Perlindungan opsi, kualitas, dan akses yang lahir dari keadilan antar generasi

29

4.1. Perlindungan opsi, kualitas, dan akses yang lahir dari keadilan antar generasi

Dalam pandangan Weiss, konsep keadilan antara generasi telah melahirkan kewajiban lingkungan planetary obligations berupa tiga jenis perlindungan, yaitu: perlindungan opsi conservation of options, perlindungan kualitas conservation of quality, dan perlindungan atas akses conservation of access. 114 Ketiga aspek perlindungan ini berlaku tidak hanya dalam konteks intra generasi, tetapi juga antar generasi. Dalam hal ini, ketiga aspek perlindungan ini bertujuan agar setiap generasi memiliki tingkat pemanfaatan yang setidaknya sama dengan tingkat pemanfaatan dari generasi sebelumnya, sambil mendorong terjadinya perbaikan keadaan bagi tiap generasi. Ketiganya berfungsi pula untuk menetapkan batasan bagi tiap negara ketika mengeksploitasi sumber daya miliknya. Lebih penting lagi, ketiga aspek perlindungan ini memiliki peran untuk mengubah asumsi pembangunan, dari asumsi yang mendorong terjadinya konsumsi dan eksploitasi selama belum ada alasan untuk menghentikannya, menjadi asumsi yang menginginkan adanya pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan dan perlindungan lingkungan selama belum ada alasan kuat untuk tidak melakukan pemanfaatan berkelanjutan dan perlindungan tersebut. 115 Perlindungan opsi conservation of options diartikan sebagai perlindungan keanekaragaman sumber daya yang tersedia. Menurut Weiss, perlindungan opsi ini tidaklah berarti bahwa kondisi status quo harus dilindungi, karena perlindungan seperti ini hanya akan melanggenggkan kondisi hidup dari mereka yang miskin. Weiss berpendapat bahwa perlindungan opsi dapat berarti perbaikan kehidupan, yang dicapai melalui pengembangan teknologi dan penciptaan berbagai alternatif sumber daya alam, sambil melakukan upaya pemanfaatan secara lebih efisien dan perlindungan terhadap sumber daya alam yang saat ini tersedia. Tujuannya adalah tercapainya keseimbangan keanekaragaman sumber daya alam. 116 Dengan demikian, perlindungan opsi menginginkan agar keanekaragaman pilihan atas sumber daya alam yang dimiliki oleh generasi yang akan datang, setidaknya, tidak lebih buruk dari keaneragaman pilihan yang dimiliki oleh generasi sekarang. Jika kita memiliki opsi untuk memanfaatkan atau tidak memanfaatkan sumber daya hutan, maka generasi yang sama pun harus memiliki opsi yang tidak boleh lebih buruk dari opsi yang kita miliki sekarang. 114 Edith Brown Weiss, “Intergenerational Equity and Rights of Future Generation”, The Modern World of Human Rights: Essays in Honour of Thomas Buergenthal, hal. 608-609. 115 Edith Brown Weiss, “Intergenerational Equity in International Law”, Proceedings of the Annual Meeting American Society of International Law, Vol. 81, April 8-11, 1987, hal. 131. Keseluruhan pendapat Weiss dalam kaitannya dengan keadilan antar generasi didasarkan pada teori keadilan John Rawls. Sebagai landasan etis untuk keadilan antar generasi, Weiss menyatakan: “In answering this question it is useful to borrow from John Rawls who describes a condition of veiled ignorance in which every generation exists somewhere in the spectrum of time, but does not know in advance where it will be located. Future generations would want to inherit the Earth in as good a condition as did their ancestors and with at least comparable access to its resources. This requires that each generation leave the planet in no worse condition than it received it, and to provide succeeding generations equitable access to its resources and benefits.” Lihat: Edith Brown Weiss, “In Fairness to Future Generations and Sustainable Development”, American University International Law Review, Vol. 81, 1992, hal. 21. Untuk diskusi tentang penggunaan teori John Rawls dalam pembangunan berkelanjutan termasuk keadilan antar generasi, lihat: Andri G.Wibisana, “Pembangungan Berkelanjutan: Status Hukum dan Pemaknaannya”, Jurnal Hukum dan Pembangunan, 2013 forthcoming. 116 Edith Brown Weiss, 1987, op.cit. note 115, hal. 130. 