III. BAHAN DAN METODE
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran Balitsa Lembang, Bandung serta di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah,
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB. Penelitian ini dilaksanakan sejak Oktober 2009 hingga Mei 2010.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan adalah kotoran sapi yang telah diinkubasi selama tiga minggu dan disaring, benih jagung hibrida, bahan-bahan kimia yang
dibutuhkan untuk analisis di laboratorium. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah peralatan di lapang seperti
cangkul, kored, tugal, skop, stik bambu, dan tali raffia, pisau, ring sample, plastik untuk contoh tanah, dan plastic tape. Alat-alat keperluan penelitian di
laboratorium antara lain adalah timbangan dan alat-alat gelas seperti gelas piala, gelas ukur, botol penampung, labu destilasi, buret, erlenmeyer, labu takar, dan
sebagainya.
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, dengan menggunakan dua perlakuan yaitu perlakuan kontrol 0 ton ha
-1
dan perlakuan kotoran sapi 20 ton ha
-1
. Masing-masing perlakuan memiliki tiga kali ulangan yaitu tiga petak kontrol dan tiga petak perlakuan kotoran sapi.
3.3.1. Petak Penelitian
Lahan selebar 72 m x 12 m dibagi menjadi enam petak dengan masing- masing petak berukuran 12 m x 8 m. Setiap petak terdiri dari 11 baris dengan
jarak parit antar petak adalah 80 cm. Denah lahan ditampilkan pada Gambar 1 sedangkan denah tanaman dalam satu petakan dapat dilihat pada Gambar
Lampiran 1.
Gambar 1 . Denah Lahan Penelitian di Lapang.
Jarak parit antar petak Petak kotoran sapi
20 ton ha
-1
Petak kontrol
72 m 12 m
8 m
U
0.8 m
3.3.2. Persiapan Awal
Kotoran sapi yang masih segar disiapkan pada sebuah lahan kering. Kotoran sapi tersebut dikeringudarakan selama kurang lebih tiga minggu.
Kemudian kotoran tersebut disaring dengan saringan 0.5 cm. Selama penyiapan kotoran sapi tersebut dilakukan pengambilan contoh tanah awal yang akan
digunakan untuk analisis awal di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah. Pengaplikasian kotoran sapi dilakukan dengan menebar kotoran sapi pada
petak perlakuan hanya dibarisnya saja. Dosis kotoran sapi yang diaplikasikan adalah sekitar 17.5 kg per barisnya. Setelah diaplikasikan kotoran tersebut
diinkubasi selama dua minggu sebelum ditanami jagung.
3.3.3. Pemeliharaan Tanaman
Selama proses inkubasi dilakukan persiapan-persiapan untuk menanam. Benih yang digunakan untuk penelitian ini adalah benih jagung hibrida bisi-2.
Setelah inkubasi dua minggu, benih ditanam dengan jarak tanam 80 cm x 40 cm. Pemeliharaan dilakukan dengan menyiram tanaman dan mencabuti gulma.
Penggunaan pestisida dilakukan jika terlihat ada gejala terserang hama atau penyakit. Selama masa tanam juga dilakukan pengukuran tinggi tanaman, tetapi
data tinggi tanaman tidak dipergunakan dalam cakupan penelitian ini.
3.3.4. Pengambilan Contoh Tanah
Contoh tanah untuk analisis pendahuluan diambil sebelum tanam. Contoh tanah diambil secara komposit di daerah perakaran tanaman rhizosfer. Contoh
tanah untuk analasis C-organik dan N-tersedia diambil di lima titik pada petak secara secara acak dan komposit. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada
minggu ke-1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, dan 14. Contoh tanah-contoh tanah ini dianalisis di laboratorium untuk penetapan N-NH
4 +
dan N-NO
3 -
.
3.3.5. Analisis Laboratorium