Gambar 5. Perkembangan Komponen Solvabilitas dan Aktiva Tetap Terhadap Laporan Neraca PT. Goodyear Indonesia Tbk
Periode 2006-2010 Berdasarkan analisis trend dengan menggunkan tahun dasar terhadap
komponen-komponen laporan neraca yang mencerminkan solvabilitas perusahaan menunjukkan kecenderungan yang meningkat dalam dua tahun
terakhir dengan laju peningkatan terbesar terjadi dalam komponen aktiva tetap, total hutang, total aktiva dan modal sendiri. Dalam Gambar 5, terlihat
peningkatan terbesar terjadi pada komponen aktiva tetap tahun 2009 dan 2010 yang meningkat masing-masing sebesar 501,93 persen dan 431,08
persen dari tahun dasarnya. Untuk total hutang peningkatan terbesar terjadi dari tahun 2008-2010 yaitu sebesar 4 kali lipat dari tahun dasarnya.
Kenaikan yang besar ini dikarenakan perusahaan mempunyai hutang kepada pihak hubungan istimewa. Selanjutnya peningkatan total aktiva terbesar
terjadi pada tahun 2009 dan 2010 masing-masing sebesar 247,91 persen dan 252,90 persen dari tahun dasarnya yang dikarenakan karena kenaikan kas
dan setara kas dan aktiva tetap. Sedangkan peningkatan komponen modal sendiri lebih disebabkan karena peningkatan saldo laba.
4.2.2. Perkembangan Rugi Laba
Analisis trend terhadap laporan rugi laba perusahaan dilakukan pada komponen-komponen yang digunakan untuk melihat kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba. Komponen-komponen tersebut adalah nilai pendapatan usaha, harga pokok penjualan, beban usaha dan laba bersih.
100,00 172,77
397,13 501,93
431,08
100,00 161,35
417,93 410,25
422,70
100,00 106,50
105,51 147,69
148,07 100,00
127,44 224,76
247,91 252,90
- 50,00
100,00 150,00
200,00 250,00
300,00 350,00
400,00 450,00
500,00 550,00
2006 2007
2008 2009
2010 T
r e
nd
Tahun Aktiva Tetap
Total Hutang Modal Sendiri
Total Aktiva
Gambar 6. Perkembangan Terhadap Laporan Rugi Laba PT. Goodyear Indonesia Tbk Periode 2006-2010
Pada Gambar 6 terlihat bahwa penjualan cenderung mengalami peningkatan, namun peningkatan penjualan tidak terlalu besar dari tahun
dasar. Peningkatan penjualani juga diikuti dengan peningkatan harga pokok penjualan yang hampir sama besar dengan penjualan.
Berbeda dengan penjualan dan harga pokok penjualan yang mengalami peningkatan, beban usaha mengalami perubahan yang fluktuatif
peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2010, hal ini disebabkan karena peningkatan beban umum dan administrasi perusahan masing-masing
sebesar 186,72 persen dan 166,97 persen dari tahun dasarnya. Peningkatan beban usaha tersebut disebabkan meningkatnya biaya iklan dan promosi
yang dilakukan untuk meningkatan penjualan. Terlihat pada Gambar 6, bahwa peningkatan laba bersih juga mengalami perubahan yang fluktuatif.
Dapat terlihat bahwa pada tahun 2008 perusahaan mengalami penurunan laba bersih dan hanya memperoleh laba bersih sebesar 3,20 persen. Hal ini
disebabkan karena peningkatan penjualan yang dilakukan perusahaan juga diikuti oleh peningkatan harga pokok penjualan dan beban usaha
perusahaan. Selain itu pada tahun 2008 perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang sangat besar. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2008
Indonesia mengalami krisis ekonomi hingga melemahnya Rupiah Rp terhadap Dolar Amerika Serikat USD dan kurs yang berlaku pada tahun
2008 adalah 1 = Rp 11.050. Pada tahun 2009 kembali memperoleh laba
100,00 110,83
126,68 131,59
177,32 100,00
108,66 127,97
122,44 174,59
100,00 111,30
105,87 133,39
177,36 100,00
166,95 3,20
476,78 263,06
- 50,00
100,00 150,00
200,00 250,00
300,00 350,00
400,00 450,00
500,00
2006 2007
2008 2009
2010 T
r e
nd
Tahun Penjualan
Harga Pokok Penjualan Beban Usaha
Laba Bersih
bersih masing-masing sebesar 476,78 persen. Pada tahun ini perusahaan memperoleh keuntungan selisih kurs yang sangat besar dengan kurs yang
berlaku 1 = Rp 9.400,-.
4.3. Proyeksi Keuangan Perusahaan