Pengaruh Pemberian Kotoran Sapi pada Perubahan Kadar Amonium dan Nitrat pada Andisol Lembang.

4.4 Pengaruh Pemberian Kotoran Sapi pada Perubahan Kadar Amonium dan Nitrat pada Andisol Lembang.

Data hasil pengukuran N-NH 4 + terdapat pada Gambar 4. Berdasarkan kurva Gambar 4 dapat dilihat perbandingan kadar N-NH 4 + antara petak kontrol dan petak perlakuan kotoran sapi. Hasil inkubasi selama 14 minggu memperlihatkan bahwa pada petak kotoran sapi memiliki kadar N-NH 4 + lebih tinggi dibandingkan petak kontrol. Kadar N-NH 4 + yang tinggi pada minggu pertama inkubasi disebabkan karena pemberian kotoran sapi dapat menambah bahan organik dan unsur hara dalam tanah, yang dapat menyebabkan bertambahnya jumlah mikroba yang ada. Bahan organik merupakan sumber energi bagi mikroba sehingga mereka lebih banyak memiliki sumber energi untuk merombak N-organik menjadi N-tersedia. Proses mineralisasi terjadi sejak minggu pertama inkubasi. Namun pada minggu terakhir terlihat bahwa kadar N-NH 4 + pada petak kotoran sapi lebih rendah dari petak kontrol. Hal ini dapat disebabkan karena bahan organik yang ada telah berkurang keberadaannya sehingga menyebabkan kurang tersedianya N- NH 4 + . Gambar 4. N-NH 4 + pada Petak Kontrol dan Petak Kotoran Sapi di Andisol Lembang selama 14 Minggu. Data hasil pengukuran N-NO 3 - terdapat pada Gambar 5. Kadar N-NO 3 - petak kotoran sapi pada tiga minggu pertama lebih rendah daripada petak kontrol sehingga jika dihitung jumlah bersih N-NO 3 - yang didapat akan menunjukkan angka negatif. Menurut Chaves et al., 2004 Angka negatif dapat menjadi indikasi bahwa terjadi proses immobilisasi. Gambar 5. N-NO 3 - pada Petak Kontrol dan Petak Kotoran Sapi di Andisol Lembang selama 14 Minggu. Gambar 6 . Perubahan pH Tanah pada Petak Kontrol dan Petak Kotoran Sapi Selama 14 Minggu. Nilai NO 3 - Gambar 5 jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai NH 4 + Gambar 4 karena memang pH selama masa inkubasi sangat sesuai untuk terjadi proses nitrifikasi Funakawa et al., 2009. Kadar N-NO 3 - tinggi sejak minggu pertama. Hal ini dapat disebabkan karena proses nitrifikasi telah terjadi sangat cepat sejak minggu pertama. Kadar N-NH 4 + sangat jelas menurun mulai minggu ke-3. Hal ini diperkuat oleh meningkatnya kadar N-NO 3 - mulai minggu ke-3 baik pada petak kontrol maupun petak kotoran sapi. Hasil ini juga menunjukkan bahwa ternyata pada petak kontrol tanpa perlakuan terjadi mineralisasi N. Peningkatan N-NO 3 - juga dapat dipengaruhi oleh pH, karena proses nitrifikasi dipengaruhi oleh pH. Pada pH lebih dari 5.5 bakteri nitrifikasi dapat berkembang dengan baik Hardjowigeno, 2007. Nitrifikasi meningkat bersama dengan meningkatnya pH Bremner dan Blackmer, 1981 dalam Milne, et al., 2005. Penelitian yang dilakukan oleh Burger dan Venterea 2007 juga menunjukkan pola yang sama yaitu penurunan N-NH 4 + dan peningkatan N-NO 3 - pada tanah dengan perlakuan kotoran sapi yang dicampur dengan jerami. Gambar 7 . Grafik Total N-tersedia N-NH 4 + dan N-NO 3 - pada Petak Kontrol dan Petak Kotoran Sapi. Jumlah dari N-NH 4 + dan N-NO 3 - adalah jumlah N-tersedia. Pada Gambar 7 diperlihatkan pada 3 minggu pertama inkubasi jumlah N-tersedia petak kotoran sapi lebih rendah daripada petak kontrol, sedangkan sejak minggu ke-4 jumlah N- tersedia pada petak kotoran sapi lebih tinggi. Penurunan kadar N-tersedia pada minggu ke-2 diduga terjadi karena proses immobilisasi ataupun karena diserap oleh tanaman. Rendahnya jumlah N-tersedia di petak kotoran sapi pada tiga minggu awal diduga karena proses yang terjadi adalah proses immobilisasi, yaitu proses pengikatan nitrogen oleh mikroorganisme dalam bentuk organik sehingga kurang tersedia. Hal ini didukung dengan nilai Nisbah CN pada kotoran sapi tersebut yaitu sebesar 43.7 dapat dilihat pada Tabel 2. Nisbah CN adalah sebuah indikator tingkat perombakan bahan organik. Nilai Nisbah CN yang lebih besar dari tiga puluh maka terjadi immobilisasi Syukur dan Harsono, 2008.

4.5. Model Persamaan