahun 2011 adalah Rp 898.759.000.000 dan untuk tahun 2012
sebesar Rp 1.042.491.000.000. Berikut ini adalah grafik peningkatan aktiva tetap tahun 2011 dan 2012:
Gambar 8. Proyeksi Aktiva Tetap Tahun 2011 dan 2012
3. Hutang Lancar
Untuk mengetahui parameter yang akan digunakan, maka dilakukan pengujian dengan
α = 0,2 dan β = 0,2 serta α = 0,4 dan β = 0,3 untuk memprediksi hutang lancar di masa mendatang. Hasil tingkat
akurasi yang dihasilkan sebagai berikut :
Gambar 9. Proyeksi Hutang Lancar Tahun 2011 dan 2012 Berdasarkan tingkat perbandingan akurasi, dapat dilihat bahwa
tingkat akurasi menggunakan α = 0,2 dan β = 0,2 lebih tepat digunakan
dibandingkan dengan α sebesar 0,4 dan β sebesar 0,3. Hal ini dibuktikan
dengan forecast errornya, dimana MAPE, MAD dan MSD nya paling kecil. Dengan demikian diperoleh data mengenai proyeksi hutang lancar
untuk tahun 2011 adalah Rp 683.180.000.000 dan untuk tahun 2012 sebesar Rp 795.567.000.000.
4. Hutang Tidak Lancar