30 Perlindungan atas kualitas Conservation of Quality menginginkan agar kita meninggalkan kualitas alam dan lingkungan hidup yang tidak lebih buruk dari kualitas yang kita terima dari generasi sebelum kita. Hal ini tidak berarti kondisi lingkungan saat ini tidak boleh berubah, sebab jika demikian halnya, maka perlindungan kualitas akan bertentangan dengan perlindungan akses yang memang memungkinkan adanya pemanfaatan lingkungan. Lebih jauh lagi, dalam pandangan Weiss, perlindungan kualitas memerlukan adanya pengembangan ukuran mengenai kualitas sumber daya lingkungan, serta peningkatan kapasitas pengetahuan dan kemampuan manusia untuk memprediksi titik kritis breaking points dari sistem alam dan sosial yang ada. 117 Dengan demikian, maka keadilan antar generasi menuntut agar kualitas lingkungan dan sumber daya alam yang dimiliki oleh generasi yang akan datang, tidak lebih buruk dari kualitas yang dimiliki oleh generasi sekarang. Mengingat generasi yang akan datang sepenuhnya tergantung dari keputusan dan tindakan yang diambil dari generasi sekarang, maka generasi sekaranglah yang memikul kewajiban untuk menjamin tidak menurunnya kualitas lingkungan dan sumber daya alam ini. Perlindungan akses conservation of access mencerminkan adanya alokasi hak dan akses terhadap sumber daya alam yang seimbang antar generasi yang berbeda dan antar sesama anggota dari generasi sekarang. Dengan demikian, perlindungan akses memberikan hak yang adil equitable rights dan non-diskriminatif terhadap setiap warga dari generasi sekarang untuk menggunakan sumber daya lingkungan guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. Namun demikian, dalam penggunaan sumber daya ini, setiap anggota generasi sekarang memiliki kewajiban yang adil equitable duties untuk menjamin bahwa tindakannya tidak akan mengurangi akses generasi yang datang terhadap sumber daya tersebut. 118 Lebih jauh lagi, mengingat ketergantungan dari generasi yang akan datang terhadap generasi sekarang, maka generasi sekarang lah yang memikul kewajiban untuk menjamin 117 Ibid., hal. 130-131. 118 Ibid., hal. 131. Atas dasar ini, maka Weiss meyakini bahwa keadilan antar generasi sangat terkait erat dengan keadilan intra generasi. Bahkan, menurut Weiss, keadilan antar generasi ini mengandung dimensi keadilan intra generasi, di mana pada satu sisi generasi yang akan datang memiliki hak dan kewajiban atas perlindungan lingkungan yang dapat mereka minta kepada setiap anggota dari generasi yang akan datang dan dari generasi yang berbeda, sedang di sisi lainnya setiap anggota dari satu generasi memiliki hak dan kewajiban atas alokasi yang adil dari manfaat dan biaya dari perlindungan lingkungan. Lebih jauh lagi, dimensi keadilan intra generasi di dalam keadilan antar generasi dapat dilihat, misalnya, dari pengentasan kemiskinan sebagai upaya yang tidak hanya berguna bagi peningkatan kesejahteraan generasi sekarang, tetapi juga bagi kesejahteraan generasi yang akan datang. Setiap anggota dari generasi sekarang, karenanya, memiliki hak atas alokasi dan akses yang adil terhadap manfaat dari lingkungan hidup. Dalam bahasa Weiss, “[T]he fulfillment of intergenerational obligations requires attention to certain aspects of intragenerational equity. As is well-known, poverty is a primary cause of ecological degradation. Poverty-stricken communities, which by definition have unequal access to resources, are forced to overexploit the resources they do have so as to satisfy their own basic needs. As an ecosystem begins to deteriorate, the poor communities suffer most, because they cannot afford to take the mieasures necessary to control or adapt to the degradation, or to move to pristine areas. “Thus, to implement intergenerational equity, countries need to help poor communities to use the natural environment on a sustainable basis, to assist them in gaining equitable access to the economic benefits from our planet, such as potable water, and to help protect them from degraded environmental quality. As beneficiaries of the planetary legacy, all members of the present generation are entitled to equitable access to and use of the legacy.”—[garis bawah dari penulis]. Lihat: Edith Brown Weiss, “Our Rights and Obligations to Future Generations For The Environnient”, The American Journal of International Law, Vol. 841, Jan. 1990, hal. 201. 31 ketersediaan akses yang tidak lebih buruk bagi generasi yang akan datang, serta untuk memastikan bahwa generasi yang akan datang memiliki kapasitas yang sama untuk hidup dalam tingkat kesejahteraan yang tidak lebih buruk dari generasi sekarang. Dalam bahasa Beder, perlindungan akses mengindikasikan bahwa “current generations should ensure that future generations can also enjoy this access. Equity and fairness would seem to require that future generations not only be able to subsist but that they have the same level of opportunities to thrive and be happy as current generations”. 119

4.2. Hak atas lingkungan yang baik, hak gugat, dan keadilan antar generasi